Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kolagen Vs Biotin, Mana yang Terbaik untuk Kesehatan Kulit

KOMPAS.com - Kolagen dan biotin disebut-sebut mendatangkan manfaat bagi kesehatan kulit dan rambut.

Kolagen merupakan protein dan komponen dalam jaringan ikat tubuh. Sedangkan biotin adalah vitamin.

Keduanya punya peran penting bagi kesehatan kulit dan rambut, tapi sering membuat orang-orang bingung manakah yang terbaik di antaranya.

Perbedaan kolagen dengan biotin

Perlu diketahui bahwa kolagen adalah protein yang membantu pembentukan matriks ekstraseluler agar kulit memiliki bentuk dan struktur.

Kolagen dapat diproduksi oleh tubuh namun jumlahnya akan berkurang seiring pertambahan usia.

Di sisi lain, kolagen di kulit juga lebih cepat rusak daripada yang dapat diproduksi oleh tubuh.

Hal itu dapat menyebabkan kulit kehilangan elastisitas dan kekencangan, menipis, berkerut, hingga memperlambat proses penyembuhan luka.

Berbeda dengan kolagen, biotin sebagai vitamin B malah tidak dapat diproduksi oleh tubuh.

Oleh karenanya, kita disarankan mengasup biotin melalui makanan atau suplemen supaya mendapat nutrisi ini.

Itu merupakan hal yang penting karena biotin membantu berbagai enzim memetabolisme glukosa, asam lemak, dan asam amino yang membangun protein.

Jika kadar biotin tidak dijaga dikhawatirkan rambut rontok, kuku rapuh, dan infeksi kulit dapat terjadi.

Mana yang lebih baik untuk rambut?

Seperti yang sudah disebutkan bahwa salah satu tanda kekurangan biotin adalah rambut rontok.

Oleh sebab itu, mengasup suplemen biotin disarankan untuk mengatasi kondisi tersebut.

Biotin juga dapat membantu menumbuhkan kembali rambut. Manfaat ini dibuktikan dalam studi di Journal of Laparoendoscopic & Advanced Surgical Techniques pada tahun 2021.

Studi menjaring 156 wanita yang menjalani proses penurunan berat badan dengan 72 persen di antaranya mengaku mengalami kerontokan rambut.

Studi juga mendapati 22 responden mengalami defisiensi biotin dan mengonsumsi 1.000 mikrogram biotin per hari selama tiga bulan.

Dari jumlah tersebut, lima responden atau sekitar 23 persen melaporkan penurunan signifikan dalam kerontokan rambut.

Sementara itu, 29 responden tanpa kekurangan biotin memilih untuk mengonsumsi 1.000 mcg biotin per hari.

Hasilnya adalah 11 responden atau sebanyak 38 persen melaporkan penurunan yang signifikan pada kerontokan rambut.

Studi lantas menyimpulkan biotin dapat mengatasi kerontokan rambut pada orang dengan dan tanpa kekurangan biotin.

Tetapi studi itu hanya melibatkan sedikit peserta sehingga bukti yang diberikan tidak cukup kuat.

Sayangnya tidak ada juga bukti yang menunjukkan biotin membuat rambut lebih tebal atau mengatasi kerontokan rambut pada orang yang tidak memiliki kekurangan biotin.

Di sisi lain, ada studi di National Library of Medicine yang meneliti efek produk kolagen untuk kesehatan kulit pada 36 wanita di atas usia 35 tahun.

Mereka diminta meminum suplemen kolagen dan plasebo selama 12 minggu.

Peneliti kemudian menggunakan ukuran hidrasi, elastisitas, kekasaran, dan kepadatan untuk menilai kesehatan dan penampilan kulit.

Kelompok yang minum suplemen kolagen ternyata mengalami perubahan signifikan dalam keempat penilaian.

Manfaat suplemen kolagen diketahui juga bertahan selama empat minggu dalam kurun waktu 12 minggu awal.

Akan tetapi, studi tersebut diragukan lantaran penelitian dibiayai oleh produsen kolagen.

Mana yang lebih baik untuk kulit?

Bila seseorang kekurangan biotin, ia dapat meningkatkan kesehatan kulitnya dengan mengonsumsi biotin.

Jika tidak, kolagen bisa menjadi alternatif karena membantu memperbaiki penampilan kulit.

Tinjauan sistematis di National Library of Mdicine tahun 2019 tentang suplemen kolagen oral mendukung gagasan bahwa kolagen dapat meningkatkan kesehatan kulit.

Tinjauan tersebut mencakup sebelas penelitian dengan melipatkan 805 responden.

Delapan studi soal kolagen hidrolisat menemukan bukti kolagen dapat meningkatkan penuaan kulit, selulit, kekeringan kulit, dan bisul.

Dua dari penelitian lain menemukan peningkatan hidrasi dan elastisitas kulit dengan kolagen tripeptida.

Sementara satu penelitian sisanya mendapati kolagen dipeptida dapat meningkatkan penuaan kulit sebanding dengan jumlah kolagen dipeptida yang dikonsumsi seseorang.

Penelitian yang ditinjau melahirkan analisis bahwa tidak ada efek samping dan menunjukkan kolagen menjadi suplemen yang berguna untuk mengurangi tanda-tanda penuaan.

Sebaliknya, tidak ada penelitian yang membuktikan biotin dapat memperbaiki kondisi kulit.

Risiko mengonsumsi biotin dan kolagen

Kolagen dan biotin tidak ada salahnya dikonsumsi bersamaan karena belum ada bukti keduanya tidak aman diasup sekaligus.

Bagi orang yang ingin meningkatkan kesehatan kulit dan rambut, mengonsumsi keduanya bisa menjadi pilihan.

Akan tetapi, mengonsumsi biotin dalam dosis tinggi kemungkinan mengganggu beberapa tes laboratorium, termasuk:

- Hepatitis
- HIV
- Tiroid
- Vitamin D
- b-HCG, hormon yang ada dalam darah selama kehamilan.

Berbeda dengan biotin, mengonsumsi kolagen aman karena protein ini berada di dalam tubuh.

Studi di National Library of Medicine pada tahun 2019 terhadap 36 responden tidak melaporkan efek samping setelah mereka mengasup kolagen.

Makanan mengandung kolagen dan biotin

Apabila tidak ingin mengonsumsi suplemen biotin, makanan-makanan berikut ini dapat dijadikan alternatif:

- Telur
- Daging, seperti hati sapi
- Ikan salmon
- Susu
- Almond
- Roti gandum
- Apel
- Keju cheddar
- Yogurt

Sementara itu, makanan hewani sebagai pengganti suplemen kolagen, antara lain:

- Ayam
- Ikan
- Kaldu tulang
- Kacang
- Legume
- Biji-bijian
- Kedelai

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/06/15/061018720/kolagen-vs-biotin-mana-yang-terbaik-untuk-kesehatan-kulit

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke