Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dulu Tutupi Vitiligo Pakai Stoking dan Foundation, Zsazsa Caesar Kini Jadi Model Inspiratif

Ia tampil di peragaan kelas dunia, cover majalan fesyen bergengsi hingga menjadi Victoria's Secret Angel meskipun memiliki kelainan kulit sejak lahir.

Di ranah lokal, Zsa Zsa Caesar punya cerita yang nyaris serupa karena menderita penyakit yang kerap dianggap seperti panu itu.

Gadis kelahiran Bandung itu kini dikenal sebagai model profesional yang cantik dan penuh percaya diri.

Ia tak pernah insecure dengan penampilan fisiknya, jauh berbeda dari belasan tahun silam ketika menutupi vitiligo yang dialaminya dengan stoking, foundation hingga cat rambut.

Vitiligo pertama kali muncul usia 5 tahun

Vitiligo adalah penyakit depigmentasi yang dapat mengenai kulit, rambut, bantalan kuku hingga mukosa.

Gejalanya berupa munculnya bercak putih susu tidak berbatas jelas, yang bisa terjadi sejak usia anak-anak.

Seperti Zsazsa Caesar yang pertama kali merasakan muncul bercak putih tersebut masih berusia lima tahun.

"Pertama kali tuh umur lima tahun awalnya kecil, disangka panu kan tapi enggak sembuh-sembuh meskipun udah dikasi obat," katanya saat berbagi dalam Webinar I Am Alive With Self Love yang digelar Regenesis Indonesia, Sabtu (25/06/2022) lalu.

Kondisinya menjalar hingga ke berbagai area tubuh lainnya termasuk di lutut, yang lebih terekspos pandangan orang lain.

Selama lima tahun awal, ia tidak merasakan efek psikis maupun emosional apapun dari kondisinya tersebut.

Namun berbeda saat duduk di bangku SD, ketika penampilan kulitnya jadi perhatian teman-teman di sekolahnya.

"Temen cowok mulai ngejelekin dibilang panu, pastinya sedih ya, sempat enggak mau sekolah karena merasa enggak sempurna dibandingkan teman-teman yang lain," ujar wanita berusia 26 tahun ini.

Terlebih lagi saat itu vitiligo belum terlalu dikenal luas sehingga tak banyak yang bisa memberikan informasi soal kondisi kulitnya.

Jurus andalannya adalah menggunakan stoking untuk menutupi kakinya, memulaskan foundation dalam jumlah banyak dan memakai pewarna rambut agar helaiannya yang memutih tidak terlihat.

"Itu dilakukan terus sejak SD sampai usia 25 tahun, tahun terakhir kuliah, bayangin waktu dan tenaga yang terbuang setiap akan keluar rumah," kata Zsazsa.

Paling tidak, ia butuh waktu 30-45 menit agar bisa berkamuflase dengan sempurna setiap saat.

Toh, itu juga tidak selalu sempurna karena ada beberapa orang yang menyadari upayanya itu.

"Tetap kelihatan, seringnya dianggap luka bakar, malah makin ditanya-tanya," kenangnya.

Selama hampir 15 tahun itu, ia merasa sendirian dan tidak ada yang bisa memahami kondisinya khususnya beban pikiran yang dirasakannya akibat penyakitnya.

Disadarkan teman akan 'keunikan' kulitnya

Titik balik perubahan Zsazsa terjadi ketika sahabatnya, yang sudah lama menyaksikan perjuangannya, mempertanyakan sikapnya yang terus bersembunyi.

"Ada teman yang nanya, 'bukannya malah vitiligo ini ya yang bikin Zsazsa jadi Zsazsa," kata wanita yang sudah membintangi iklan berbagai produk kecantikan ini.

Ucapan temannya itu, bersamaan dengan perasaan lelah emosional dan makin meningkatnya awareness vitiligo, membuatnya mantap mengubah diri.

"Saat itu juga yakin enggak mau menutupi diri lagi, karena capek selama ini jadi beban mental," jelasnya.

Tahap pertama, ia tak lagi menggunakan foundation untuk membuat warna kulitnya terlihat rata.

Kedua, ia menghilangkan stoking sebagai item wajib yang harus dipakai ketika keluar rumah.

Fase terakhir dilakukan Zsazsa dengan meninggalkan cat rambut hingga sengaja memanjangkan bagian rambutnya yang memutih karena vitiligo.

Hal itu kemudian memberikan berkah baginya ketika ditawari masuk dunia modelling karena keunikan kulitnya.

Karier barunya ini juga menjadi kesempatan Zsazsa untuk menyampaikan pesan positif dan inspiratif kepada penderita vitiligo lainnya.

"Saya percaya semua orang bisa percaya diri, apalagi dengan banyaknya dukungan yang didapatkan," tandas vitiligo warrior ini.

Kelebihan lain yang dirasakannya adalah penderita vitiligo tentunya akan lebih mudah berempati kepada orang lain karena pengalamannya sendiri.

"Jadinya kita enggak gampang judge orang lain, kita tahu rasanya di-judge dari luar," pungkasnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/06/27/200000720/dulu-tutupi-vitiligo-pakai-stoking-dan-foundation-zsazsa-caesar-kini-jadi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke