Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Matt Gone, Pria Asal AS yang Punya 848 Tato Kotak di Tubuhnya

Namun untuk Matt Gone, tato lebih dari sekadar seni, tetapi sudah menyatu dengan tubuhnya.

Pria asal Amerika Serikat ini bahkan telah memegang rekor tato kotak terbanyak di tubuhnya sejak tahun 2014 dengan total 848 tato.

Ada pun tato kotak-kotak itu tersebar di seluruh tubuhnya dengan jumlah 201 di kepalanya, 190 di bahu, 251 di batang tubuh dan lengan, 180 di kaki, serta 26 di bagian genital atau alat kelamin.

Menutupi tubuh yang asimetris

Matt membuat tato kotak hampir di seluruh bagian tubuhnya bukanlah tanpa alasan. Ini adalah upaya tersulit untuk menutupi tubuhnya yang asimetris.

"Saya memiliki tubuh yang asimetris," kata dia seperti dikutip dari situs web Guinness World Records.

"Saya lahir dengan kecacatan di satu sisi tubuh saya. Jadi, saya ingin mengkamuflase tubuh asimetris saya dengan kotak-kotak yang simestris," lanjut dia.

Selain tato kotak, Matt juga memiliki sejumlah tato lain yang telah dikerjakan oleh 155 orang yang berbeda.

Termasuk tato gambar burung phoenix (di sekitar lehernya), bunga (di telinganya), dan kompas (di atas kepalanya).

Bahkan, selama konvensi tato di Perancis, dia juga membuat tato lain di bagian belakang betis kanannya.

"Saya nyaris tidak merasakannya," kata Matt saat dia ditato.

"Saya tidak benar-benar merasakan tato. Saya tidak merasakan banyak rasa sakit lagi," ujar dia.

Kendati demikian, itu bukan berarti Matt tidak bisa mengingat pengalaman tato yang sangat menyakitkan.

"Tempat yang paling menyakitkan pada tubuh untuk ditato adalah hidung. Saya bersin-bersin tinta hitam selama sekitar 20 menit setelah itu."

"Itu adalah hal paling menyakitkan yang pernah saya alami," ungkap dia.

Kecintaan pada tato sejak remaja


Kecintaan Matt pada tato dimulai pada usia remaja yakni 14 tahun, di mana dia pertama kali membuat tato sendiri dengan menggunakan jarum dan tinta India.

Lalu, pada usianya yang ke-15 tahun, sang ibu memperbolehkannya membuat tato sendiri dan membiarkannya membuat tato di tempat yang profesional.

"Tato dibuat untuk orang-orang yang bukan bagian dari masyarakat dan itulah yang saya sukai."

"Saya suka memiliki kebebasan untuk tampil dengan cara saya sendiri. Banyak dari tato bisa mewakili kebebasan pribadi dalam penampilan saya," ungkap dia.

Matt juga diketahui memiliki total 14 cacat lahir langka yang berbeda dan beberapa yang lainnya yang sudah ditemukan.

"Saya memiliki sesuatu yang disebut sindrom Polandia di mana saya kehilangan dada kiri, bisep, dan ginjal. Saya juga telah kehilangan otot dada," kata dia.

Untuk itu, Matt mencoba menggunakan seni tato dalam menciptakan ilusi dada yang rata, dengan membuat tato bentuk dada di sisi kirinya.,

Lalu, dia menyamarkan tonjolan otot dada kanannya dengan tato besar yang memanjang dari pojok kanan atas hingga ke tengah dadanya.

Matt, yang memiliki masalah pembengkakan perut gastrointestinal juga membuat tato berbentuk spiral di perutnya yang membantu menyamarkannya.

"Tato membuat saya menikmati tubuh saya. Itu membuat saya menikmati hidup dalam tubuh saya terlepas dari semua kecacatan yang saya miliki sejak lahir," ungkap dia.

Di samping menghargai tubuh dan karya seni yang ditampilkan di atasnya, Matt juga suka berbagi penampilan uniknya dengan orang lain. 

"Sebelum pandemi, saya bepergian ke 10-12 konvensi tato dalam setahun. Beberapa orang telah mengundang saya untuk melihat tato ini," ujar dia.

Pengakuan atas gelar Guinness World Records-nya pun menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi Matt.

"Ini adalah puncak kehidupan saya. Saya akan mati sebagai pria yang bahagia. Saya merasa seperti saya telah berhasil dalam hidup saya karena ini," imbuh dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/06/06/151249820/kisah-matt-gone-pria-asal-as-yang-punya-848-tato-kotak-di-tubuhnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke