Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Membiarkan Bayi Menangis hingga Tertidur, Bolehkah?

Namun di sisi lain, ada yang mengatakan, membiarkan bayi menangis hingga tertidur kembali dapat memberikan manfaat bagi kesehatan.

Nah untuk itu, ada baiknya kita memahami metode “menangis” ini sebelum memutuskan mana yang terbaik.

Metode menangis ini disebut cry it out (CIO), di mana orangtua tidak segera merespons tangisan bayi.

Jadi, bayi diberi kesempatan untuk menenangkan dirinya sendiri hingga tertidur kembali.

Mungkin, pendekatan tanpa respons ini terasa kejam. Bahkan, dokter anak Heidi Szugye pun berpikir demikian.

“Saya rasa ini bukanlah ide yang baik untuk bayi dan orangtua,” ujar Dr. Szugye.

Kendati demikian, -memang, orangtua tidak ingin bayinya selalu bergantung pada responsnya agar bisa tertidur pulas.

Keluar masuk kamar bayi terus menerus tentu tidak akan menolong bayi untuk belajar tidur sendiri. Belum lagi, waktu tidur orangtua pun bisa semakin terganggu.

Untuk itu, metode graduated extinction mungkin bisa menjadi jalan tengah.

Metode ini merupakan metode latihan tidur yang didukung oleh American Academy of Pediatrics (AAP).

Dengan pendekatan ini, orangtua dapat meningkatkan waktu untuk merespons tangisan bayinya secara perlahan.

Konsep ini menumbuhkan kenyamanan dan ikatan seiring anak belajar bagaimana menenangkan diri dan tertidur dengan sendirinya.

“Biarkan anak menangis sedikit lebih lama secara perlahan,” ujar Dr. Szugye.

“Jika Anda menunggu selama dua menit di malam pertama, cobalah menunggu selama 3-4 menit di beberapa malam berikutnya, lalu tingkatkan perlahan,” lanjut dia.

Lama kelamaan, kata dia, bayi akan belajar untuk tertidur sendiri tanpa adanya kunjungan dari orangtuanya.

Bahkan, sebuah studi pada tahun 2016 menemukan, bayi yang belajar untuk menenangkan diri sendiri akan tertidur 15 menit lebih cepat dibanding anak yang tidak mengalami metode ini.

Para peneliti juga menemukan, metode extinction ini tidak membawa respons stres yang merugikan atau efek jangka panjang pada anak-anak.


Tips merespons tangisan bayi

Merespons tangisan bayi tentu tidak bisa sembarangan.

Jadi saat membuka pintu kamar, sebaiknya tetap matikan lampu guna membuat bayi berpikir bahwa dia masih perlu tidur.

Lalu, jangan lupa untuk berbicara dengan suara lembut dan menenangkan guna mencegah stimulasi bayi.

Sebaiknya, orangtua juga tidak tidak berlama-lama di kamar, namun menggunakan waktunya untuk berjaga-jaga jika ada masalah yang perlu ditangani.

“Lihat bayi hanya untuk memantau terjadinya sesuatu yang mengkhawatirkan, seperti demam, anak yang tampak lapar, atau perlu mengganti popok,” saran Dr. Szugye.

Orangtua juga bisa membelai bayi dengan lembut atau berbicara dengan nada yang menenangkan sampai bayi tenang dan mulai tertidur kembali.

Setelah itu, keluarlah dengan cepat, namun tetap tenang.

Kita juga perlu mengetahui, ada cara untuk meminimalisasi potensi tangisan bayi yang bisa dimulai beberapa hal.

Misalnya, rutinitas tidur siang dan tidur siang yang konsisten, rutin mengganti popok bayi, memberi makan, membacakan buku, dan memandikannya.

Selain itu, perhatikan pula tanda mengantuknya bayi.

Saat mengantuk, bayi akan menguap, mengucek mata, atau menarik telinganya. Bayi juga bisa menjadi sedikit rewel dan berhenti berinteraksi.

“Saat menyadari hal ini, sebaiknya segera bawa bayi ke tempat tidur. Anda sebaiknya menidurkannya saat mereka merasa mulai lelah dibandingkan saat lelah berlebihan,” ujar Dr. Szugye.

Jika bayi sulit tidur

Jika masalah tidur itu telah mengganggu waktu kita atau bayi di siang hari, segera bicaralah pada dokter anak atau spesialis tidur anak.

Untuk mencegah hal itu semakin menjadi-jadi, latihan tidur sudah bisa dimulai sejak bayi berusia 4-6 bulan.

“Lama kelamaan anak akan lepas dari masalah dan belajar untuk tidur. Dan itu artinya Anda juga bisa kembali tidur,” ujar Dr. Szugye.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/06/30/093741320/membiarkan-bayi-menangis-hingga-tertidur-bolehkah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke