KOMPAS.com - Meminta maaf menjadi cara supaya masalah yang terjadi tidak berbuntut panjang dan membuat hati serta pikiran plong.
Meski begitu, menyampaikan maaf setelah melakukan kesalahan atau melukai orang lain bisa menjadi hal yang rumit.
Pasalnya tidak sedikit orang yang bersikukuh bahwa perbuatannya benar atau terpaksa menjaga gengsi daripada mengakui kesalahan.
Cara meminta maaf
Meski tidak mudah untuk dilakukan, permohonan maaf sebaiknya harus tetap disampaikan jika ingin hidup kita tenang.
Di bawah ini adalah cara-cara meminta maaf yang bisa kita tiru.
1. Minta maaf secara langsung
Psikolog kilinis Houyuan Luo, Ph.D menyarankan kita untuk tidak menutup-nutupi kesalahan.
Lebih baik permintaan maaf dikatakan secara langsung supaya tidak terjadi kesalahpahaman dengan orang yang kita sakiti.
Di sisi lain, Luo meminta kita untuk meminta maaf secara tulus tanpa memberikan alasan atau dalih apa pun.
2. Perhatikan nada bicara
Nada suara menjadi elemen penting ketika berkomunikasi. Hal ini patut diperhatikan ketika meminta maaf.
"Gunakan nada yang normal dan hindari memberi kesan kepada orang lain bahwa Anda hanya melakukan formalitas," kata Luo.
Dengan nada bicara yang sewajarnya, kita lebih mungkin menyampaikan ketulusan dalam permohonan maaf.
3. Tulus
Konselor kesehatan mental Chaut Thompson, LMHC meminta ungkapan penyesalan ditunjukkan secara tulus ketika meminta maaf.
"Bicaralah dari hati. Tunjukkan bahwa Anda menyesal," saran Thompson.
Ketulusan penting untuk diungkapkan karena sikap ini menunjukkan kita benar-benar menyadari kesalahan yang dilakukan.
Ketulusan juga menjadi tanda kita menyesal atas rasa sakit yang telah kita perbuat.
4. Jangan membenarkan kesalahan
Sebagian orang memberikan penjelasan ketika meminta maaf atas kesalahan yang telah mereka perbuat.
Namun, penjelasan sebaiknya tidak disalahgunakan sebagai ajang pembenaran terhadap kesalahan.
5. Fokus
Luo menyarankan agar kita mengakui dampak buruk dari tindakan yang sudah dilakukan pada orang yang tersakiti, terutama emosionalnya.
Dalam hal ini ia menilai niat yang baik tidak akan membenarkan dampak buruk yang ditimbulkan.
Luo mengatakan, meski kita bermaksud melakukan sesuatu dengan itikad baik, kita masih bisa menyakiti orang lain melalui tindakan.
6. Bertanggung jawab
Benar-benar mengakui kesalahan bisa dibuktikan dengan sikap bertanggung jawab.
"Tanggung jawablah. Ini mengakui tindakan anda menyakitkan atau menyinggung," ujar Thompson.
"(Bertanggung jawab) juga memberi sinyal kepada orang yang tersakiti bahwa kita memahami rasa sakit yang mereka rasakan dan menyesal.
7. Berhati-hati
Thomson mengingatkan kita untuk berhati-hati ketika berbicara tentang diri sendiri dan saat bertindak, berpikir, maupun beperilaku.
Ia menilai ketidakhati-hatian bisa memengaruhi pihak lain.
"Berhati-hatilah untuk tidak menggunakan pernyataan 'Anda', yang membuat orang lain membela diri dan memberi kesan bahwa Anda menyalahkan," kata Thompson.
8. Apology language
Kita ada baiknya memahami apalogy language dari orang yang tersakiti atau merasa dirugikan dengan tindakan kita.
Dengan begitu permohonan maaf dari kita menjadi lebih cepat diproses dan diterima.
Apology language terdiri dari mengungkapkan penyesalan, menerima tanggung jawab, membuat restitusi, bertobat, dan meminta pengampunan.
9. Memberi resolusi
Thompson mengingatkan bahwa permintaan maaf harus dibarengi dengan niat untuk tidak mengulangi kesalahan.
"Inilah artinya benar-benar menebus kesalahan," saran Thompson.
10. Jangan berharap cepat dimaafkan
Tidak semua orang bisa memaafkan pelaku yang membuat kesalahan atau menyebabkan hatinya terluka.
Pasalnya masing-masing orang mempunyai waktu yang berbeda untuk legowo memaafkan.
Permohonan maaf bisa diterima bergantung pada sifat kesalahan dan akibat yang dihasilkan.
11. Minta maaf berkali-kali
Luo mengatakan, seberapa sering minta maaf perlu disampaikan tergantung pada sifat kesalahan.
Karena alasan itulah ia menilai memberikan permohonan maaf satu kali saja tidaklah cukup.
https://lifestyle.kompas.com/read/2022/08/09/110530020/11-cara-meminta-maaf-agar-hati-dan-pikiran-tak-terbebani