Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Oki Rengga "Ngamuk" saat Stand Up, Simak 11 Cara Kelola Kemarahan

KOMPAS.com - Komika Oki Rengga memberikan klarifikasi usai video yang menunjukkan dirinya "menyeret" penonton ke panggung viral di media sosial.

Itu terjadi saat Oki merasa terganggu dengan ulah penonton yang menyaksikan penampilannya di Pesta Rakyat Simpedes, Medan, pada Minggu (24/7/2022) lalu.

Awalnya Oki berusaha menghibur penonton yang hadir sebelum Slank tampil. Namun, penonton yang dikatakan Oki penganggu malah mencemoohnya.

Sontak Oki yang merasa terusik turun dari panggung, meminta penonton yang meneriakinya untuk merapat ke barikade, lalu mengajaknya naik ke panggung.

Cara mengelola emosi

Aksi emosional yang ditunjukkan Oki sebenarnya merupakan respons yang lumrah ketika seseorang tidak terima dengan ejekan atau pun penghinaan. 

Meski lumrah, kita pun sebaiknya belajar dari Oki agar bisa mengontrol emosi menjadi lebih bijak.

Misalnya dengan mengikuti cara-cara berikut ini, supaya emosi tidak mudah meledak. Apa saja?

1. Identifikasi pemicunya

Sebelum meluapkan emosi, kita sebaiknya mengidentifikasi pemicu yang menyebabkan naik darah.

Dengan begitu kita dapat membuat rencana yang sesuai ketimbang menyalahkan orang lain atau situasi di sekitar yang merusak ketenangan.

Cara ini bisa dimulai dengan mempraktikkan beberapa teknik mengelola kemarahan sebelum masuk ke dalam situasi tertekan.

Itu penting dilakukan supaya kita lebih sabar yang berarti frustasi tidak mudah menyebabkan marah.

2. Mengevaluasi kemarahan

Kemarahan tidak selamanya benar. Maka dari itu, kenali dulu apa tujuan kita marah.

Untuk kasus ini, kita mungkin melanjutkan dengan mengubah situasi ketimbang keadaan emosional.

Terkadang juga kemarahan menjadi pengingat bahwa ada hal lain yang perlu diubah.

Memang, meluapkan amarah memberi kita keberanian yang dibutuhkan untuk mengambil sikap atau perubahan.

Namun jika kemarahan malah menyusahkan atau menyakiti, sikap ini bisa dikatakan sebagai "musuh".


3. Kenali tanda-tandanya

Mengenali tanda-tanda kemarahan dapat membantu kita mencari cara untuk mencegah kemarahan sebelum meledak-ledak.

Itu bisa dilakukan dengan mengetahui tanda-tanda fisik dari kemarahan yang biasa dialami.

Misalnya, jantung berdetak cepat, wajah panas, mengepalkan tangan, atau mata memerah.

Dengan mengetahui tanda-tandanya, kita punya kesempatan untuk mencegah kemarahan atau menghindari kata-kata yang berisiko menyebabkan situasi makin runyam.

4. Menjauh

Kita sebaiknya melepaskan diri dari situasi yang menyebabkan kemarahan.

Seperti dengan beristirahat ketika percakapan mulai memanas, meninggalkan rapat yang menekan, berjalan-jalan, atau hal lain yang menenangkan otak.

Selain itu, cobalah untuk mengambil jarak dari orang-orang yang menimbulkan emosi.

Mereka ada baiknya kembali diajak bicara ketika situasi sudah mendingin.

Jelaskan kepada orang-orang yang sedang berselisih bahwa kita sedang berusaha mengelola kemarahan.

Pasalnya percakapan yang baik tidak akan terjadi saat kita merasa kesal atau sedang berkonflik.

5. Berbicara dengan teman

Membantu meredakan emosi bisa ditempuh dengan berbicara bersama orang yang dapat menenangkan.

Sebab, kita dapat membicarakan suatu masalah atau mengungkapkan perasaan yang sebenarnya.

Lewat kesempatan itu, kita bisa mengeluh, menjelaskan alasan tidak menyukai sesuatu, atau melampiaskan kemarahan.

Cara tersebut merupakan pilihan yang baik ketimbang menghancurkan sesuatu. Karena hal ini malah membuat kita semakin marah.

Usahakan juga ketika berbicara dengan teman untuk mencari jalan keluar, ketimbang sekadar mengeluarkan uneg-uneg.


6. Bergerak

Alternatif lain yang bisa dicoba adalah melakukan aktivitas fisik untuk melampiaskan kemarahan.

Kita dapat berjalan cepat, latihan di gym, atau olahraga lain yang dapat membakar ketegangan.

Olahraga secara teratur juga membantu dekompresi -sumbatan akibat gelembung pada pembuluh darah.

Di sisi lain, aktivitas berupa aerobik dapat mengurangi stres untuk meningkatkan toleransi terhadap frustasi.

7. Mengelola pikiran

Pikiran perlu diatur ulang ketika memikirkan hal-hal yang memicu kemarahan.

Itu bisa dilakukan dengan menanyakan fakta-fakta di sekitar tanpa menambahkan prediksi atau melebih-lebihkan sesuatu.

Tujuannya supaya kita menjadi lebih tenang dan terhindar dari kemarahan.

Misalnya dengan mengatakan "Saya baik-baik saja", "Tetap tenang", atau "Marah tidak akan membantu".

8. Alihkan perhatian

Memikirkan situasi yang menjengkelkan bisa memicu kemarahan. Kita pun berisiko mengulangi kesalahan yang sama dan terjebak dalam frustasi.

Untuk mencegahnya, lakukan sesuatu yang membutuhkan fokus sehingga pikiran nuntuk marah atau negatif sulit untuk masuk.

Contoh mengalihkan perhatian, seperti membersihkan dapur, merawat kebun, atau bermain bersama anak-anak.


9. Relaksasi

Ada banyak latihan relaksasi yang dpat dicoba untuk mengurangi kemarahan.

Kuncinya adalah menemukan satu latihan yang cocok. Dalam hal ini, latihan napas atau relaksasi otot progesif merupakan dua cara yang kerap membantu.

Kita perlu mengetahui bahwa relaksasi membutuhkan latihan meski awalnya terasa tidak efektif atau bekerja untuk diri sendiri.

10. Menelusuri kemarahan

Kemarahan bisa dikelola dengan bijak apabila kita meluangkan waktu untuk memikirkan dan hal lain yang berada di baliknya.

Pasalnya kemarahan menjadi salah satu "tameng" untuk menghindari perasaan emosi yang lebih menyakitkan, malu, sedih, atau kecewa.

Cara lain yang bisa dilakukan adalah berpikir bahwa orang yang mengkritik tidak lebih baik dari kita atau jujur dengan perasaan diri sendiri.

11. Gunakan sesuatu

Ada beragam benda yang dapat dimanfaatkan untuk mengelola emosi, seperti losion beraroma, gambar yang menenangkan, atau meningkatkan spiritual.

Jika tidak lakukan saja meditasi, latihan pernapasan, atau menikmati musik yang menenangkan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/07/27/140326320/oki-rengga-ngamuk-saat-stand-up-simak-11-cara-kelola-kemarahan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke