Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

7 Etiket yang Wajib Diketahui Sebelum Mengeluh di Media Sosial

KOMPAS.com – Kebanyakan orang masih menganggap media sosial bisa digunakan sebebas-bebasnya, termasuk saat menyampaikan keluhan.

Padahal, media sosial bukanlah dunia tanpa batas karena ada aturan main yang mencegah antarpengguna saling terlibat konflik.

Menyampaikan keluhan karena rasa kesal atau keberatan sebenarnya merupakan hal yang wajar untuk dilakukan.

Tapi, jika disampaikan pada waktu dan alamat yang kurang tepat ke media sosial, bisa-bisa kita terjerat masalah baru.

Supaya media sosial menjadi ruang yang aman, seyogyanya pengguna wajib memahami etiket mengunggah keluhan di platform ini.

Lantas, apa saja etiket yang wajib diperhatikan?

1. Pilih media sosial yang tepat

Kita terkadang ingin menyampaikan keluhan tentang pelayanan atau produk yang tidak sesuai ekspektasi ke media sosial.

Tapi, lihat dulu akun media sosial perusahaan yang ingin kita singgung.

Keluhan sebaiknya disampaikan melalui akun media sosial perusahaan yang paling aktif.

Tujuannya supaya kita mendapatkan respons balik yang cepat dari keluhan yang disampaikan.

“Misalnya, beberapa perusahaan sangat baik dalam menanggapi keluhan pelanggan di Twitter. Perusahaan lain lebih responsif di Facebook.”

Demikian saran yang diberikan pakar etiket dan Pendiri The Protocol School of Palm Beach, Jacqueline Whitmore.

2. Sampaikan keluhan lewat situs perusahaan

Kita juga bisa menyampaikan ulasan negatif terhadap produk dari suatu perusahaan melalui situs resminya daripada melalui media sosial.

Menurut Women’s Health, 88 persen konsumen mengandalkan ulasan produk online sebelum melakukan pembelian.

Dengan begitu, perusahaan mungkin lebih cepat merespons keluhan kita melalui situs resminya. Jika tidak, sampaikan ulasan negatif melalui toko online perusahaan di e-commerce.

3. Tidak mengeluh soal pekerjaan

Godaan untuk mengeluh di media sosial memang besar. Apalagi jika kita sedang hectic mengurusi pekerjaan.

Tapi, sebaiknya kita berhati-hati karena keluhan pekerjaan di media sosial dapat memengaruhi dinamika di kantor.

“Ada banyak kasus orang dipecat karena memposting (keluhan) tentang perusahaan mereka di Facebook,” ujar Whitmore.

Ia mengatakan bahwa mengeluhkan pekerjaan di media sosial bukan etiket yang tepat.

4. Jangan mengeluhkan keluarga atau teman

Selain pekerjaan, memberi sindiran atau keluhan soal teman atau keluarga di media sosial juga dapat memengaruhi kehidupan kita.

Bisa-bisa hubungan kita dengan mereka menjadi rusak, walau kita tidak menyebut namanya sama sekali.

Whitmore menyarankan agar kita mendekati orang yang dimaksud ketimbang membeberkan aspek pribadi yang seharusnya tidak diketahui umum.

“Mengeluh tentang keluarga dan teman di media sosial sama sekali bukan perilaku yang baik,” katanya.

“Sadarilah bahwa begitu mengirimkannya, itu bisa kembali dan menghantui Anda,” sambung Whitmore.

5. Jangan memposting di media sosial saat sedang marah

Kemarahan yang berapi-api seringkali membuat kita gelap mata. Hal ini sangat riskan bila kita sedang menggunakan media sosial.

Karena kita bisa memposting apa pun untuk meluapkan emosi ke media sosial, padahal isinya tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Postingan kita di media sosial seharusnya disampaikan secara bijaksana, bukannya memperkeruh suasana.

“Ingatlah bahwa apa yang tampak seperti masalah besar hari ini mungkin tidak menjadi masalah besar besok,” jelas Whitmore.

6. Berikan komentar yang sopan

Kita memang bisa bersembunyi di balik akun anonim untuk melontarkan komentar panas terhadap suatu postingan atau akun.

Tapi, ingatlah untuk menghormati pandangan pengguna lain di media sosial walau kita tidak sepemahaman dengan mereka.

Whitmore menyarankan kita untuk berbicara secara pribadi atau menanggapi dengan cara diplomatis bila tidak setuju dengan pengguna lain di media sosial.

7. Jangan ragu untuk unfollow 

Jangan ragu untuk meng-unfollow atau unfriend pengguna lain apabila kita risih dengan keluhan-keluhannya di media sosial.

Whitmore menilai, keluhan yang disampaikan terus-menerus di media sosial bukanlah cara yang tepat.

Karena platform tersebut sebenarnya digunakan untuk membangun koneksi sosial, berbagi ide, dan jaringan.

“Saran saya setiap enam bulan Anda berhenti mengikuti atau berhenti berteman dengan siapa pun yang tidak memiliki hal-hal yang sehat, positif,” saran Whitmore.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/05/12/050000320/7-etiket-yang-wajib-diketahui-sebelum-mengeluh-di-media-sosial

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke