Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Lego House, Tempat "Memberi Nyawa" pada Kreasi dan Imajinasi

Mereka mendapat waktu sekitar tiga menit, untuk membuat kreasi berbentuk ikan, dari balok-balok Lego yang tersedia.

"Ayo, waktunya hanya tiga menit ya," kata seorang pemandu wisata berkaus ungu, lengkap dengan tag Lego House di dada kirinya. 

Ya, pemandangan itu terjadi di Lego House, sebuah tempat bermain Lego yang khusus dibangun di Billund, kota kelahiran Lego 90 tahun lalu, di barat Denmark.

Bangunan seluas 12.000 meter persegi, yang diresmikan pada 2017 itu, berisikan 25 juta keping Lego, dengan beragam aktivitas edukatif dan kreatif di dalamnya.

Orang-orang dewasa yang berkerumun seperti berlomba membuat ikan itu adalah sebagian wartawan dari berbagai negara yang diundang untuk merayakan 90 tahun Lego, di akhir Mei lalu.

"Kalau ikannya sudah jadi, langsung kita scan di sini ya," kata pemandu tadi sambil menunjuk mesin pemindai berbentuk mirip dispenser air mineral di sebuah sudut ruang.

Kapan lagi bisa berkreasi dengan ikan yang memiliki tangan? Atau bahkan menambahkan roda di badannya kan?

Galeri foto: Belajar dan Bermain di "Kampung Halaman" Lego

Aktivitas semacam ini memang memungkinkan siapa pun menjadi "bos" atas imajinasi yang ada di dalam kepala untuk mewujud menjadi kenyataan.

Sebab, kita bisa "memberi nyawa" dan menghidupkan kreasi tersebut. Setiap kreasi ikan yang dibuat dapat dipindai untuk kemudian keluar dan "hidup" di dalam akuarium digital. 

Ketika orang-orang dewasa ini pun begitu antusias membuat ikan dan menghidupkannya, bisa dibayangkan apa yang ada di benak anak-anak saat melakukan aktivitas serupa, bukan?

Mereka pasti takjub saat bisa melihat kreasi ikan yang dibuatnya, dapat "hidup" dan lalu berenang di dalam akuarium. Membahagiakan.

Tempat membuat kreasi ikan tersebut ada di zona kuning, salah satu zona dari empat zona yang ada di Lego House.

"Zona kuning adalah tempat untuk melatih perasaan dan emosi, untuk mengembangkan emotional skill," ujar pemandu itu lagi.

Dia lalu menerangkan, di zona merah, pengunjung akan mendapat stimulasi kreativitas dengan mewujudkan imajinasi menggunakan balok lego, tanpa batas.

Lalu, ada zona biru yang berisikan permainan untuk mengasah kemampuan kognitif, serta zona hijau untuk kemampuan sosial.

Semua permainan mengunakan balok Lego dengan konsep digitalisasi sejenis. Ada yang bisa menjelmakan sosok mini figure yang dibuat menjadi cover majalah. 

Ada pula, tempat di mana kita bisa memindai kreasi sosok menari, menjadi figur yang benar-benar menari dalam iringan musik di layar digital. Semuanya dilakukan dengan pemindaian.

Keberadaan mesin-mesin pemindai itu mampu mengonversi tampilan fisik dari sebuah kreasi menjadi sosok digital secara instan, dan tersedia hampir semua zona tersebut.

Ada tiga buah dinosaurus setinggi sekitar tiga meter yang dipajang di lantai III gedung itu.

Lalu, yang paling ikonik dan menjadi kekhasan tempat ini adalah pohon kreativitas raksasa yang berdiri di lantai dasar Lego House.

Pohon ini menjulang menembus beberapa lantai hingga ketinggian 15 meter, dipagari tangga melingkar yang membawa pengunjung ke lantai atas.

Berita foto: Megahnya Lego Campus di Billund

Pada setiap putaran yang kita lalu, bisa terlihat berbagai kreasi Lego yang menghiasi setiap penampang dahan pada pohon itu.

Ya, tak main-main tentunya, pohon Lego ini dibangun dengan menggunakan 6.316.611 potong balok Lego. Sekilas, pohon ini terlihat seperti sungguhan.

Namun, saat didekati, kreasi ini mengandung sejumlah detail menarik di dalamnya. Termasuk kreasi-kreasi yang menhiasi penampang dahannya.

Pada tiap-tiap dahan dipasang berbagai desain Lego, dengan beragam koleksinya, mulai dari dahan paling bawah, hingga di atas, yang menggambarkan pertumbuhan.

Lalu, pada batang pohon Lego tersebut, -jika jeli- kita dapat melihat pahatan inisial dari Ole Kirk Christiansen, sang kreator Lego, dan dua generasi penerusnya.  

Uniknya pula, pucuk dari pohon ini tak dirampungkan menjadi pohon utuh. Pada bagian paling atas dipasang desain konstruksi Lego.

Ternyata, konsep ini ingin menggambarkan bahwa Lego belum berhenti berkembang, dan masih akan terus tumbuh di hari-hari mendatang.

Tak hanya bermain ke Legoland  tertua di sana, dalam lingkungan yang sama, para pengunjung dapat menikmati keunikan bermain Lego, yang tentu tak bisa dirasakan di rumah. 

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/06/14/113446120/lego-house-tempat-memberi-nyawa-pada-kreasi-dan-imajinasi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke