Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Pengobatan Kemoterapi pada Pasien Leukemia seperti Anak Denada

KOMPAS.com - Anak aktris Denada, Aisha Aurum telah menjalani kemoterapi terakhir untuk mengobati penyakit kanker darah atau leukemia yang dia derita.

Bocah berusia 9 tahun itu sudah menjalani pengobatan kemoterapi selama tiga tahun belakangan di Singapura.

Setelah lepas dari kemoterapi, kondisi kesehatan Aisha akan terus dipantau dokter untuk memastikan reaksi tubuhnya. Lantas, seperti apa metode kemoterapi ini dilakukan pada pasien kanker darah?

Kemoterapi pada pasien kanker darah seperti putri Denada

Kemoterapi adalah metode pengobatan yang cukup efektif dalam memecah sel kanker di dalam tubuh melalui pemberian obat-obatan khusus kemo.

Cara kerja obat kemoterapi ini mirip sel kanker, nantinya obat yang diberikan pada pasien dapat membelah dengan cepat dan menargetkan sel kanker yang berkembang di dalam tubuh.

Melansir Cancer Center, pada pasien leukemia seringkali terdiri dari pemberian obat-obatan secara bersamaan dalam interval waktu yang rutin.

Obat-obatan tersebut biasanya diberikan secara oral dalam bentuk pil, atau intravena (langsung disuntikan ke pembuluh darah.

Dalam beberapa kasus, obat kemoterapi dapat diberikan secara intratekal atau langsung disuntikkan ke dalam cairan serebrospinal yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang.

Prosedur ini sengaja dirancang agar obat langsung menargetkan sel kanker yang sudah terlanjur menyebar di area tersebut.

Metode penyuntikkannya juga diinjeksi langsung melalui perangkat khusus yang ditempatkan di bawah kulit kepala.

Meski metodenya membuat pasien merasa kesakitan, namun beberapa rumah sakit biasanya punya prosedur tertentu demi mengurangi rasa ketidaknyamanan akibat kemoterapi.

Selama pengobatan pun, tim dokter umumnya akan rutin melakukan tes darah dan tes diagnostik untuk memeriksa sel leukemia, yang tujuannya untuk membuat modifikasi pada takaran obat sesuai kebutuhan.

Akibat dari fungsi obat yang bekerja memecah dan menghancurkan sel-sel yang tumbuh di dalam tubuh, termasuk sel kanker, terapi yang satu ini juga dapat berpengaruh pada sel tubuh yang memiliki pertumbuhan yang cepat.

Seperti yang ada di rambut, itulah sebabnya kebanyakan pasien kanker yang menjalani kemo mengalami kerontokan rambut.

Selain itu, akibat efek samping yang memengaruhi sumsum tulang belakang. Pasien leukemia juga kerap merasakan lemah atau lesu setelah pengobatan.

Pasalnya obat kemo itu dapat memengaruhi kemampuan sumsum tulang dalam memproduksi sel darah.

Kemudian sistem pencernaan kemungkinan dapat terganggu yang membuat pasien kerap mengalami diare.

Meski demikian, efek samping akibat kemoterapi tergantung bagaimana tubuh merespons obat itu, sehingga efek sampingnya pada setiap pasien bisa berbeda.

Untuk mencegah efek samping yang berlebihan, biasanya tim dokter akan merekomendasikan kombinasi pendekatan tertentu untuk mencegah atau mengelola akibat obat kemoterapi selama perawatan leukemia.

 

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/06/24/085937920/mengenal-pengobatan-kemoterapi-pada-pasien-leukemia-seperti-anak-denada

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke