Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Jenis-jenis Sakit Kepala dan Pengobatannya

Ada berbagai macam sakit kepala dengan penyebab yang berbeda-beda, entah karena kelelahan, tekanan darah yang meningkat, hingga gangguan pada otak dan sistem saraf pusat.

Pada dasarnya, terdapat tiga jenis sakit kepala yang paling sering dikeluhkan seseorang, yaitu:

  • Sakit kepala tegang (tension headaches)

Sakit kepala tegang merupakan jenis sakit kepala yang banyak dialami individu, kata Wade M. Cooper, DO, spesialis neurologi dan profesor klinis di University of Michigan.

"Biasanya, sakit kepala tegang muncul di kedua sisi kepala dan dari intensitas ringan hingga sedang," ujar dia.

Seperti dilaporkan Mayo Clinic, kemungkinan besar penderita sakit kepala ini juga merasakan tekanan atau sesak di sekitar kepala, serta nyeri di leher dan bahu.

"Selain itu, penderita sakit kepala juga bisa sensitif terhadap cahaya atau suara, tetapi jarang keduanya," tambah Cooper.

Sakit kepala tegang bisa bersifat episodik atau kronis. Jika terjadi 15 hari atau lebih dalam sebulan selama kurun waktu tiga bulan, sakit kepala ini dianggap kronis.

Sedangkan, sakit kepala tegang yang terjadi kurang dari 15 hari dalam sebulan bersifat episodik.

  • Migrain atau sakit kepala sebelah

Migrain ditandai dengan rasa sakit yang intens atau parah di satu sisi kepala.

Namun Cooper mengatakan, terkadang 40 persen rasa sakit akibat migrain terjadi secara bilateral atau di kedua sisi kepala.

Ada empat tahapan ketika migrain muncul, meski tidak semua orang mengalami keempat tahapan ini.

Tahap pertama migrain adalah prodrome, yang terjadi 1-2  hari sebelum migrain dan menyebabkan perubahan suasana hati, leher kaku, atau sering menguap.

Tahap kedua dikenal sebagai "aura" dan menyebabkan perubahan sementara pada sistem saraf, seperti kehilangan penglihatan atau sensasi kesemutan di lengan dan kaki sekitar satu jam sebelum migrain.

Kemudian, tahap ketiga adalah serangan sakit kepala yang diikuti dengan post-drome.

Hal ini dapat menyebabkan kita merasa lemas atau lelah hingga sehari setelah migrain.

Gejala migrain lainnya termasuk sensitivitas cahaya atau suara, nyeri berdenyut yang berlangsung selama empat jam hingga tiga hari dan memburuk jika melakukan aktivitas fisik, serta mual atau muntah, jelas Cooper.

Agak sulit membedakan antara sakit kepala tegang dan migrain, karena gejala kedua sakit kepala itu tumpang tindih.

Perbedaan utamanya adalah, sakit kepala tegang tidak mengganggu kemampuan individu, sedangkan migrain bisa membuat aktivitas terganggu.

  • Sakit kepala cluster (cluster headaches)

Sakit kepala cluster adalah jenis sakit kepala yang terjadi selama rentang waktu yang disebut sebagai periode cluster.

Periode cluster dapat berlangsung berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan, seperti dilansir Mayo Clinic.

Selama periode tersebut, penderitanya kemungkinan mengalami rasa sakit di bagian kepala setiap hari (terkadang beberapa kali), dan bisa berlangsung dari 15 menit hingga tiga jam.

Setelah periode cluster berakhir, rasa sakit biasanya mereda dengan cepat dan pasien merasa kelelahan.

"Cluster itu unik karena hanya satu sisi," kata Cooper.

"Sakit kepala ini juga menyebabkan mata berair atau kekakuan di bagian hidung yang menonjol tepat di sisi kepala yang sakit."

Seperti dilansir Cleveland Clinic, para ahli menduga suatu mekanisme akan mengaktifkan saraf tertentu yang memengaruhi otot dan pembuluh darah, lalu memicu sinyal rasa sakit ke otak.

"Sakit kepala tegang dapat terjadi karena apa pun yang mengiritasi sistem saraf," catat Cooper.

"Hal itu bisa gangguan tidur, stres, atau melewatkan makan."

Sementara itu, dilaporkan John Hopkins Medicine, perubahan hormon juga dapat memicu sakit kepala.

Kemungkinan besar, itulah alasan mengapa wanita yang mengalami menstruasi cenderung menderita sakit kepala ketimbang mereka yang tidak berada dalam fase tersebut.

Kasus untuk migrain agak berbeda. Menurut Mayo Clinic, stimulasi indera dari paparan lampu yang terang atau berkedip, suara keras, atau bau yang kuat dapat menyebabkan migrain.

Sakit kepala cluster, di sisi lain, diyakini muncul ketika jam internal tubuh atau ritme sirkadian terganggu.

Sebagai contoh, sakit kepala cluster yang terjadi selama cuaca dingin atau panas. Cuaca seperti itu bisa mengganggu ritme sirkadian kita, dan menyebabkan sakit kepala cluster.

Riwayat keluarga juga dapat memengaruhi risiko sakit kepala cluster dan migrain.

Jika salah satu anggota keluarga rentan terhadap kondisi ini, kemungkinan besar kita juga akan mengalaminya.

Cara lainnya adalah memijat beberapa area tubuh seperti leher, bahu, atau pelipis secara lembut.

"Saraf di leher dan bahu berdampak langsung ke saraf yang sama yang bertanggung jawab atas sensitivitas kepala," jelas Cooper.

Ia menambahkan, jika sakit kepala masih belum mereda, kita bisa membeli obat sakit kepala yang dijual bebas.

"Jika individu tidak mendapatkan respons yang baik satu jam setelah pengobatan atau harus menggunakan obat itu lebih dari 3-4 kali sebulan, mereka mungkin memerlukan terapi," imbuhnya.

Dengan kata lain, kunjungi dokter untuk menentukan penyebab sakit kepala dan cara mengobatinya secara efektif.

Pada kasus sakit kepala yang parah, dokter biasanya meresepkan obat untuk menghentikan proses yang memicu sakit kepala, atau obat yang berfungsi mencegah serta mengurangi frekuensi dan durasi sakit kepala.

Juga, dokter akan merekomendasikan metode khusus untuk memantau fungsi tubuh (ketegangan otot dan detak jantung) menggunakan peralatan yang memiliki sensor listrik.

Perawatan dengan metode ini bertujuan membantu kita mengetahui bagaimana tubuh merespons stres sehingga kita dapat belajar menenangkan diri dan mengendalikan tubuh untuk memperbaiki kondisi kita.

Misalnya, stres dapat memicu sakit kepala dan menyebabkan peningkatan ketegangan otot dan detak jantung.

Jika kita menyadari reaksi tersebut, kita dapat mencegah sakit kepala dengan melakukan teknik relaksasi seperti bernapas dalam-dalam atau meditasi.

 

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/05/18/080000520/mengenal-jenis-jenis-sakit-kepala-dan-pengobatannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke