Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Kebiasaan Sehat yang Justru Merusak Tubuh

KOMPAS.com - Menjaga kesehatan tubuh dengan melakuka beberapa kebiasaan sehat memang baik.

Namun, bagaimana jika gaya hidup sehat itu justru menimbulkan masalah kesehatan?

Ya, jika dilakukan berlebihan atau tanpa memperhatikan kondisi tubuh sendiri, beberapa kebiasaan sehat justru akan merusak tubuh kita, bukan menyehatkan.

Nah, apa saja kebiasaan sehat yang merusak tubuh tersebut? Berikut daftarnya.

Terlalu banyak minum air

Minum banyak air memang menyehatkan, namun jika berlebihan, kita bisa mengalami hiponatremia. Artinya, natrium darah menjadi terlalu rendah akibat konsumsi air berlebih.

"Ginjal kita dapat mengeluarkan 28 liter cairan per harinya, namun, hanya sekitar satu liter saja per jamnya,” ujar dokter anak dan penyakit dalam di UCHealth di Fort Collins, Christina Lang, MD.

Menurut Lang, meminum air melebihi jumlah di atas dapat memicu keracunan air dan ketidakseimbangan elektrolit tubuh. Hal ini juga dapat menyebabkan perpindahan cairan berbahaya ke dalam sel tubuh, terutama sel otak.

“Minum air berlebihan hingga melebihi batas air yang dapat dikeluarkan ginjal dan tanpa adanya penggantian elektrolit seperti sodium dan kalium dapat menyebabkan pembengkakkan otak,” ujar Lang.

Olahraga berlebihan

Berolahraga berlebihan rupanya dapat menyebabkan sel-sel tubuh rusak.

Dokter bedah kardiovaskular dan direktur bedah di NYC Syrgical Associate Dr, David A. Greuner mengatakan, kerusakan sel tersebut disebabkan karena kita berolahraga di luar batas kemampuan dan tubuh beradaptasi untuk menjadi lebih kuat.

Hasilnya, tubuh akan terasa nyeri dan lelah selepas berolahraga.

Perlu diketahui, tubuh kita perlu waktu untuk memperbaiki kerusakan sel itu. Jadi, jika terus berolahraga berlebihan, tubuh tidak akan memiliki cukup waktu untuk memperbaiki sel-sel rusak tersebut.

Orthorexia

Makan sehat dengan menu menyehatkan memang baik, tapi itu dapat menjadi bencana jika menimbulkan obsesi tidak sehat.

Ya, obsesi itu bisa memicu gangguan makan bernama orthorexia, gangguan makan yang dapat membuat seseorang ingin selalu makan makanan sehat dan terobsesi dengan kualitas suatu makanan.

Orthorexia ini sangat berbahaya. Bahkan menurut direktur senior di National Eating Disorders Association Lauren Smolar, orthorexia bisa menyebabkan malnutrisi dan gangguan kesehatan serius lainnya.

Suplemen makanan

Tak disangka-sangka, suplemen makanan rupanya mampu membuat ribuan orang masuk UGD setiap tahunnya.

Hal ini rupanya diakibatkan oleh pengklasifikasian suplemen sebagai makanan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA). Hasilnya, mengetahui mana suplemen yang aman akan menyulitkan.

Klasifikasi ini pun dapat menyebabkan produsen suplemen memperkenalkan berbagai macam suplemen yang mereka anggap aman dengan bebas.

Tak hanya itu, FDA sendiri hanya bertugas mengidentifikasi produk berbahaya setelah produk tersebut beredar di pasaran. Karena itu, produk suplemen berbahaya ini memiliki risiko menimbulkan masalah kesehatan yang tak bisa diprediksi.

Penderita diabetes, namun melakukan intermittent fasting

Punya masalah dengan gula darah? Jika iya, sebaiknya hubungi dokter sebelum melakukan intermittent fasting (IF), atau pembatasan waktu makan alias time restricted feeding (TRF). 

Pasalnya, kadar glukosa dalam darah bisa turun.

"Keduanya dapat menurunkan kadar glukosa seseorang. Artinya, diperlukan penyesuaian pengobatan untuk menghindari hipoglikemia selama periode pembatasan kalori," kata pakar diabetes Dr. Robert Ratner.

"Penyesuaian pengobatan juga diperlukan jika mengubah pola makan harian guna menjaga kadar glukosa tetap dalam batas normal,” pungkasnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/05/17/115355720/5-kebiasaan-sehat-yang-justru-merusak-tubuh

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke