Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bromance Victor-Alden Heboh di Twitter, Apa Makna Sebenarnya?

KOMPAS.com - Istilah bromance Viden - Victor dan Alden, tengah hangat dibicarakan netizen Twitter.

Tagar #Viden pun mencuat menjadi trending. Diketahui Viden adalah penggabungan nama Victor Agustino dan Jonathan Alden.

Keduanya adalah finalis MasterChef Indonesia musim ke-9.

Hubungan mereka yang begitu dekat melebihi sahabat setelah lepas dari kompetisi memasak itu dan disebut-sebut sebagai bromance.

Lantas apa sebenarnya makna dari bromance?

Brother romance alias bromance pada umumnya kerap dipahami sebagai persahabatan sesama jenis, khususnya pria dengan pria.

Istilah ini tak memandang orientasi seksual, apakah pria itu heteroseksual atau bahkan memiliki orientasi seks lain.

Dalam beberapa kasus, -di luar negeri misalnya- bromance kerap diwarnai dengan romansa heteroseksual.

Hubungan antar pria dengan pria kebanyakan menawarkan koneksi atau stabilitas emosional yang lebih baik, memiliki ruang dalam mengungkapkan emosional, pemenuhan sosial serta resolusi konflik yang lebih baik.

Bahkan, keakraban secara emosional melebihi dari yang mereka bagikan dengan pacar atau pasangannya.

"Jelas, bromance menyerupai istilah persahabatan yang lebih romantis, yaitu pernyataan cinta, ciuman, pelukan dan kepercayaan emosional yang eksklusif."

Demikian ungkap sebuah riset yang dilakukan Eric Anderson Lab, sebuah lembaga riset di bawah naungan Northwestern University, Amerika Serikat. 

Bromance menjadi sebuah konsep persahabatan yang terkenal berkat para pesohor atau artis papan atas.

Jika kita amati, sebut saja hubungan persahabatan Matt Damon - Ben Affleck, hingga Adam Levine - Blake Shelton.

Media setempat kerap memasukkan percakapan romantis mereka, sehingga muncul anggapan yang lebih modern tentang bromance.

Sementara itu, parodi bromance karya Bryan Hawn, dilihat oleh jutaan orang di YouTube.

Di sana digambarkan dua cowok yang bernyanyi dengan ketertarikan seksual yang jelas tetapi tidak ada ikatan seksual apa pun.

Mereka menyebutnya bromance, meski mereka tampaknya berhati-hati karena anggapan negatif atau pandangan orientasi seksual seperti gay juga melekat pada bromance.

“Bromance. Tidak ada yang benar-benar gay tentang itu. Bukan berarti ada yang salah dengan menjadi gay. Aku mencintaimu dengan cara heteroseksual," ujar Bryan Hawn.

Lebih lanjut, dalam literatur ekstensif yang dikembangkan seputar perbedaan kelamin dalam persahabatan, bromance diartikan hubungan yang dapat dibedakan dari persahabatan mereka yang terjalin, tidak seperti persahabatan wanita dengan wanita.

Bromance seolah menerapkan konsep hubungan persahabatan yang "berdampingan".

Sementara persahabatan antar wanita cenderung lebih ke "pertemuan atau tatap muka".

Kemudian bromance juga kerap berbagi minat dan aktivitas.

Dalam hal ini kerap terlihat di Instagram antara hubungan Victor dan Alden yang kerap berbagi aktivitas keseharian mereka di media sosial.

Sementara, hubungan antar wanita kerap mengandalkan keterbukaan diri dan dukungan emosional.

Di samping itu, pria dengan pria dengan cepat saling menyentuh, sementara wanita memerlukan pelukan sebagai ungkapan emosional.

Hubungan bromance diketahui juga tidak bersifat pribadi, sementara wanita melibatkan urusan personal masing-masing dalam percakapan.

Sayangnya, perbedaan itu kerap dikaitkan dengan maskulinitas dan feminitas, termasuk dalam budaya di banyak negara, mungkin juga di Indonesia.

Persahabatan pria yang penuh "gairah" itu kerap dipandang tidak maskulin dan bermasalah dengan budaya yang menimbulkan kecurigaan di tengah masyarakat kalau mereka adalah gay.

Berbeda dengan persahabatan antara wanita dengan wanita yang masih dianggap normal-normal saja.

Sementara urusan orientasi seksual, wanita tetap saja bisa bergairah satu sama lain.

Meski begitu, Antropolog yang berbasis di AS, Robert Brain mengatakan, anggapan miring tersebut tidak berlaku di sejumlah negara.

Hubungan pria dengan pria di beberapa budaya, termasuk yang memperlihatkan emosi dan kasih sayang masih dianggap biasa saja.

Mereka masih bisa jatuh cinta dengan lawan jenis (heteroseksual), menikah, terikat seumur hidup dan meresmikan hubungan persahabatan mereka tanpa dibumbui hasrat seksual.

Menurut Robert, hal itu bisa terjadi karena biasanya pria enggan melakukan hubungan seksual karena faktor larangan dan norma yang berlaku di masyarakat.

Namun, kenyataan yang sebenarnya juga belum tentu seperti itu secara teori.

Demi mengetahui hal tersebut, dalam risetnya, Robert telah mewawancarai seorang pria dengan orientasi heteroseksual.

Pria tersebut diberi sejumlah pertanyaan termasuk, apakah dia akan berhubungan seks dengan bromance-nya.

"Jika pria itu cukup menarik ... Anda tidak akan pernah tahu." kata pria tersebut.

Mengingat karakteristik ini, dia kembali ke pertanyaan yang diajukan oleh para remaja putra lainnya.

Beberapa pertanyaan di antaranya:

Apakah bromance dianggap sebagai tanda orientasi seksual?

Apakah seorang pria yang naksir dan tergila-gila dengan pria lain membuat pernyataan yang berarti tentang orientasi seksualnya?

Jika seorang pria heteroseksual berhubungan seks dengan pria lain, apakah itu dianggap sebagai gay?

Jika dua pria straight adalah bromance, apakah itu dianggap sebagai romansa?

Mungkin dalam kedua kasus tersebut, para pria tidak sepenuhnya berbicara secara seksual dan romantis.

Mereka mungkin hetero secara romansa tetapi biseksual secara seksual, hetero secara seksual tetapi biseksual secara romansa, atau kebanyakan hanya heteroseksual saja.

Riset Robert kemudian menunjukan bahwa bromance mungkin telah diciptakan sebagai kedok, alias sebuah anggapan agar diterima secara budaya dan norma yang berlaku.

Membiarkan hubungan antar pria begitu rentan dengan emosional satu sama lain hingga menghindari cap homoseksual.

Di satu sisi, seorang pria dan bromance-nya dapat memuaskan gairah romantisme dan keinginan untuk terikat pada pria lain tanpa merusak kesesuaian gender.

Tetapi di tahap bromance, masih ada kemungkinan kalau hubungan mereka lebih dari romantisme persahabatan belaka.

Tentu saja, pria bisa naksir atau jatuh cinta dengan sesama jenis tanpa berhubungan seks - sama seperti berhubungan seks dengan sesama jenis, bukan berarti mereka jatuh cinta dengan orang itu.

Robert menyimpulkan adanya kecurigaan yang melekat atas definisi kedekatan emosional dari hubungan bromance.

Lagi pula, kata dia, hubungan yang seperti itu tidak ada bedanya dengan hubungan persahabatan antara wanita dan wanita atau wanita dan pria.

Sehingga tidak ada yang salah dengan bromance, yang saat ini menjadi istilah kekinian yang menggambarkan persahabatan. Sebab, wanita yang heteroseksual juga bisa melakukannya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/06/17/072359220/bromance-victor-alden-heboh-di-twitter-apa-makna-sebenarnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke