Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Simon, Pria 40 Tahun Turunkan Berat Badan 12 Kg dalam 23 Minggu

Hal inilah yang juga dialami oleh Simon Khinda, pria berusia 40 tahun yang tinggal di California Selatan, Amerika Serikat.

Ia menyadari betul memiliki "dad bod". Istilah dad bod merujuk pada bentuk tubuh pria di usia paruh baya yang membuncit.

"Saya selalu menganggap saya dalam kondisi yang relatif baik. Sesekali saya pergi ke gym dan berlatih, pinggang saya berukuran 78 sentimeter dan saya rasa saya baik-baik saja," kata Simon, seperti dilansir laman Men's Health.

"Suatu hari ketika putri saya berkata 'saya mencintaimu papa, dan tubuhmu empuk', saya sadar saya memiliki 'dad bod'," tambah dia.

Momen itu mulai membuka mata Simon mengenai kondisi tubuhnya.

Menurut penuturannya, selama ini ia tidak tinggal di lingkungan yang dikelilingi orang-orang yang begitu memedulikan kesehatan.

Meskipun Simon menilai tidak ada gangguan kesehatan dan masalah yang terkait kepercayaan diri, ia toh mengalami tidur yang buruk.

"Pikiran saya terlalu aktif dan saya terus-menerus stres," sebut pria yang berprofesi sebagai pengacara itu.

"Saya tidak menjaga diri saya, kendati saya menganggap pergi ke gym sesekali sudah cukup."

Khinda lantas mendaftar diri dalam program transofrmasi tubuh di tempat fitnes Ultimate Performance di Los Angeles.

Di situ, Simon bertemu pelatih bernama Chris yang memeriksa lemak tubuhnya.

"Saya kira lemak tubuh saya sekitar 20 persen. Agak menyakitkan ketika Chris mengatakan sebenarnya lemak tubuh saya berada di angka 30 persen."

Berasal dari keluarga pecinta makanan, Simon pun mengaku menyukai dan memelajari segala masakan Italia.

Namun demi memperbaiki pola diet, ia membatasi semua karbohidrat sederhana seperti nasi, roti, pasta, atau kentang.

"Saya mulai pada bulan November, dan menghindari makanan-makanan menyenangkan itu di waktu liburan adalah sesuatu yang sulit," tutur Simon.

"Saya belajar memantau gizi makro, sesuatu yang tidak saya perhatikan sebelumnya. Saya menargetkan 160 gram protein, 50 gram karbohidrat, dan 65 gram lemak per hari."

Di waktu sarapan, dia mengonsumsi telur dengan salmon asap atau keju cottage, atau alternatif protein lainnya.

Sementara itu, menu makan siang dan makan malamnya mencakup protein tanpa lemak seperti ayam atau ikan putih dan sayuran.

"Setiap kali makan, saya mengonsumsi sayuran sembari tetap memantau gizi makro saya," kata Simon.

Memasak adalah salah satu hobi Khinda. Ia membeli ayam, ikan, daging, dan sayuran curah untuk kemudian dimasak dan disantap olehnya.

Untuk menu camilan, ia memilih protein bar dari Epic, kacang atau protein shake.

"Ini adalah perubahan besar dari diet saya dulu, di mana saya biasanya sarapan sereal atau telur dan roti panggang, sandwich saat makan siang, dan nasi dengan kari atau pasta saat makan malam."

"Selama 3-4 hari dalam seminggu saya makan malam di restoran, yang menurut saya sehat," ungkap Simon.

"Saya mengurangi semua itu dan mengubah pola makan saya. Saya juga mengurangi asupan alkohol, yang saya tahu bisa berdampak besar."

Tempat fitnes Ultimate Performance terdekat berjarak sekitar 110 kilometer dari rumahnya, dan ia melakukan perjalanan sejauh 220 kilometer pulang-pergi.

Ia berlatih langsung bersama Chris seminggu sekali, dan menjalani rencana latihan selama empat hari.

"Chris benar-benar membantu saya memahami bentuk yang baik dan pentingnya berhati-hati dengan latihan," imbuh dia.

"Apa pun kebiasaan saya di gym adalah sesuatu yang saya pelajari dari orang lain, dan saya menyadari itu bukan cara terbaik. Tempo dan bentuk sangat penting."

Selain itu, pelatihnya juga terbilang ketat dalam hal pengulangan (repetisi) latihan.

"Jika kita tidak mampu melakukan pengulangan murni maka itu tidak dihitung. Kita dapat mengurangi berat atau berhenti ketika mencapai batas," ujar Simon menceritakan proses latihannya.

Setiap orang akan menemukan waktu yang tepat untuk lebih termotivasi dan berkomitmen dalam mengurangi lemak perut, menurut dia.

"Jika ini adalah sesuatu yang penting bagi kita, kita akan menemukan waktunya."

"Saya memiliki putri berusia empat tahun dan istri saya hamil ketika saya memulai latihan ini, jadi percayalah waktu saya terbatas," papar Simon.

"Tetapi saya berhasil, termasuk berjalan kaki sembari menelepon untuk mendapatkan 10.000 langkah."

Transformasi tubuh Simon terjadi dalam waktu 22-23 minggu. Selama rentang waktu tersebut, dia berhasil menurunkan berat badan 12 kilogram dan mendapatkan 5,8 kilogram massa otot tanpa lemak.

"Lemak tubuh saya menurun dari 30,1 persen menjadi 9,8 persen. Ketika saya mengikuti pemotretan, berat saya 65 kilogram," kata Simon.

Berkat penurunan berat badan itu, Simon memiliki energi lebih banyak untuk bermain dengan buah hatinya. Bahkan, ia mengaku tidurnya menjadi lebih nyenyak.

"Sekarang saya belajar bagaimana kembali ke diri saya yang lebih sehat, di mana saya bisa makan pasta dan nasi, sesekali minum alkohol tanpa merugikan kesehatan," ungkap Simon.

"Saya membutuhkan pengaturan ulang dari transformasi tubuh saya, dan kini saya bertujuan menciptakan gaya hidup baru dan berkelanjutan."

Kunci kesuksesan transformasi tubuh Khinda sederhana: membuat tujuan yang jelas.

"Entah itu berusaha sendiri atau bekerja sama dengan pelatih, ikuti dengan jelas langkah-langkah yang kita perlukan untuk mencapai tujuan kita. Mulailah satu langkah dalam satu waktu," sebut Simon.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/08/01/080000320/simon-pria-40-tahun-turunkan-berat-badan-12-kg-dalam-23-minggu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke