Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sarapan, Momen Makan yang Paling Penting, Benarkah?

Selain untuk mengisi energi di pagi hari, sarapan juga dikenal sebagai waktu makan terpenting karena ahli gizi Amerika, Adelle Davis, menyarankan orang sarapan agar tetap bugar dan menghindari obesitas.

Banyak orang pun percaya, sarapan dapat memberikan tubuh nutrisi yang penting untuk membantu proses menurunkan berat badan.

Tetapi apakah sarapan benar-benar merupakan waktu makan yang paling penting?

Seperti kebanyakan hal dalam nutrisi, jawabannya rumit.

Sementara beberapa penelitian menunjukkan, melewatkan sarapan tak berbahaya, penelitian lain menunjukkan sebaliknya.

Mengonsumsi makanan dan kudapan secara teratur, termasuk sarapan, sebenarnya memungkinkan lebih banyak kesempatan sepanjang hari untuk memberi tubuh energi dan nutrisi yang dibutuhkan untuk berfungsi secara optimal.

Selama seseorang dapat memasukkan nutrisinya di waktu yang makan lain, sarapan mungkin bukan waktu makan yang paling penting dalam sehari.

Fakta-fakta mengenai sarapan

Sebagian besar manfaat sarapan yang diklaim, terutama berasal dari studi observasional, tidak dapat membuktikan sebab dan akibat.

Misalnya, satu tinjauan sistematis tahun 2021 dari 14 studi observasional menemukan, mereka yang sarapan tujuh kali seminggu memiliki risiko yang lebih rendah untuk:

• Penyakit jantung

• Diabetes

• Obesitas

• Tekanan darah tinggi

• Kematian terkait kardiovaskular

• Peningkatan kolesterol low-density lipoprotein (LDL)

Sekali lagi, kelompok studi khusus ini hanya dapat menunjukkan, mereka yang sarapan cenderung memiliki penurunan risiko penyakit kardiovaskular dan metabolisme yang disebutkan di atas.

Tapi, itu tidak dapat membuktikan bahwa sarapan adalah penyebabnya.

Namun, analisis data pada lebih dari 30.000 orang Amerika Utara menunjukkan, orang yang melewatkan sarapan mungkin kehilangan nutrisi penting di antaranya asam folat, kalsium, besi, vitamin A, B1, B2, B3, C, dan D.

Terlebih lagi, satu uji coba kontrol acak yang diterbitkan pada tahun 2017, yang mencakup 18 peserta dengan diabetes tipe 2, dan 18 peserta sehat menemukan bahwa melewatkan sarapan menyebabkan ritme sirkadian yang terganggu di kedua kelompok.

Mereka yang melewatkan sarapan juga mengalami lonjakan kadar glukosa darah yang lebih besar setelah makan.

Dengan demikian, penulis studi pun menyarankan, makan sarapan sangat penting untuk menjaga jam internal kita berjalan tepat waktu.

Sarapan tidak berdampak pada penurunan berat badan

Meskipun banyak orang melaporkan peningkatan rasa kenyang setelah sarapan, penelitian menunjukkan, mereka yang melewatkan atau mengonsumsi sarapan sama-sama memiliki total asupan kalori harian yang hampir sama.

Uji coba kontrol acak lainnya yang dilakukan selama empat bulan menguji efektivitas rekomendasi untuk makan atau melewatkan sarapan pada penurunan berat badan pada 309 orang dewasa obesitas yang mencoba menurunkan berat badan.

Di akhir penelitian, peneliti menyimpulkan, sarapan ternyata tidak memiliki dampak signifikan terhadap penurunan berat badan dibandingkan dengan tidak sarapan.

Menurut ulasan 2019 dari 13 uji coba kontrol acak yang diterbitkan di The BMJ, sarapan mungkin bukan strategi penurunan berat badan yang baik.

Para peneliti pun menambahkan, kehati-hatian harus digunakan ketika merekomendasikan sarapan untuk menurunkan berat badan karena mungkin sebenarnya memiliki efek sebaliknya.

Namun, penting untuk dicatat, tinjauan ini memang memiliki keterbatasan.

Sebab, jenis makanan yang dikonsumsi tidak dimasukkan dan durasi penelitian tidak terlalu lama.

Selain itu, para peneliti tidak menyebutkan perlunya studi tambahan untuk menentukan efek jangka panjang dari melewatkan sarapan.

Menariknya, penelitian lain menemukan, melewatkan sarapan sebenarnya dapat menurunkan total asupan kalori harian sebesar 252 kalori.

Namun, para peneliti pun mencatat, langkah tersebut menurunkan kualitas diet secara keseluruhan, karena ada  waktu makan yang dilewati.

Saat ini, tampaknya tidak ada bukti kuat yang mengaitkan asupan sarapan dengan penambahan berat badan.

Tidak wajib sarapan

Karena sarapan memberi kita kesempatan untuk mengisi tubuh dengan nutrisi, maka sarapan menjadi waktu makan yang tetap penting.

Meski demikian, kita tidak wajib melakukannya.

Sarapan dan mendengarkan isyarat lapar kita sangat penting jika kita bangun dan merasa lapar di pagi hari.

Tetapi, jika suatu hari kita tidak punya waktu yang cukup di pagi hari lalu melewatkan sarapan, maka kita tidak perlu merasa bersalah.

Apabila kita terbiasa melewatkan sarapan, penting untuk memastikan kita mengoptimalkan asupan nutrisi pada waktu makan lain.

Namun jika kita adalah tipe orang yang menikmati sarapan pagi, mulailah hari dengan makanan bergizi.

Beberapa makanan sarapan yang sehat mencakup telur, greek yogurt, beri, roti gandum utuh, biji chia, atau alpukat.

Temukan sarapan terbaik untuk kita karena tidak ada pendekatan satu ukuran untuk semua dalam hal makanan.

Yang penting dalam mencapai kesehatan yang optimal adalah menerapkan gaya hidup lebih sehat.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/05/08/133110920/sarapan-momen-makan-yang-paling-penting-benarkah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke