Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Riset di Inggris: Acara "Reality Show" Memicu Obesitas, Apa Alasannya?

Alasannya, konten tayangan seperti Keeping Up with the Kardashians itu kerap menampilkan kebiasaan mengkonsumsi junk food.

Hal ini dipastikan oleh para peneliti di Nottingham Trent University, Inggris yang menyatakan setidaknya 90 persen dari ratusan episode reality show menampilkan makanan tidak sehat itu.

Lewat kebiasaan ini, diduga acara tersebut mempromosikan citra tubuh yang tidak realistis.

Dalam berbagai adegannya, para selebritas yang tampil di acara tersebut kerap menampilkan citra tubuh negatif karena terlalu kurus.

Sementara itu, setiap adegan dibarengi dengan pola makan tidak sehat seperti minuman soda atau burger.

Hal itu bisa mendorong para penonton untuk beralih ke gaya hidup serba instan, tidak sehat dan memicu obesitas.

Dalam riset ini, para peneliti menonton setiap episode dari 20 serial TV atau reality show yang disiarkan di negara-negara berbahasa Inggris antara tahun 2019 dan 2020.

Penelitian tersebut dilakukan untuk meninjau seberapa besar paparan yang diterima menonton soal gaya hidup tidak sehat.

Termasuk pula pola makan tinggi gula, makanan berlemak, tinggi garam, merokok dan konsumsi minuman beralkohol yang ditampilkan.

Di antara banyaknya reality show, para peneliti menemukan acara yang menampilkan pola hidup tidak sehat di setiap episodenya adalah Love Island, Married at First Sight, dan Keeping Up with the Kardashians.

Selain itu ada beberapa acara populer lain seperti Geordie Shore, Made in Chelsea dan The Only Way is Essex.

Dari 234 episode yang ditampilkan, 88 persen menyuguhkan adegan para pemain reality show mengadopsi pola makan tidak sehat.

Kemudian camilan keripik kentang Pringles, Slush Puppies, Wotsits dan cokelat Ferrero Roche.

Lalu ada saus tomat Heinz, keripik Walkers dan Pepsi juga termasuk di dalam sepuluh besar makanan dan minuman yang dianggap berpotensi menyebabkan obesitas, bila dikonsumsi setiap hari.

Sementara itu Deliveroo - platform untuk memesan junk food di Inggris - juga dianggap bermasalah oleh para peneliti, kaitannya soal kemudahan mengakses makanan tidak sehat.

Peneliti juga menemukan acara yang ditampilkan oleh rumah produksi di Inggris cenderung menampilkan konten junk food lebih banyak dibandingkan acara dari rumah produksi Amerika Serikat atau Australia.

Pada siaran TV yang ditayangkan di Netflix disebut lebih banyak, seolah, mempromosikan kebiasaan merokok.

Dalam penelitiannya, para ahli memeriksa jumlah penonton di Inggris untuk 15 pertunjukan dan memperkirakan tayangan seperti itu ditonton 1,9 miliar orang dewasa, termasuk 21,4 juta anak-anak.

Meski acara tersebut tidak secara khusus ditujukan untuk anak muda, tapi kehadiran para aktor dan aktris dapat menarik minat generasi muda dengan memberikan bentuk pelarian dan realisme aspiratif bagi penontonnya.

Di Inggris, kasus terbaru obesitas ditemukan 28 persen pada orang dewasa. Sementara satu dari tiga anak menderita obesitas.

Untuk diketahui, obesitas menjadi faktor ribuan orang dirawat inap pada 2019 dan menjadi penyebab kanker terbesar di Inggris.

Sedangkan 157,4 juta terpapar konten tembakau, termasuk di antaranya 12,6 juta remaja dan 24 ribu anak-anak.

Brand seperti Peroni, Johnnie Walker, Bombay Sapphire, Summer Bright Lager, dan Patron adalah minuman beralkohol yang paling umum dikonsumsi.

Bintang reality show juga sering meminum Kopparberg, Ciroc, Heineken, Eristoff dan Smirnoff, kata para peneliti.

Temuan ini juga menunjukkan reality show adalah 'sumber signifikan' paparan makanan berlemak, asin dan tinggi gula, serta alkohol dan tembakau.

"Studi saat ini memberikan bukti bahwa program reality show adalah sumber yang signifikan dari paparan tembakau, alkohol, dan citra junk food,"

Begitu kata Dr Barker, seorang dosen psikologi di Nottingham Trent University, sebagaimana dilansir Dailymail.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/05/06/114822620/riset-di-inggris-acara-reality-show-memicu-obesitas-apa-alasannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke