Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jadi Korban Bullying di Tempat Kerja? Lakukan 7 Hal Ini

Fenomena itu sebenarnya merupakan ironi karena tempat kerja ternyata menjadi ruang tidak aman bagi orang-orang tertentu.

Lebih parahnya, bullying yang sudah mengakar di banyak perusahaan tidak ditangani secara serius.

Padahal tempat tersebut seharusnya bisa mengakomodir semua orang di dalamnya agar skill dan kariernya dapat berkembang.

Tindakan yang termasuk bullying

Perundungan di tempat kerja alias workplace bullying adalah perilaku berulang untuk menyakiti bahkan mengintimidasi orang lain.

Psikolog Tara de Thouars mengatakan, bullying dapat dilakukan secara langsung maupun secara online oleh si pelaku.

"Orang-orang yang merasa punya power lebih bisa melakukan tindakan yang menyakiti orang lain, bisa fisik maupun psikis," kata Tara dalam webinar x Campus Marketeers Club, Jumat (24/6/2022).

"Saling ngegosipin, terus semua orang kemudian ngegenk, itu juga termasuk bullying."

Dalam praktiknya, tindakan tidak terpuji itu melibatkan tiga pihak yang terdiri dari pelaku, target, dan saksi.

Pelaku adalah orang yang menyerang titik lemah target supaya mereka terlihat berkuasa dan ketidakmampuan dirinya tertutupi.

Sementara target atau korban adalah orang yang disasar secara sengaja dan berulang untuk dipermalukan.

Dan yang ketiga adalah saksi sebagai orang yang tidak memiliki pemahaman cukup soal cara menghadapi bullying di tempat kerja.

Saksi seringkali berdiam diri padahal mereka mempunyai peranan penting untuk mengintervensi perilaku bullying.

Cara menghadapi bullying di tempat kerja

Seperti yang sudah disebutkan bahwa bullying merupakan bahaya laten.

Jadi, setiap orang harus paham bagaimana cara menghadapi tindakan yang tidak terpuji tersebut di tempat kerja.

Pasalnya setiap dari kita bisa saja dirundung karena masalah senioritas, kompetisi antarrekan kerja, maupun perselisihan.

Kalau kemungkinan terburuk itu kita alami, Tara punya beberapa menghadapi bullying di tempat kerja. Apa saja?

Menenangkan diri penting dilakukan karena pelaku bullying biasanya senang bila targetnya menunjukkan rasa kesal.

Lebih dari itu, mereka sengaja mem-bully korban hanya untuk memancing reaksi dan melukai.

Tara mengatakan, kita perlu melatih diri supaya memiliki batasan emosional yang sehat.

Artinya adalah kita tidak mudah bereaksi dan merasa buruk terhadap diri sendiri.

2. Atasi masalah secara langsung

Tara mendorong kita sebagai korban bully untuk menunjukkan sikap berani atas tindakan tidak menyenangkan yang diterima.

Baginya, mencoba berbicara dan menegaskan pendapat atau perasaan saat berkomunikasi dengan pelaku penting dilakukan.

3. Laporkan kepada atasan atau HRD

Jangan takut dikatakan cepu oleh orang lain jika kita melaporkan bullying kepada atasan maupun HRD.

Tara menyampaikan, laporan ada baiknya disampaikan dengan komunikasi yang tepat sehingga mereka yang punya wewenang dapat membantu mencari jalan keluar.

Maka dari itu, catat jam, lokasi, hingga siapa saja yang berada di dekat kita saat peristiwa terjadi.

Tujuannya supaya kita mudah melaporkan siapa yang menjadi pelaku bahkan dalang bullying di tempat kerja.

5. Jangan ragu untuk berbicara dengan orang lain

Adalah hal yang wajar jika merasa takut setelah mengalami perundungan. Namun, rasa pedih sebaiknya tidak dipendam sendiri.

Cobalah untuk berbicara dengan orang lain, seperti rekan kerja yang dapat dipercaya, sahabat, atau terapis.

Cara yang satu ini penting dilakukan supaya membantu kita mengatasi efek bullying yang dirasakan.

6. Jaga rasa percaya diri dan pikiran positif

Tara menjelaskan, bullying sebenarnya tidak merepresentasikan isu tentang targetnya, tapi merepresentasikan isu tentang pelakunya.

Seringkali terget jadi merasa diri kurang dan buruk. Oleh sebab itu, tetaplah pede dan berpikiran positif.

Di sisi lain, Tara menjelaskan berhasil atau tidaknya penanganan bullying ditentukan juga oleh kebijakan perusahaan yang kuat.

Kebijakan yang dimaksudnya adalah tidak mentolerir segala bentuk diskriminasi dan bullying.

Tara menambahkan, faktor tersebut harus dipertimbangkan calon karyawan untuk memastikan perusahaan yang dilamar berpihak pada kesetaraan, keberagaman dan inklusivitas.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/06/25/091856820/jadi-korban-bullying-di-tempat-kerja-lakukan-7-hal-ini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke