Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa yang Dialami Tubuh Ketika Kita Hangry?

KOMPAS.com - Makan merupakan kebutuhan manusia untuk bertahan hidup. Di saat lapar, kita akan mengalami gejala fisik seperti sakit kepala, penurunan detak jantung, hingga sulit berkonsentrasi.

Tidak hanya gejala fisik, lapar juga memengaruhi emosi seseorang. Akibat kelaparan, kita cenderung mudah marah. Beberapa orang menggambarkan kondisi ini dengan sebutan hangry.

Hangry akan menimbulkan ketidaknyamanan pada tubuh, juga membuat keinginan makan kita meningkat.

Sayangnya, hal ini menyebabkan kita berisiko memakan makanan yang tidak sehat.

Apa saja yang terjadi pada tubuh ketika kita hangry atau marah akibat rasa lapar?

1. Tubuh menginginkan "hadiah"

Selama kita makan, area di otak yang memproses kesenangan dan penghargaan akan aktif ketika lemak dan gula dari makanan melepaskan zat kimia opioid yang mengikat reseptor di otak.

Kondisi ini akan memicu pelepasan dopamin, hormon yang mengatur emosi, perilaku, dan kewaspadaan kita.

Hormon dopamin juga dilepaskan ketika kita jatuh cinta, berhubungan seks, atau mengonsumsi obat-obatan dan alkohol yang menyebabkan kita kecanduan.

Kesimpulannya, mengonsumsi makanan dapat membuat kita merasa bahagia. Otak akan terus menginginkan "hadiah" berupa perasaan menyenangkan yang kita alami saat makan.

2. Perut mengirimkan sinyal ke otak untuk makan

Ketika dalam keadaan kosong, perut akan melepaskan hormon rasa lapar bernama ghrelin.

Ghrelin diproduksi di usus untuk memberi sinyal pada otak bahwa tubuh kita membutuhkan lebih banyak energi atau makanan.

Hormon tersebut akan sampai pada area di otak yang mengendalikan proses otomatis tubuh, metabolisme, serta penghargaan.

Otak akan "menjawab" sinyal dari ghrelin dengan membuat kita mengonsumsi makanan.

3. Kadar dopamin menurun

Peran ghrelin dalam mengendalikan area di bagian otak yang memproses penghargaan relatif kuat, dan bisa menjadi salah satu faktor penyebab hangry.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Neuropharmacology mengungkap, ketika para peneliti merangsang tikus dengan ghrelin sistemik tanpa memberikan makanan, kadar dopamin di otak hewan itu menurun.

4. Emosi menjadi tidak terkendali

Dopamin adalah neurotransmitter yang membantu meningkatkan fungsi mental dan konsentrasi.

Jika ada perubahan sedikit pada tingkat dopamin karena kita belum makan, itu dapat memengaruhi kemampuan kita untuk berkonsentrasi dan fokus pada tugas sehari-hari.

Juga, dopamin berfungsi mengendalikan emosi. Kadar dopamin yang rendah menyebabkan kita kehilangan kendali atas amarah kita.

Individu yang berhenti mengonsumsi alkohol atau obat-obatan terlarang juga mengalami penurunan kadar dopamin.

Biasanya, mereka akan cepat marah, merasa bingung, cemas, dan terlambat dalam berpikir.

5. Kemarahan saat lapar dipengaruhi hormon rasa lapar

Alasan lain kita merasa hangry juga terkait dengan hormon rasa lapar.

Setelah ghrelin diproduksi di usus dan berjalan ke otak, otak kemudian memerintahkan pelepasan hormon kedua yang disebut neuropeptida Y, yang merangsang nafsu makan.

Bahan kimia otak alami ini memiliki beberapa fungsi, termasuk meningkatkan asupan makanan serta mengatur kemarahan dan agresi.

Satu studi dalam jurnal Biological Psychiatry menemukan, orang dengan tingkat neuropeptida Y yang tinggi memiliki agresi, impulsif, serta agresi impulsif (pelampiasan keinginan untuk melukai atau menyakiti) yang lebih besar.

Maka wajar, jika kadar neuropeptida Y yang tinggi akibat rasa lapar dapat membuat seseorang menjadi hangry.

6. Penurunan fungsi otak

Setelah kita makan, tubuh akan mencerna makanan dengan mengubah protein menjadi asam amino, lemak menjadi asam lemak, dan karbohidrat menjadi glukosa.

Saat tubuh mencerna glukosa, glukosa masuk ke aliran darah untuk membantu memberi makan organ dan jaringan tubuh.

Sekitar enam jam setelah itu, kadar glukosa darah menjadi terlalu rendah untuk menyediakan energi.

Organ tubuh lain bisa menggunakan nutrisi yang berbeda agar berfungsi dengan baik, sedangkan otak sangat bergantung pada glukosa.

Lebih kurang, 25 persen energi yang didapat dari makanan akan digunakan untuk otak. Jadi, ketika kadar gula dalam aliran darah menurun, fungsi otak juga menurun.

7. Otak menjadi kewalahan

Gula darah rendah dapat memiliki efek yang sangat besar pada tugas dan emosi tingkat tinggi yang membutuhkan banyak energi, seperti pengendalian diri dan kemarahan.

Ketika otak kekurangan bahan bakar, bagian otak yang bertanggung jawab membatasi impuls marah tidak memiliki sumber daya yang memadai untuk mengendalikan diri.

Hal ini terungkap dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.

Para peneliti menemukan adanya peningkatan kemarahan pada pasangan yang sudah menikah ketika gula darah mereka rendah.

Peneliti di Florida State University menghubungkan glukosa dengan sumber utama pengendalian diri.

Mereka melihat, kadar glukosa yang menurun dikaitkan dengan:

  • Peningkatan iritabilitas (respons terhadap hal-hal di sekitar yang menimbulkan frustasi)
  • Kemarahan yang berlebihan
  • Kecemasan

Sementara itu, ketika peneliti memberikan peserta camilan manis atau menaikkan kadar insulin guna memulihkan gula darah, peserta mampu mengendalikan diri dengan baik.

8. Kadar hormon stres meningkat

Jika kadar glukosa darah merosot drastis, otak akan menganggap hal itu sebagai situasi yang mengancam nyawa.

Kemudian, otak akan mengirimkan sinyal pada beberapa organ tubuh untuk mensintesis dan melepaskan hormon yang meningkatkan jumlah glukosa dalam aliran darah.

Efek yang disebut respons kontra-regulasi glukosa ini membuat tubuh kita meningkatkan produksi hormon glukagon yang secara langsung memberi sinyal konversi glikogen yang disimpan menjadi glukosa.

Adapun peningkatan hormon stres seperti epinefrin dan kortisol (hormon yang memicu rasa lapar dan menarik lipid dari aliran darah untuk disimpan dalam sel lemak).

Hormon stres ini dilepaskan dalam segala macam situasi stres, bukan hanya ketika kadar glukosa darah rendah.

9. Kekurangan bahan pembangun hormon

Meskipun otak menggunakan banyak hormon untuk mengurangi rasa lapar, tubuh kemungkinan tidak memiliki bahan pembangun (building block) yang tepat untuk membuat hormon tersebut.

Nutrisi pada makanan seperti tirosin, triptofan, dan kolin menyediakan bahan pembangun untuk neurotransmiter pengatur suasana hati tertentu.

Artinya, untuk memproduksi hormon yang mengatur suasana hati, kita memerlukan nutrisi tirosin, triptofan, dan kolin yang sudah disebutkan dari makanan.

Kolin adalah nutrisi yang ditemukan di kuning telur. Fungsi nutrisi ini yaitu mensintesis neurotransmitter asetilkolin yang berperan penting dalam gairah, perhatian, motivasi, dan aktivasi otot.

Tingkat tirosin yang tinggi memungkinkan neuron untuk memproduksi dopamin, sedangkan triptofan adalah prekursor untuk neurotransmitter serotonin.

Kadar serotonin yang rendah di dalam tubuh dikaitkan dengan perilaku agresif.

10. Tidak makan dengan benar

Tubuh kita layaknya sebuah kendaraan yang memerlukan bahan bakar yang tepat untuk bertahan hidup dan bekerja efisien.

Apabila kita memasukkan "bahan bakar" yang keliru ke dalam tubuh --seperti gula rafinasi dan karbohidrat olahan, tubuh tidak mendapatkan nutrisi yang tepat untuk berfungsi sebagaimana mestinya.

Jika kita sering mengonsumsi makanan cepat saji dan makanan olahan, tubuh kemungkinan besar akan kekurangan antioksidan dan fitonutrien yang membantu tubuh membersihkan diri dari zat-zat beracun.

Antioksidan dan fitonutrien ini bisa didapat dari konsumsi buah-buahan dan sayuran.

Saat pencernaan kita berhenti, tubuh memasuki periode pembersihan, di mana jaringan tubuh melepaskan zat beracun untuk dibuang.

Tanpa adanya antioksidan penangkal radikal bebas, sel-sel tubuh akan menyimpan zat beracun itu, tidak dibuang.

Sebuah studi dalam Nutrition Journal menemukan, individu yang menjalani diet rendah nutrisi lebih mungkin merasa lapar setelah makan dan lebih mudah tersinggung saat lapar.

Hasil ini dibandingkan dengan mereka yang menerapkan diet tinggi nutrisi.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/05/24/084159520/apa-yang-dialami-tubuh-ketika-kita-hangry

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke