Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pro dan Kontra Diet Karnivora di Kalangan Ahli Nutrisi

KOMPAS.com - Sebagian besar diet sarat akan makanan berupa sayuran, buah-buahan, biji-bijian atau kacang-kacangan.

Namun beda halnya dengan diet karnivora. Pelaku diet ini dianjurkan untuk mengonsumsi daging, ikan, dan produk hewani lain seperti telur.

Apabila diet lain seperti diet keto membatasi asupan karbohidrat dalam jumlah tertentu, diet karnivora bertujuan agar asupan karbohidrat mencapai nol setiap harinya.

Diet ini diklaim bermanfaat untuk menurunkan berat badan, meningkatkan suasana hati, mengelola gula darah, serta mengurangi risiko penyakit kronis yang disebabkan oleh tingginya konsumsi karbohidrat.

Lalu, apakah diet karnivora tanpa asupan produk nabati sama sekali aman dipraktikkan dalam jangka panjang?

Seorang wanita bernama Amber O'Hearn membagikan kisahnya yang sudah lama menerapkan diet karnivora.

Sekitar 13 tahun lalu, O'Hearn memutuskan untuk tidak lagi memakan sayuran berdaun hijau dan sayuran tanpa tepung.

Keputusan ini diambilnya setelah membaca tentang diet karnivora di satu grup Facebook yang berisi orang-orang pendukung diet tersebut.

Wanita itu hanya bermaksud untuk mencoba diet karnivora selama beberapa minggu. Namun setelah menyadari ada perbaikan pada kesehatan mental dan fisiknya, ia terus melanjutkan diet karnivora.

"Saya mulai menurunkan berat badan dan merasa lebih baik. Suasana hati saya benar-benar meningkat," tutur O'Hearn kepada Insider.

"Saya merasa semua yang saya makan sudah sehat, itulah sebabnya diet ini sangat mengejutkan."

Sebagian besar individu yang mengikuti diet karnivora memakan produk hewani, tidak ada menu berupa biji-bijian, sayuran, makanan olahan, atau tambahan gula.

Tidak ditemukan banyak bukti yang mendukung terkait diet karnivora.

Satu survei pada tahun 2021 menemukan, rata-rata pelaku diet karnivora mengaku berhasil menurunkan berat badan setelah berkali-kali gagal dengan diet lain.

Mereka juga mampu mengelola masalah kesehatan kronis dan memulihkan energi mereka.

Akan tetapi, timbul kekhawatiran dari sejumlah pakar gizi dan ahli medis. Diet karnivora dinilai dapat meningkatkan kolesterol dan berbahaya bagi kesehatan jantung.

Juga, pelaku diet ini kehilangan nutrisi nabati seperti serat dan polifenol. Kekurangan dua nutrisi tersebut bisa meningkatkan risiko penyakit jangka panjang seperti kanker.

"Diet karnivora bukanlah diet yang saya anggap sebagai diet sehat bagi sebagian besar orang," kata pakar nutrisi Layne Norton.

"Jika kita akan makan daging, saya tidak berpikir itu masalah, tetapi kita tidak boleh meninggalkan buah, sayuran, dan serat."

Tidak sedikit orang, termasuk beberapa ahli yang menyebut diet karnivora merupakan alternatif padat nutrisi untuk menu makanan ala Amerika yang kaya akan biji-bijian olahan dan gula rafinasi.

Hanya saja beberapa pakar nutrisi meragukan manfaat diet karnivora.

Alasannya, cerita sukses seseorang yang menjalani diet ini tidak dapat dijadikan acuan dan menggantikan ilmu pengetahuan yang sudah ada.

Ditambah lagi, menghentikan asupan makanan nabati bisa membawa lebih banyak kerugian dibandingkan kebaikan.

Memicu pro dan kontra di kalangan ahli

Pengikut diet karnivora melaporkan sendiri (self-reported) adanya peningkatan kesehatan mental dan neurologis serta masalah auto-imun yang mereda ketika mengikuti diet itu.

Sayangnya tidak ada bukti untuk hal tersebut, menurut Norton.

Ia berpandangan, tanpa studi yang ketat untuk mendukung kisah sukses seseorang dalam berdiet karnivora, manfaat yang disebutkan dari diet itu tidak meyakinkan.

"Saya tidak mengatakan seseorang berbohong tentang pengalaman mereka atau mereka tidak mengalami perbaikan," jelas pria tersebut.

"Tetapi lebih berkaitan dengan beberapa faktor di luar keajaiban dari diet karnivora."

Jika seseorang memiliki pengalaman sukses melakukan diet karnivora, kemungkinan karena makan daging dapat mengatasi akar penyebab sejumlah gangguan kesehatan mental dan fisik, kata psikiater nutrisi Dr Georgia Ede.

Lebih lanjut Ede menjelaskan, diet karnivora pada dasarnya bebas dari asupan karbohidrat sehingga tidak meningkatkan gula darah dalam tubuh.

Selain itu, diet karnivora kemungkinan juga membantu menyeimbangkan material kimia di otak yang berfungsi mengatur suasana hati dan fungsi kognitif.

Shawn Baker, mantan ahli bedah ortopedi dan salah satu pendukung diet karnivora mengatakan, diet ini berfungsi sebagai diet yang mengeliminasi makanan olahan.

Tidak diketahui pasti apakah manfaat dari diet karnivora yang dilaporkan pendukung diet tersebut berkaitan dengan makan lebih banyak daging atau makan makanan lain dalam jumlah sedikit.

Tetapi kedua faktor itu bisa jadi berperan penting, tergantung pada makanan apa yang diganti, catat Ede.

Sedangkan, spesialis nutrisi berlisensi Amy Berger menyebutkan daging merah telah dianggap tidak baik secara tidak adil.

"Daging merah adalah makanan yang sangat kaya nutrisi yang sudah dimakan orang selama ribuan tahun," paparnya.

Pelari maraton akui diet karnivora berdampak positif

Jake Thomas, marinir dan pelari maraton mengatakan dia menjadikan diet karnivora sebagai makanan pokok setelah mencobanya selama 30 hari pada 2020.

Sempat mengalami kabut otak, mudah marah, dan sakit kepala saat menjalani diet, Thomas mengaku tidak ingin menghentikan diet tersebut.

Menurutnya, dia tidur lebih nyenyak, memiliki lebih banyak energi, dan berkurangnya rasa sakit setelah berolahraga.

"Diet ini seperti bahan bakar roket. Semua yang saya konsumsi adalah pemberian kepada saya," jelas Thomas.

Menu yang biasa disantap Thomas sehari-harinya meliputi 450 gram steak rib eye, empat butir telur mentah, susu mentah, serta paha ayam, bacon, dan hati sapi.

Tidak jarang ia memakan steak atau bacon mentah. Menurut Thomas, makan daging mentah membuat dirinya lebih mampu menyerap dan terhubung dengan makanan yang dikonsumsi.

"Ini cara makan yang intim. Rasanya seperti pengalaman suci," aku dia.

Menghentikan makanan nabati bisa berisiko bagi kesehatan

Kekhawatiran lain tentang diet karnivora yaitu tidak adanya buah-buahan, sayuran, dan serat.

Padahal, berdasarkan penelitian ketiga makanan tersebut bisa memberikan perlindungan terhadap penyakit kanker dan jantung, kata Norton.

"Sebagian besar bukti menunjukkan serat tidak berbahaya dan kemungkinan sangat bermanfaat."

"Saya rasa daging adalah sumber protein berkualitas tinggi yang bagus, tetapi saya tidak berpikir daging harus menjadi satu-satunya makanan kita," sambungnya.

Ditambahkan Norton, kita bisa mengurangi asupan produk nabati tertentu jika tubuh sensitif, tetapi tidak berarti kita berhenti mengonsumsi semua produk nabati.

"Kebanyakan orang bisa mendapatkan manfaat dari diet karnivora dengan melakukan diet eliminasi dan memeroleh manfaat dari beberapa makanan lain," terang Norton.

Diperlukan penelitian lebih lanjut

Perlu digarisbawahi, informasi yang menyebutkan manfaat diet karnivora saat ini berasal dari pengalaman yang disampaikan pelaku diet.

Belum ada uji klinis yang meneliti bagaimana diet itu secara absolut dapat membantu menjaga kesehatan, atau justru merugikan kesehatan.

Pakar kesehatan di bidang nutrisi dan kardiologi mengatakan, diet tinggi lemak hewani dan rendah nutrisi nabati bisa membahayakan kesehatan jantung dalam jangka panjang.

Diet karnivora juga diduga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan kanker, serta meningkatkan kolesterol LDL alias kolesterol jahat.

"Kami tidak memiliki bukti bahwa diet karnivora adalah ide yang bagus," jelas profesor Stanford John Ioannidis.

"Kami memiliki sebagian besar bukti tidak langsung, diet ini adalah ide yang buruk."

Secara garis besar, para ahli nutrisi merekomendasikan untuk makan makanan utuh berkualitas tinggi --baik produk hewani atau pun nabati-- dan mengurangi makanan olahan.

Di luar itu, kita dapat mencoba menemukan jenis diet yang cocok dengan bimbingan dari ahlinya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/06/03/080916020/pro-dan-kontra-diet-karnivora-di-kalangan-ahli-nutrisi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke