Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pasangan Wajib Tahu, Cara Kembali Menumbuhkan Cinta

Karena sejoli yang sedang memadu kasih bisa timbul rasa saling tidak percaya dan memendam sakit hati.

Menurut psikolog Jeffrey Bernstein Ph.D., cinta sebenarnya bisa kembali ditumbuhkan dengan satu cara.

Yaitu, dengan mengesampingkan ego diri sendiri dan mencoba melihat sesuatu dari sudut pandang pasangan.

Menumbuhkan kembali cinta dengan empati

Bernstein mengatakan, cara individu menafsirkan dan merespon selama konflik punya peran besar dalam kepuasan dan keberhasilan hubungan.

Supaya pasangan kembali saling mencintai, dia menyarankan agar mereka belajar mengenal dan memahami satu sama lain.

Pasalnya ketika empati ditunjukkan kepada pasangan secara intim, maka kita bisa memahami si doi.

Dia menjelaskan bahwa empati bukan pengorbanan atau hal yang menguras tenaga kita maupun pasangan.

Karena empati memberdayakan pasangan dengan kebersamaan dan relasi yang dibentuk bersama orang yang dicintai.

"Simpati bisa menguras tenaga, tapi tidak dengan empati. Simpati membuat kita merasa harus melakukan sesuatu," ujar Bernstein.

Lebih lanjut, penulis 10 Days to a Less Defiant Child itu menerangkan, mengembangkan empati berarti kita memahami apa itu hidup dan pasangan.

"Empati bukanlah kekuatan mistik. Ini bukan sihir, intuisi. Dan jangan salah, empati bukanlah membaca pikiran," tutur Bernstein.

Menjembatani kesenjangan pemahaman

Bernstein mengatakan bahwa pasangan yang intim dapat merasa termotivasi ketika mereka juga dipahami.

Itu tidak bisa dilepaskan dari empati, kemampuan untuk memahami orang lain dengan cara yang kuat.

Menurut Bernstein, hubungan yang ingin direkatkan dengan empati bisa diusahakan dengan menerapkan sejumlah keterampilan berikut ini.

1. Empati sebagai perekat hubungan

Bernstein dalam bukunya berjudul Why Can't You Read My Mind? menuliskan, empati adalah perekat emosional bagi pasangan.

Hubungan bisa kembali direkatkan asalkan kita mampu menempatkan diri pada posisi pasangan.

Dengan begitu kemungkinan besar si doi dapat melihat sudut pandang kita ketimbang saling berdebat.

2. Empati sebagai jembatan

Bernstein menganggap empati sebagai jembatan yang menghubungkan pasangan satu sama lain.

Dalam hal ini, setiap pasangan dapat tumbuh dengan pengalaman dan harapannya.

Bernstein juga menambahkan, empati bisa dimanfaatkan sebagai cara untuk menjembatani kesenjangan perbedaan.

Jika jembatan yang dibangun kuat maka pasangan dapat menaham tekanan yang tak terhindarkan, mulai dari anak- waktu, pekerjaan, dan keuangan.

"Hubungan intim yang benar-benar saling menguntungkan, berarti ada pemahaman bersama," tutur dia.

"Pasangan diberi energi dengan benar-benar berempati satu sama lain," sambung Bernstein.

3. Empati memulihkan cinta

Bernstein mengungkapkan, salah satu pasangan bisa saja keras hati ketika disarankan untuk menunjukkan empati.

Misalnya, mereka meminta pasangannya untuk menunjukkan empati lebih dahulu atau malah tidak mau berempati.

Menurut Bernstein, sikap tersebut sebenarnya tidak akan memulihkan hubungan yang rusak.

"Jika ingin memberikan hubungan intim kesempatan lain, empati adalah cara cepat untuk untuk menumbuhkan kembali cinta," pungkas Bernstein.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/08/01/122845520/pasangan-wajib-tahu-cara-kembali-menumbuhkan-cinta

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke