Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Lebaran Berakhir, Waspadai 5 Jenis Gangguan Pencernaan pada Anak

Gangguan pencernaan pada anak merupakan masalah yang umum terjadi pasca libur Lebaran.

Menurut Ketua UKK Gastro-Hepatologi IDAI, Dr dr Muzal Kadim, SpA(K), anak mengalami gangguan pencernaan setelah Lebaran karena berbagai faktor.

Mulai dari perubahan pola kehidupan sehari-hari, kelelahan, stres, hingga bertemu dengan orang banyak.

"Pola sehari-hari, biasanya di rumah makan dan tidurnya rutin sudah diatur, tiba-tiba terjadi perubahan, apalagi ketika mudik ke luar kota."

Demikian dikatakan Muzal dalam bincang virtual "Serba-Serbi Penyakit Anak Pasca Lebaran" yang diadakan pada Selasa (10/5/2022) kemarin.

Perjalanan mudik menggunakan mobil atau alat transportasi lain --seperti kereta api, dinilai menimbulkan kelelahan pada anak.

"Anak juga stres karena berada di tempat baru. Makan tidak teratur, kurang tidur dan anak kontak dengan orang banyak," imbuhnya.

"Kontak dengan orang banyak inilah yang mungkin saja membuat anak terpapar penyakit atau infeksi, sehingga mudah terjadi gangguan pencernaan."

Berikut lima gangguan pencernaan yang biasanya terjadi pada anak setelah libur Lebaran, seperti disampaikan Muzal:

1. Diare

Dalam dunia medis, diare terbagi menjadi tiga kategori, yaitu:

  • Diare akut (diare dengan waktu kurang dari 14 hari)
  • Diare persisten (diare yang terjadi selama lebih dari dua minggu)
  • Disentri (diare yang disertai darah)

"Apa yang sering terjadi pada anak adalah diare akut. Setelah Lebaran, anak makan bermacam-macam makanan, atau kontak dengan orang lain," kata Muzal.

Anak dikatakan mengalami diare apabila buang air besar lebih sering (lebih dari tiga kali sehari), serta terdapat perubahan dalam konsistensi feses.

Beberapa patogen seperti virus rotavirus dan adenovirus atau bakteri salmonella dan e.coli merupakan penyebab diare langsung pada anak.

Sementara itu, penyebab diare tidak langsung mencakup pola hidup anak yang tidak bersih, tinggal di perumahan yang padat, hingga menyantap makanan atau minuman yang sudah tercemar patogen.

2. Sakit perut

Sakit perut yang dialami anak pasca libur Lebaran umumnya bersifat akut, menurut Muzal.

Jika anak merasakan sakit perut lebih dari dua jam disertai pendarahan, nyeri di dada kanan atas atau bawah, demam tinggi, nyeri punggung dan nyeri sendi, atau terdapat bercak di kulit, maka anak harus dibawa ke dokter.

Tidak jarang, saat sakit perut anak juga mengalami muntah. Muntah ini sebenarnya adalah suatu respons akibat pemicu seperti:

  • Gastroenteritis atau infeksi usus
  • Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)
  • Dispepsia atau gangguan saluran pencernaan
  • Infeksi saluran kemih (ISK)
  • Keracunan makanan
  • Intoleransi makanan
  • Alergi makanan

Namun Muzal menekankan, orangtua perlu mewaspadai jika anak mengeluarkan muntah berwarna hijau.

"Muntah hijau berarti sudah ada sumbatan dari organ seperti usus yang biasanya memerlukan pembedahan," terang dia.

3. Sembelit

Pada kebanyakan kasus, konstipasi alias sembelit pada anak terjadi karena faktor psikologis.

Dikatakan Muzal, selama libur Lebaran di tempat yang bukan merupakan rumahnya, anak merasa enggan untuk buang air besar sehingga ia menahan BAB.

Jika BAB ditahan terlalu lama, akan terjadi pengumpulan feses dan akhirnya menyebabkan sembelit.

"Tanda anak menahan BAB termasuk menyilangkan kaki, sembunyi di bawah kolong meja, merasa ketakutan, atau memeluk ibunya," lanjutnya.

4. Intoleransi makanan

Momen Lebaran membuat anak memakan banyak makanan, termasuk makanan yang mengandung susu, santan dari opor, hingga makanan pedas dan makanan atau minuman manis.

Apabila anak dengan intoleransi tertentu mengonsumsi makanan yang sudah disebutkan tadi, ia dapat mengalami gejala seperti kembung, muntah, dan diare.

Juga, anak yang memiliki alergi makanan laut, kacang, dan telur bisa terkena gangguan pencernaan jika makanan-makanan itu dikonsumsi olehnya.

5. Keracunan makanan

Keracunan makanan terjadi ketika anak memakan hal-hal berikut:

  • Makanan yang sudah tercemar
  • Makanan kedaluwarsa
  • Sayuran yang tidak diolah dengan baik
  • Makanan mentah
  • Makanan yang mengandung toksin bakteri
  • Produk berbahaya

Gejala anak keracunan makanan di antaranya muntah, diare, kram perut, sakit kepala, lemas, dan sering disertai demam.

Apabila keracunan makanan yang dialami tergolong berat, anak bisa tidak sadarkan diri.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/05/11/070000220/lebaran-berakhir-waspadai-5-jenis-gangguan-pencernaan-pada-anak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke