Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menumbuhkan Rasa Peduli pada Anak

Oleh: Alifia Riski Monika dan Ristiana D Putri

KOMPAS.com -  Anak mudah mengingat sesuatu yang dicontohkan oleh lingkungannya. Itulah mengapa, sebagai orangtua harus menjadi contoh yang baik bagi anak. Seiring bertambahnya usia si kecil, orangtua juga perlu membawa anak bertemu orang banyak atau bersosialisasi.

Menjadi kesenangan tersendiri ketika orangtua melihat anak tumbuh, tak hanya menjadi pribadi yang baik, cerdas, dan peduli dengan orang lain.

Berbagai macam bentuk kepedulian diperlihatkan melalui beragam cara, contohnya ditunjukkan dengan kalimat, “Kamu kenapa?” atau tindakan refleks dari sang anak yang membantu orang lain ketika kesulitan.

Orangtua dapat mencontohkan berbagai cara agar anak memiliki rasa peduli. Bisa dimulai dari peduli terhadap dirinya sendiri, pada teman, lingkungan, hewan. dan orang-orang sekitar. Kepedulian adalah salah satu karakter yang penting ditanamkan pada anak sejak usia dini.

Sayangnya, rasa kepedulian tidak terdapat dalam diri Bebo. Dalam siniar Dongeng Pilihan Orangtua bertajuk “Dongeng Raksasa yang Tidak Peduli”, Bebo si Raksasa yang kesehariannya hanya makan dan membaca, tidak memiliki rasa peduli terhadap hewan yang dipeliharanya.

Kerugian yang disebabkan oleh rasa tidak peduli terhadap sekitar, dirasakan Bebo sampai-sampai ia pernah meminum air yang berasal dari akuarium ikannya sendiri.

Rasa kepedulian memang tidak serta merta muncul dan berkembang secara otomatis, kepedulian merupakan sesuatu yang perlu dipelajari. Sebuah studi di University of California, Berkeley, Amerika Serikat menunjukkan anak usia 18 bulan telah mampu menguasai komponen kunci dari empati, yakni kemampuan memahami perasaan orang lain.

Menanamkan Rasa Peduli di Sekolah

Pembentukan rasa peduli juga bukan hanya tugas orangtua, melainkan guru sebagai pengawas di sekolah. Guru berperan untuk memberikan pemahaman akan pentingnya kepedulian atau rasa saling tolong menolong terhadap sesama.

Guru juga perlu mengajarkan siswa agar berbaur dengan teman sebayanya. Rasa peduli terhadap sesama di lingkungan sekolah, akan mewujudkan pendidikan di Indonesia yang semakin maju.

Pembentukan karakter pada anak sejak dini, juga akan dirasakan dampaknya pada jenjang selanjutnya.

Peduli Terhadap Sesama

Kunci utama dari tumbuhnya rasa empati pada anak, adalah mahir menggambarkan perasaan. Huffington Post menyebutkan, anak harus bisa mengenali emosi dirinya sendiri. Orangtua bisa mengunakan bahasa emosional dengan anak.

“Mama ngerti kamu sedang sedih,” adalah contoh ungkapan yang bisa diterapkan oleh orangtua.

Anak harus bisa mengerti emosi yang ada pada dirinya sendiri terlebih dahulu, agar ia dapat memahami perasaan orang lain.

Jika anak sudah bisa mengekspresikan rasa pedulinya terhadap orang lain, orangtua bisa memberikannya pujian. Pemberian pujian juga tidak perlu berlebih sampai diberi hadiah tiap melakukan kebaikan.

Peduli dengan Lingkungan

Ayah dan Ibu bisa loh, mengajak anak aktif dalam kegiatan sosial. Ajak anak berkunjung ke panti asuhan, dan menyumbangkan pakaian atau mainan yang sudah tidak terpakai. Anak akan belajar memahami arti berbagi terhadap sesama.

Psikolog Klinis Anak, Reti Oktania mengatakan, pembentukan rasa peduli pada anak terhadap lingkungannya, bisa melalui tahapan 3R yaitu Routine, Ritual, dan Rules. Rutinitas bisa dimulai dari memilah sampah setiap hari.

Jika dilakukan secara berulang, lama-kelamaan anak akan terbiasa memilah sampah setiap harinya. Orangtua juga bisa membuat rules atau aturan yang disepakati bersama naak. Misalnya, anak dilibatkan untuk membuang sampah pada tempatnya.

Ajarkan anak sikap peduli agar tidak berakhir seperti Bebo yang mendapat julukan raksasa yang tidak peduli. Kisahnya bisa didengarkan melalui tautan berikut https://dik.si/dpo_raksasa. 

Siniar Dongeng Pilihan Orangtua tayang setiap Senin, Rabu, dan Jumat melalui Spotify.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/05/23/113844320/menumbuhkan-rasa-peduli-pada-anak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke