Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hentikan 7 Kebiasaan "Unfaedah" Ini Agar Hidup Kita Lebih Positif

KOMPAS.com - Nikmat atau tidaknya menjalani kehidupan sebenarnya bergantung pada bagaimana cara kita berpikir dan berperilaku.

Itu penting untuk diperhatikan karena kita terkadang mengurusi hal-hal yang tidak perlu untuk dipikirkan.

Akibatnya adalah kehidupan kita terasa semakin melelahkan dan benak kita selalu diselimuti pikiran yang negatif.

Agar hal tersebut tidak terjadi sebaiknya kita mulai merubah kebiasaan hidup. Caranya adalah menghentikan tujuh kebiasaan ini kalau mau hidup lebih positif dan sehat secara mental.

1. Membandingkan diri sendiri dengan orang lain

Saat melihat orang lain lebih berhasil dan berduit ada baiknya kita memetik pelajaran hidup darinya.

Kita sebaiknya tidak membandingkan diri dengan orang lain yang jelas-jelas punya kehidupan dan kemampuan yang berbeda.

Keseringan membandingkan-bandingkan diri dengan orang lain disebut psikolog asal New York University, Renee Exelbert, Ph.D hanya membuat kita mengalami stres dan kecemasan.

Ia menyarankan supaya kita berfokus pada diri sendiri. Dengan begitu, kebahagiaan dan harga diri dapat meningkat.

Exelbert menambahkan, manfaat berhenti membandingkan diri sendiri dengan orang lain juga membantu kita menjalani hidup secara lebih terarah.

2. Bekerja terlalu ambisius

Kita boleh-boleh saja ambisius ketika bekerja asalkan jangan berlebihan. Sebab, ini akan membuat kita mengambil banyak pekerjaan dari yang seharusnya ditangani.

"Kita menjalani hidup seolah-olah kita bertanggung jawab atas setiap hasil yang kita alami," kata penulis "The Little Book of Big Change", Amy Johnson, Ph.D.

Jika hal itu terjadi, kita akan cepat merasa lelah dan mengalami stres. Jadi, belajarlah untuk mendelegasikan dan membagi pekerjaan ke orang lain.

Bila berhasil dilakukan, hidup kita akan terasa lebih ringan karena sedikitnya beban pekerjaan dan risiko mengalami stres berkurang.

3. Menyimpan dendam kepada orang yang pernah membuat kecewa

Rasa kecewa itu wajar, namun jika kita punya kebiasaan memendam rasa benci kepada orang yang pernah membuat tidak enak hati jelas hal ini tidak baik.

Daripada menyimpan dendam, Exelbert menyarankan supaya kita mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang pernah hadir dalam kehidupan kita.

"Ini meningkatkan kebahagiaan, hubungan sosial, dan harga diri kita," ujar Exelbert.

Ia menyampaikan bahwa menghapus dendam dalam hati bermanfaat untuk memperpanjang umur kita.

Walau mencoba ikhlas tidak mudah, bukan berarti hal ini mustahil dilakukan. Sebab, kita masih bisa berdamai dengan masa lalu melalui beberapa cara.

Misalnya, membuat jurnal rasa syukur dengan menuliskan hal apa saja yang patut untuk disyukuri dalam kehidupan kita.

4. Terus-menerus mengecek ponsel pintar

Tak bisa dimungkiri apabila ponsel pintar menjadi gawai yang sangat sulit dilepaskan dari kehidupan sehari-hari.

Hal tersebut dikarenakan ponsel pintar memegang yang penting untuk berkomunikasi, bekerja, dan sebagai sarana hiburan.

Walau keberadaannya sangat diperlukan, jangan biarkan ponsel pintar menyita momen penting kita saat berkumpul bersama keluarga dan kerabat terdekat.

"Orang-orang tidak bisa fokus setelah begitu banyak waktu online, praktik ini memperpendek rentang perhatian kita,” kata psikolog klinis dan penulis Connected & Engaged, Lori Whatley, Ph.D.

"Terlalu banyak penggunaan media sosial telah dikaitkan dengan depresi dan kecemasan," tambahnya.

5. Belana online demi alasan self reward

Ada banyak orang yang mengatasnamakan self reward untuk "membungkus" kebiasaannya yang doyan belanja online.

Kalau kita tidak memahami arti self reward sudah pasti kebiasaan yang satu ini tidak memiliki manfaat, selain membuat kita boros dan hanya terpaku pada kesenangan materi.

"Begitu banyak energi kita dihabiskan untuk mengejar hal-hal (fisik) yang kita pikir akan membuat bahagia,” kata Johnson.

6. Overthinking

Kebiasaan yang satu ini tentu dialami oleh banyak generasi Z. Tanpa sebab, tanpa masalah, mereka seringkali overthinking di malam hari untuk hal-hal yang tidak perlu dipikirkan.

Jika dibiarkan secara terus-menerus, ingatlah bahwa overthinking akan membuat diri sendiri semakin tersiksa.

Kita sebaiknya memanfaatkan waktu pada sesuatu yang dapat dirubah. Dengan begitu, ruang dalam otak kita tidak menjadi sia-sia.

Alokasikan juga waktu untuk mengambil tindakan tertentu, lalu alihkan perhatian ke aktivitas lain, seperti menonton film atau berolahraga.

7. Menyimpan keluhan

Menyimpan keluhan hanya karena ditinggal teman atau mendengar omongan miring dari tetangga akan membuat kita tersakiti.

"Menahan amarah dan menekan perasaan marah dapat meningkatkan tekanan darah dan risiko penyakit jantung koroner,” kata Exelbert.

“Dengan memberi pengampunan kita dapat mengarah pada hubungan yang lebih sehat dan meningkatkan kesehatan mental.”

Daripada memikirkan hal yang tidak penting anggap saja urusan untuk menyukai diri kita adalah masalah orang lain.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/05/04/121408920/hentikan-7-kebiasaan-unfaedah-ini-agar-hidup-kita-lebih-positif

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke