Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apakah Kucing bisa Kentut?

KOMPAS.com - Kentut adalah proses pelepasan gas yang menumpuk di tubuh.

Kentut bisa disebabkan oleh udara yang tertelan, pertumbuhan bakteri di usus kecil, dan beberapa faktor lainnya.

Apakah hanya manusia yang bisa kentut? Tidak. Hewan seperti kucing juga dapat mengalami hal tersebut.

Kucing biasanya buang gas dengan suara pelan dan tidak terlalu berbau. Tetapi dalam kasus tertentu, kentut kucing bisa menimbulkan bau tidak sedap.

Frekuensi kentut pada kucing lebih rendah dari manusia

Kucing yang kentut satu sampai dua kali dalam sehari dianggap normal, menurut konsultan dokter hewan Sara Ochoa, DVM di Dog Lab.

Dibandingkan manusia yang bisa kentut hingga 21 kali dalam sehari, kucing tidak mengeluarkan kentut yang terlalu sering.

Dokter hewan di Vetster, Sarah Machell, DVM menyebutkan rendahnya frekuensi kentut pada kucing disebabkan oleh pola makan dan mekanisme produksi energi hewan itu.

Demi mendapatkan energi dan nutrisi, kucing pada dasarnya tidak bergantung pada selulosa layaknya hewan seperti sapi.

Artinya, hewan berbulu itu mempunyai lebih sedikit bakteri di usus dan bakteri ini tidak perlu bekerja terlalu keras.

Mikrobioma usus dalam tubuh kucing akan memecah makanan berbasis protein dan lemak, tetapi tidak memerlukan bakteri untuk mengeluarkan gas.

Alasan kucing kentut

Sama seperti manusia, kucing kentut akibat menelan udara ketika makan, atau memiliki kelebihan gas yang diciptakan oleh bakteri di usus.

Kucing akan mengeluarkan gas ini entah melalui kentut atau mulut, karena kucing bisa bersendawa layaknya manusia.

Terkadang, kucing kentut ketika merasa takut, stres atau cemas.

"Stres dan kecemasan berdampak besar pada tubuh, sistem kekebalan, kebiasaan makan, dan bioma usus kucing," jelas Machell.

Kentut tidak selalu bergantung pada usia kucing. Namun, anak kucing yang belum mempunyai sistem kekebalan yang sempurna atau kucing senior dengan sistem kekebalan yang lemah lebih rentan terhadap gangguan pencernaan dan akhirnya kentut.

Dikatakan Ochoa, transisi dari mengonsumsi ASI ke makanan padat juga bisa menyebabkan kucing mengeluarkan gas.

Jika kucing kentut secara berlebihan dari biasanya, inilah tanda-tanda yang perlu diwaspadai, seperti diterangkan Machell:

  • Infeksi bakteri, virus, atau jamur
  • Parasit seperti cacing atau protozoa
  • Penyakit kekebalan seperti alergi
  • Sindrom radang usus
  • Gangguan endokrin seperti hipertiroidisme
  • Penyakit metabolik seperti penyakit ginjal kronis
  • Habis menelan toksin atau racun
  • Beberapa jenis penyakit kanker

Apabila kucing sering kentut tetapi tidak menunjukkan tingkah yang aneh, jangan langsung khawatir dan membawa kucing ke dokter hewan, catat Machell.

Namun, ada baiknya mendiskuskikan masalah buang gas kucing dengan dokter hewan selama kita membawa hewan itu untuk menjalani pemeriksaan kesehatan.

Karena kucing merupakan pemakan daging (karnivora), tubuh hewan tersebut hanya "didesain" untuk memecah makanan berbasis protein.

Sedangkan, makanan karbohidrat dan sayuran yang memerlukan upaya ekstra untuk dipecah dan dicerna akan menghasilkan kotoran yang lebih berbau dan lebih lembut.

Margaret Gates, direktur di Feline Nutrition Foundation mengatakan, jika kucing makan makanan yang sesuai kondisi tubuhnya, kotoran kucing hampir tidak mengeluarkan bau, demikian pula dengan kentutnya.

Beberapa bahan dalam makanan kucing sangat bervariasi. Bisa jadi ada kandungan karbohidrat dan sayuran pada makanan tersebut, sehingga akan membuat kentut dan kotoran kucing lebih berbau.

Mengatasi masalah kentut pada kucing

Apabila kucing mengeluarkan kentut yang tidak terlalu berbau atau sedikit berbau beberapa kali sehari, itu adalah hal yang normal.

Sementara, jika frekuensi kentut pada kucing relatif tinggi namun tidak menimbulkan bau, kemungkinan kucing menelan udara saat makan.

Agar kucing tidak makan terlalu cepat dan mengurangi jumlah udara yang masuk, cobalah mengganti mangkuk makan biasa dengan slow feeder atau mangkuk bersekat.

Slow feeder adalah mangkuk yang dirancang khusus untuk mengatur kecepatan makan hewan peliharaan, agar makanan bisa dicerna dengan baik dan memberikan jeda bagi hewan untuk mengunyah makanan.

Ketika kucing mengeluarkan kentut berlebihan dan berbau tidak sedap tanpa disertai gejala seperti muntah, diare atau perubahan nafsu makan, kita bisa mengganti pola makan hewan kesayangan.

"Cobalah beralih ke makanan yang mengandung sumber protein berbeda," tutur Machell.

"Terapkan diet rendah residu yang dirancang dokter hewan, diet bahan terbatas, atau diet terhidrolisis."

Mengalihkan kucing dari pola makan lama ke pola makan yang baru harus dilakukan secara bertahap.

Campur makanan baru dengan makanan lama sekitar beberapa hari. Setelah itu, tambahkan jumlah makanan baru sembari mengurangi yang lama.

Pertahankan pola ini setidaknya selama delapan minggu, sebelum makanan lama benar-benar dihilangkan dan diganti yang baru.

Jika kita ingin menambahkan probiotik atau serat ke dalam makanan kucing untuk mengurangi kentut, Machell menganjurkan agar kita berkonsultasi dengan dokter hewan terlebih dahulu.

Probiotik dan serat tergolong sebagai makanan yang aman bagi kucing. Namun pada beberapa kasus, kedua makanan itu bisa memperburuk masalah buang gas kucing.

"Jika perubahan pola makan sederhana tidak membantu, maka itulah saatnya menemui dokter hewan," kata Machell.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/07/04/185554220/apakah-kucing-bisa-kentut

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke