Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Risiko Cacar Monyet pada Ibu Hamil dan 5 Cara Mencegahnya

KOMPAS.com - Wabah cacar monyet dapat menular melalui kontak erat dengan orang yang terinfeksi.

Gejala umum yang muncul di antaranya demam, nyeri, pembengkakan kelenjar getah bening dan ruam yang berubah menjadi lesi.

Organsisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, sejumlah kasus dari wabah tersebut kebanyakan bisa pulih sepenuhnya tanpa pengobatan.

Akan tetapi, risikonya bisa jadi berbeda ketika cacar monyet menginfeksi bayi, anak kecil dan ibu hamil yang bisa memicu gangguan cukup serius.

Ketiga kelompok tersebut dikatakan sebagai kelompok rentan, karena ada faktor seperti imunitas yang belum cukup kuat dalam melawan infeksi.

"WHO menyebut ada konsekuensi buruk bagi ibu hamil dan bayi jika mereka terinfeksi."

"Termasuk cacar monyet bawaan (bisa menurun ke anak), risiko keguguran, atau meninggal di dalam kandungan," kata Dr. Edward Morris, President Royal College of Obstetricians and Gynaecologistics, seperti dilansir News Week, Selasa (28/6/2022).

WHO melalui artikel yang diterbitkan Ultrasound in Obstetrics & Gynecology menyebut bahwa sejumlah panduan bagi kelompok rentan perlu memerhatikan beberapa risiko yang mungkin ditimbulkan.

Pada artikel itu disebutkan bahwa cacar monyet dapat ditularkan ke bayi yang belum lahir melalui plasenta, yang mengarah pada cacar monyet bawaan, atau melalui kontak erat saat melahirkan atau setelahnya.

Sebuah studi yang dilakukan oleh Republik Demokratis Kongo pada 2007 dan 2011.

Tiga dari empat wanita hamil yang terinfeksi cacar monyet mengalami keguguran hingga kematian janin sebelum lahir, sementara yang keempat melahirkan bayi yang sehat.

Dua ibu hamil di antaranya menderita cacar monyet yang keguguran itu mengalami keparahan dengan tingkat infeksi sedang.

Sementara pada wanita ketiga mengalami cacar monyet yang cukup parah pada minggu ke-18 dan mengalami kematian janin di dalam kandungan.

Meski demikian, Komite American College of Obstetrics and Gynecology (ACOG) mengatakan bahwa risiko tersebut dapat dikatakan rendah, tergantung kondisi kesehatan ibu dan sistem kekebalan tubuhnya.

Menjaga jarak dengan transmisi dari virus monkeypox perlu diterapkan para ibu hamil.

1. Menghindari kontak erat

Ibu hamil disarankan untuk mengurangi kontak erat pada hewan yang berisiko menjadi transmitter seperti primata, tikus, tupai dan anjing.

Kemudian jangan lupa pula bahwa virus ini dapat menular melalui kontak erat dari manusia ke manusia, sehingga jika ada orang terdekat yang terinfeksi, lebih baik dihindari.

2. Mendapatkan vaksin cacar

Sebelum kehamilan atau saat hamil disarankan untuk mendapatkan vaksin cacar monyet untuk meminimalisasi risiko keparahan.

3. Konsumsi makanan yang matang

Daging dari hewan yang terinfeksi berisiko juga dapat menularkan atau menyebarkan penyakit cacar monyet.

Maka dari itu, ibu hamil juga wajib memastikan apa yang dikonsumsinya itu diolah sampai matang dengan sempurna.

4. Segera periksa ke dokter bila ada gejala yang dicurigai

Ketika memang ada lesi atau gejala lain yang dicurigai cacar monyet, para ibu hamil perlu segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan medis yang tepat.

5. Jaga kebersihan tangan

Hampir mirip seperti virus lainnya, cacar monyet juga kerap menempel pada bagian tangan.

Oleh karena itu, ibu hamil wajib memerhatikan higienitas atau kebersihan tangan sebelum dan sesudah melakukan sesuatu untuk memastikan tidak ada kontaminasi virus yang masih menempel.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/06/28/135029020/risiko-cacar-monyet-pada-ibu-hamil-dan-5-cara-mencegahnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke