Waspadai, Bahaya Menakut-nakuti Anak dengan Filter Instagram

KOMPAS.com - Fitur story di Instagram memang menyediakan banyak pilihan filter bagi penggunanya.

Salah satu yang paling populer adalah filter mengubah wajah menjadi monyet, singa, babi, alien, hingga kuda.

Banyak pengguna -termasuk orangtua- menggunakan beberapa filter tersebut untuk lucu-lucuan.

Misal, untuk menjahili atau menakut-nakuti anaknya demi konten hiburan di media sosial.

Anak yang ketakutan atau heran dengan wajahnya yang berubah menjadi hewan karena filter Instagram bagi sebagian pengguna terlihat lucu.

Tapi, menurut Profesor Psikologi asal University of Toledo, AS, Kamala London, Ph.D, hal itu dapat membuat anak trauma.

Pahami proses tumbuh kembang anak

Orangtua perlu memahami bahwa anak yang usianya masih belia membutuhkan banyak waktu untuk memproses apa yang ia lihat dan rasakan.

Saat anak melihat wajahnya berubah karena filter Instagram, pikirannya tidak siap untuk menerima gambar semacam ini.

Dan, ketakutan yang dialami anak dapat memiliki efek berbeda pada pikirannya yang sedang berkembang.

Salah satu karakteristik yang membedakan pikiran manusia dari makhluk lain adalah kemampuan untuk memahami simbol.

Hal itu memungkinkan kita memahami tiap tanda tanpa kata dan anak bisa mengembangkan kemampuan ini dengan mudah

Namun, hal yang berbeda tidak berlaku saat anak menyaksikan gambar video.

"Pengembangan dan memahami sifat representasi video membutuhkan lebih banyak pembelajaran dan pengalaman,” ujar London.

Saat bayi dewasa, pemahamannya bahwa video berbeda dari peristiwa yang terjadi secara langsung berubah secara signifikan.

"Mereka lebih banyak tersenyum pada orang yang sebenarnya. Pada saat yang sama, bayi sering menanggapi video seolah-olah itu nyata," kata London.

"Misalnya, pada usia sembilan bulan, bayi masih berusaha menjangkau layar untuk mengambil objek yang ditampilkan di video."

"Dan pada usia 15 bulan, anak-anak berhenti meraih objek di layar video," tambahnya.

Akan tetapi, kemampuan anak untuk membedakan video dengan realita nyata akan semakin sulit karena canggihnya teknologi.

Seperti kemampuan filter Instagram mengubah wajah penggunanya hingga tampak mirip dengan hewan tertentu dan ini akan membingungkan anak.

Jadi, tidak mengherankan apabila anak masih menunjukkan reaksi ketakutan.

Hal itu dapat terjadi karena perubahan yang mengejutkan atau menakutkan yang melibatkan batang otak secara instan.

Anak pada akhirnya akan menunjukkan reaksi, seperti melawan, berlari, atau berdiam diri.

Efek jangka panjang

Manusia adalah makhluk yang cenderung menyimpan pengalaman menakutkan.

"Ini kemungkinan adaptif secara evolusioner dan membantu kita menghindari situasi berbahaya," jelas London.

Untuk membuktikan dampak ketakutan anak, ia mencontohkan sebuah hasil dari eksperimen kontroversial bernama Little Albert Experiment.

Eksperimen tersebut dicetuskan oleh psikolog asal AS, John B. Watson.

Little Albert Experiment dilakukan untuk menunjukkan bukti empiris pengkondisian klasik pada manusia pada 1950-an dengan menggunakan bayi.

Sayangnya, melibatkan bayi yang usianya masih belia sebagai bahan uji coba lantas dikecam banyak pihak

"Psikolog melatih 'Little Albert' (bayi berusia sembilan bulan) untuk takut pada tikus dengan memasangkan suara keras dengan tikus," kata London.

"Albert awalnya tidak takut pada tikus, setelah tikus dipasangkan dengan suara keras yang menakutkan, Albert mulai menangis saat melihat tikus."

"Lima hari kemudian, Albert masih menunjukkan rasa takut yang kuat terhadap tikus tetapi juga menyamaratakan ketakutannya pada hal-hal berbulu lainnya, seperti anjing keluarga," sebut dia.

Walau bahan dan pengondisian anak pada eksperimen itu dengan filter Instagram berbeda, London tetap meminta orangtua berhati-hati.

Karena kemampuan anak untuk percaya kepada orangtuanya bisa terpengaruh.

“Memberikan layar kepada balita dan membiarkan mereka ketakutan dengan video menakutkan itu adalah pelanggaran terhadap kepercayaan balita.”