Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

FWB Bukan Cuma Intim secara Fisik, Sadari 4 Risiko Besarnya

Memang, kita tidak perlu takut merasakan patah hati karena secara teknis kamu dan si dia hanya sebatas "teman".

Dengan menjalin hubungan FWB, kita memiliki sosok yang bisa diajak bersenang-senang kapan pun kita mau, entah itu pergi ke party atau bahkan untuk bercinta.

Hanya saja, menjalin FWB akan menjadi rumit jika melibatkan perasaan yang mendalam.

Meski di awal kita sudah memahami FWB tidak lebih dari mencari "teman tidur", seiring berjalannya waktu bukan tak mungkin kita mengembangkan perasaan untuk teman itu.

Apa yang terburuk adalah, ketika sang teman tidak membalas perasaan tersebut.

Maka, kita perlu memikirkan matang-matang sebelum memutuskan untuk memulai hubungan FWB.

"Pastikan hubungan itu tepat untuk kita," sebut Pricilla Martinez, CEO Regroop Online Life Coaching.

"Mitra yang kita pilih harus memiliki ekspektasi yang sama. Jangan memilih jenis hubungan ini karena kita menghindari risiko memedulikan orang lain, ada risiko dalam semua hubungan."

Masalah besar dalam FWB

Sejumlah pakar hubungan membahas empat masalah terbesar yang bisa timbul dari friends with benefits, apa saja?

1. FWB bertentangan dengan konsep interaksi manusia

Hubungan FWB bertentangan dengan salah satu proses inti dari interaksi manusia, menurut psikolog klinis Joshua Klapow, PhD.

Keintiman fisik dirancang untuk menciptakan ikatan emosional yang berbeda dari persahabatan platonis.

Jadi, ketika kita berada dalam hubungan FWB, sama saja kita melawan evolusi atau perubahan interaksi.

Semakin intim hubungan secara fisik, maka hubungan itu semakin memuaskan dan kemungkinan kita mengembangkan perasaan yang lebih mendalam dan lebih intim pada teman juga kian besar.

Ketika kita terhubung secara emosional dengan seseorang, kecemburuan kita mengetahui orang itu berkencan dengan orang lain adalah hal yang wajar dan sehat.

2. Tumbuh perasaan cinta di salah satu pihak

Terapis kencan dan hubungan yang berbasis di Los Angeles, AS, Dr Gary Brown memaparkan, ada kemungkinan salah satu pihak menumbuhkan perasaan yang lebih romantis.

Apabila kita memiliki perasaan ini sedangkan teman kita tidak demikian, hal itu bisa menjadi pengalaman yang menyakitkan bagi kita atau si dia.

Skenario seperti itu bisa berlaku jika kita menghadapi situasi di mana hubungan seks dan keterikatan emosional terjadi pada saat bersamaan.

Sementara itu Martinez menyampaikan, kita tidak dapat memegang kendali ketika kita atau teman mengembangkan perasaan yang lebih kuat atau menginginkan komitmen yang lebih dalam.

Aturan berinteraksi dalam hubungan FWB dan batasan yang sudah dibuat pada akhirnya tidak berarti jika aturan dan batasan tersebut samar.

"Saya percaya jenis hubungan ini (FWB) bisa bekerja dengan batasan yang benar dan komunikasi yang jelas seputar apa yang kamu berdua inginkan," ungkap Martinez.

Namun, jika kita dan teman sering menghabiskan waktu bersama dan terlibat dalam kegiatan sosial layaknya dua insan yang berpacaran, hubungan FWB berisiko menimbulkan situasi yang membingungkan dan berpotensi membuat sakit hati.

3. FWB menutup masukknya orang lain yang mau berkomitmen serius

Friends with benefits menutup peluang kita untuk bertemu seseorang dengan potensi komitmen jangka panjang alias hubungan yang lebih serius.

Tidak masalah jika kita belum berfokus dalam hubungan yang berkomitmen. Namun, apabila kita ingin menjalin hubungan serius pada akhirnya, FWB justru menciptakan masalah.

"Jika waktu dan perhatian kita tersita pada teman, kita mungkin tidak menyadari upaya pendekatan yang dilakukan orang lain kepada kita," sebut Martinez.

"Kita seolah mengirimkan isyarat bahwa kita tidak mencari atau tidak tertarik dengan hubungan serius, jadi buat apa orang lain repot-repot mendekati kita?" imbuh wanita itu.

4. Risiko kehilangan persahabatan dengan si teman

Inilah masalah terbesar dalam hubungan FWB. Dr Fran Walfish, psikoterapis keluarga dan hubungan mengatakan, FWB menghancurkan persahabatan asli yang kita miliki dengan orang itu sebelumnya.

Begitu kita melibatkan keintiman fisik dan rutinitas seksual dengan teman tersebut, hubungan akan berubah tidak lagi sama seperti dulu.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/08/11/062243220/fwb-bukan-cuma-intim-secara-fisik-sadari-4-risiko-besarnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke