Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bedakan, Kedekatan Platonis dengan Selingkuh Emosional

KOMPAS.com - Menjalin hubungan persahabatan dengan lawan jenis setelah kita memiliki pasangan atau menikah bukanlah hal yang tabu.

Dalam hidup, kita memang memerlukan hubungan yang intim secara emosional dengan orang lain yang bukan pasangan kita.

Teman dekat yang notabene lawan jenis ini biasanya ditemui dalam lingkungan sosial maupun pekerjaan.

Tetapi alangkah baiknya mewaspadai, apakah kedekatan kita dengan lawan jenis termasuk kedekatan platonis, atau justru berubah menjadi perselingkuhan emosional?

Ada perbedaan yang jelas antara persahabatan platonis (platonic intimacy) dengan selingkuh emosional (emotional cheating).

Umumnya, kedekatan platonis merupakan kedekatan emosional yang terdapat pada dua orang yang bersahabat baik.

"Individu yang memiliki persahabatan intim secara emosional dengan kita adalah orang-orang yang melihat kita apa adanya."

Begitu dikatakan Zoe Kors, pakar keintiman serta pelatih seks dan keintiman di aplikasi kesehatan seksual Coral.

Dalam menghadapi seorang sahabat dekat, kita peduli dengan sudut pandang mereka, bahkan mencurahkan isi hati kita kepada mereka. Hal ini berlaku dua arah.

Walau demikian, posisi sahabat atau teman akrab ini hanyalah sebatas teman. Kita tidak berniat untuk membawa hubungan tersebut ke arah emosional atau seksual.

Lantas, kapan kedekatan platonis bisa dikatakan berubah menjadi perselingkuhan emosional?

Menurut pakar hubungan dan terapis Jor-El Caraballo, LMHC, emotional cheating melibatkan pengembangan ikatan emosional yang lebih dalam dengan seseorang yang membuat kita merasa nyaman daripada pasangan.

Seseorang yang berselingkuh secara emosional juga akan menyimpan rahasia dari pasangannya.

"Seseorang yang tidak jujur dan terbuka dengan pasangan terkait hal-hal yang mereka diskusikan kepada teman mereka adalah salah satu gejala utama perselingkuhan emosional," tambah Kors.

Bedanya platonic intimacy vs emotional cheating

Baik platonic intimacy maupun emotional cheating sama-sama melibatkan kedekatan emosional.

"Keintiman emosional merupakan bagian normal dan sehat dari segala jenis hubungan," tutur Kors.

Caraballo setuju dengan gagasan tersebut. "Itu (kedekatan emosional) adalah unsur penting yang membuat seseorang merasa memiliki komunitas dan sistem pendukung."

Perbedaan kedekatan platonis dan perselingkuhan emosional terletak pada kesesuaian dan seberapa dalam keintiman emosional itu, catat Kors.

"Tergantung apakah kita terlibat dengan seseorang yang mengancam stabilitas hubungan utama kita atau tidak," jelasnya.

Ancaman ini bentuknya beragam, entah itu melanggar kepercayaan pasangan, atau membiarkan hubungan romantis atau hubungan seksual tumbuh dengan lawan jenis yang bukan pasangan kita.

Tanda kita melakukan emotional cheating

Kors dan Caraballo menyebutkan tiga tanda utama seseorang melakukan emotional cheating:

1. Menyimpan rahasia dari pasangan

"Hubungan yang sehat dilandasi kepercayaan dan transparansi, dan menyimpan rahasia berarti mengkhianati kepercayaan itu," kata Kors.

"Menyimpan rahasia adalah definisi selingkuh."

Bukan berarti kita harus membagikan segala sesuatu dengan pasangan.

Tetapi menurut Kors, jika kita memiliki jenis hubungan apa pun yang harus disembunyikan dari pasangan, itu adalah tanda bahaya untuk hubunganmu dengan pasangan.

Apabila kita menutupi kedekatan dengan orang lain, menghapus pesan teks mereka, atau menghubungi orang itu secara diam-diam, tandanya kita berselingkuh secara emosional.

2. Bercengkerama lebih sering dengan lawan jenis yang bukan pasangan kita

Ada masa-masa di mana kita menghabiskan waktu dengan orang lain lebih sering daripada pasangan.

Misalnya, kita dan pasangan menjalani hubungan jarak jauh, sehingga kita jarang bertemu si dia dan lebih sering kongkow bersama orang lain di waktu santai.

Namun sebaiknya, perhatikan durasi waktu yang kita sisihkan bersama orang lain dibandingkan dengan pasangan kita, tegas Kors.

Kita dapat menjawab pertanyaan berikut:

  1. Apakah waktu berkualitas yang saya habiskan bersama pasangan berkurang sejak saya dekat dengan orang ini?
  2. Apakah saya menyisihkan lebih banyak waktu dengan orang ini daripada pasangan saya?
  3. Apakah saya lebih senang menghabiskan waktu dengan orang ini daripada bersama pasangan?

Jika salah satu dari ketiga pertanyaan itu memiliki jawaban "ya", kita berada di area yang tidak jelas.

"Apabila menjaga persahabatan membuat kita mengalihkan perhatian dari pasangan, dan menghabiskan waktu dan energi yang seharusnya untuk pasangan, ada sesuatu yang salah," ungkap Kors.

3. Bagian tubuh tertentu menunjukkan reaksi

"Biasanya, kecurangan emosional sejalan dengan penipuan, yang dapat menciptakan perasaan bersalah dan malu," sebut Caraballo.

Ketika kita cemas memikirkan seperti apa hubungan kita dengan lawan jenis yang bukan pasangan, itu berarti bagian tubuh kita bereaksi atau merespons.

Kors mengingatkan untuk memerhatikan bagaimana respons seksual kita saat berada di dekat lawan jenis ini.

Apakah kita merasa gemetar? Atau darah mengalir ke pipi atau bagian lain?

"Mengembangkan hasrat seksual terhadap teman mengancam stabilitas hubungan kita," sambung Kors.

Mencegah platonic intimacy menjadi emotional cheating

Seiring kedekatan hubungan kita dengan teman, jangan ragu untuk membicarakan jenis persahabatan kita.

"Mulailah dengan mengartikulasikan apa yang kita hargai tentang mereka sebagai teman," kata Kors.

"Jelaskan apa yang mereka bawa ke dalam hidup kita, apa yang kita peroleh dari hubungan ini, dan betapa berartinya bagi kita memiliki persahabatan yang jelas dan tidak mengancam hubungan romantis kita."

Percakapan ini dapat membantu kita menciptakan ikatan yang saling menjaga, tidak mengganggu hubungan romantis kita.

Bagaimana jika kita mencurigai pasangan melakukan emotional cheating?

Pedih memang membayangkan jika pasangan memiliki sosok lain dalam hidup mereka.

Tetapi daripada terus-menerus cemas, apalagi sering mengecek pesan dan riwayat panggilan di ponsel pasangan, cobalah menanyakan langsung kepada pasangan.

"Jangan saling menyalahkan, dan cobalah melakukan percakapan tentang keintiman, sifat persahabatan, dan apa yang dibutuhkan untuk merasa aman dalam hubungan dan apa yang membuat kepercayaan itu lahir," saran Kors.

Melalui konteks percakapan yang lebih luas, kita dapat mengatasi kecemburuan saat ini secara hati-hati.

Perlu diingat, dengarkan apa yang dikatakan pasangan kita setelah kita membuka topik percakapan.

Mungkin saja, pasangan benar-benar hanya sebatas menjalin hubungan pertemanan dengan orang itu lantaran memiliki kesamaan hobi.

"Percakapan seperti ini bisa jadi sulit, tetapi jauh lebih mudah saat kita sabar, terbuka, dan tulus," terang Caraballo.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/06/09/085818420/bedakan-kedekatan-platonis-dengan-selingkuh-emosional

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke