Amber Heard Disebut Idap Gangguan Narsistik, Kenali 6 Cirinya

Kasus ini bermula dengan gugatan pencemaran nama baik yang dilayangkan Johnny Depp atas sebuah tulisan yang dirilis Amber Heard di The Washington Post.

Di sana, Heard menggambarkan dirinya sebagai "public figure yang mewakili korban kekerasan dalam rumah tangga”.

Memang, artikel itu sama sekali tidak menyebutkan nama Johny Depp.

Namun, karir Depp tetap terpengaruh. Bahkan, dia mengklaim bahwa hal itu membuatnya kehilangan beberapa perannya dalam dunia akting.

Kasus tersebut kini telah berakhir untuk kemenangan Depp.

Selanjutnya, banyak ahli hubungan yang menyoroti kasus ini dan menyebut apa yang terjadi di tengah Depp dan Heard sebagai toxic relationship.

Narsistik

Beberapa ahli juga menyebut Amber Heard sebagai seorang narsistik, atau kondisi gangguan kepribadian di mana seseorang akan menganggap dirinya sangat penting dan harus dikagumi.

Orang yang narsistik biasanya selalu membuat dirinya terlihat sebagai orang yang menyenangkan dan baik.

Sehingga, kondisi inilah yang lalu dapat membuat pasangannya terjebak dalam hubungan toxic, tanpa sadar.

Nah, Violet Lim, CEO dari dating agency Lunch Actually -yang menjangkau kawasan asia tenggara, termasuk Indonesia- mencoba memetakan beberapa tips untuk mengidentifikasi orang dengan kelainan narsistik.

• Kurangnya empati

Narsisitik selalu merasa bahwa mereka adalah pusat dunia dan sangat suka mengontrol segala hal.

Mereka juga senang memanfaatkan dan memanipulasi kondisi agar segalanya berada di bawah kendali mereka.

• Merasa istimewa

Para narsistik selalu merasa memiliki hak istimewa untuk mendapatkan perlakuan khusus.

Mereka juga merasa bahwa semua orang harus setuju dengan bagaimana mereka berperilaku.

Lalu, jika orang lain mengemukakan pandangan yang berlawanan, maka pandangan tersebut salah dan konyol.

• Merasa diri sendiri mengagumkan, sekaligus rentan

Seorang narsistik bisa menjadi sangat ekstrovert, namun juga rentan pada saat yang bersamaan.

Mereka sebenarnya tidak percaya diri, tetapi alih-alih mengakuinya, mereka lebih suka menyembunyikannya.

Caranya dengan berpura-pura merasa menjadi korban dari orang lain yang tidak sependapat dengan mereka.

• Ingin terlihat lebih baik 

Orang narsistik ingin terlihat baik dari orang lain. Mereka juga ingin orang-orang di sekitarnya juga terlihat baik, terutama pasangannya.

Karena itu, seorang narsistik awalnya akan membuat pasangannya merasa menjadi manusia yang luar biasa.

Dia akan memperlakukan pasangan seperti seorang raja atau ratu di awal hubungan.

Namun, lama kelamaan hal itu akan hilang, dan sosok diri aslinya akan terungkap setelah itu.

• Tidak bisa mengatur emosi

Orang yang narsistik biasanya tidak dapat mengatur emosi, dan tidak bisa berusaha mengendalikannya.

Terkadang, mereka berperilaku seperti anak usia tiga tahun.

Jadi, ketika mereka marah, mereka akan menunjukkannya tanpa mempertimbangkan situasi orang lain.

Namun ketika semuanya terkendali, mereka akan senang dan tidak ragu untuk memuji pasangannya untuk itu.

• Hipersensitif terhadap kritik

Terakhir, para narsistik akan mudah tersinggung ketika mendapat kritik, terutama jika itu tidak menyenangkan bagi mereka.

Hal ini bisa membuat pasangannya takut untuk mengatakan sesuatu yang negatif terhadap para narsistik karena sudah mengetahui konsekuensi dari mengkritik mereka sebelumnya.

Violet juga menekankan, kita perlu memahami diri sendiri terlebih dahulu sebelum terlibat dengan orang lain.

"Sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita harus menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri."

"Ya, memahami diri kita yang sebenarnya sangat diperlukan sebelum terlibat dalam hubungan yang lebih dalam dengan orang lain."

Demikian uraian Violet dalam siaran pers yang diterima Kompas.com pada Kamis (23/6/2022).

Menurut dia, dengan memahami diri sendiri, kita dapat mengenali diri sendiri lebih awal pula.

Lalu jika iya, kita bisa berusaha mendapatkan bantuan dari para profesional, sehingga tidak melibatkan orang lain sebelum kita menjadi versi terbaik dari diri kita.