Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengganti Tabir Surya dengan Pakaian Anti UV, Efektifkah?

Para ahli menganjurkan untuk mengoleskan sunscreen setiap dua jam sekali jika kita beraktivitas di bawah sinar matahari, atau lebih jika kita berkeringat atau berolahraga.

Salah satu solusi termudah adalah menggunakan pakaian khusus yang mampu melindungi kulit dari sinar UV.

Tetapi, apakah pakaian tersebut benar-benar efektif dalam melindungi kulit kita?

Ahli dermatologi Alok Vij, MD mengatakan, pakaian pelindung sinar matahari dilengkapi perlindungan sinar UV yang disebut dengan istilah ultraviolet protection factor (UPF).

Sementara itu, perlindungan yang diberikan oleh tabir surya umumnya disebut dengan istilah sun protection factor (SPF).

"Kebanyakan pakaian katun memberi perlindungan setara dengan 5 UPF," jelas Vij.

"Sebagian besar pakaian yang kita pakai memiliki tenunan longgar yang memungkinkan cahaya menembus dan masuk ke kulit."

Sedangkan, pakaian anti UV atau UPF memiliki tenunan yang lebih rapat dan rata-rata terbuat dari kain khusus untuk membantu menghalangi sinar matahari.

Sinar UV dapat menembus melalui lubang kecil pada tenunan pakaian biasa, bahkan dapat menembus langsung ke kulit jika kita mengenakan pakaian berwarna terang.

Pada pakaian anti UV, penghalang matahari jauh lebih besar dan memberikan kita lebih banyak perlindungan dari sinar matahari.

Jenis pakaian ini kebanyakan hadir dalam bentuk pakaian olahraga seperti jaket, kaos, dan topi.

Karena memerlukan jumlah benang yang lebih banyak, tidak jarang pakaian anti UV sedikit lebih mahal dibandingkan pakaian tanpa perlindungan anti UV.

Rekomendasi level UPF

Ketika membeli pakaian anti UV, carilah yang memiliki level UPF yang lebih tinggi.

Jika pada pakaian itu tercantum 30 UPF, maka kemungkinan sinar UV menembus pakaian tersebut adalah 1:30 atau 3,33 persen.

Setiap pakaian yang tertembus sinar UV kurang dari dua persen, akan diberi label 50+ UPF (level tertinggi).

Peringkat terendah untuk pakaian anti UV adalah 15 UPF.

Bisa bertahan antara dua hingga tiga tahun

Sama seperti jenis kain lainnya, menurut Vij, pakaian pelindung sinar matahari pada akhirnya akan rusak seiring waktu.

Namun ia mengatakan, pakaian anti UV bisa bertahan antara 2-3 tahun.

Faktor lain yang perlu diperhatikan

Selain memakai pakaian dengan tingkatan UPF tertentu, ada beberapa faktor lain yang bisa dipertimbangkan. 

1. Memakai pakaian berwarna gelap

Jika pergi ke luar rumah, cobalah mengenakan pakaian berwarna gelap.

Warna-warna seperti hitam, cokelat, atau biru tua akan mencegah lebih banyak sinar UV masuk ke kulit.

2. Memilih kain tenun yang rapat

Pakaian yang terbuat dari kain tenunan yang rapat akan memungkinan lebih sedikit sinar UV untuk menembus kain.

Pakaian berbahan wol, denim, dan kanvas ditenun secara rapat dan bisa memberikan perlindungan terhadap sinar matahari.

3. Menggunakan pakaian berserat sintetis

Kain seperti katun dan rami tidak mampu melindungi kulit dari sinar UV.

Sebagai gantinya, kenakan pakaian yang terbuat dari poliester dan nilon.

Perlukah mengoleskan tabir surya jika sudah mengenakan pakaian anti UV?

Pakaian, celana, dan topi dapat memberikan perlindungan yang baik dari sinar matahari.

Tapi jangan lupa, masih ada area yang terpapar sinar UV, seperti tangan, leher, dan wajah.

Maka dari itu, terapkan tabir surya di area yang tidak terlindungi untuk mencegah kulit terbakar akibat sinar matahari dan kanker kulit.

"Kebanyakan pakaian pelindung matahari memiliki 50 UPF atau lebih tinggi jadi lebih baik daripada tabir surya SPF," ungkap Vij.

"Tetapi disarankan untuk memakai tabir surya dan pakaian UPF untuk mendapatkan perlindungan terbaik."

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/06/30/081143020/mengganti-tabir-surya-dengan-pakaian-anti-uv-efektifkah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke