Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ini Tantangan Kreasikan Batik Kudus Jadi Busana Ready to Wear

KOMPAS.com - Mengkreasikan kain tradisional batik sebagai busana ready to wear ternyata tidak bisa dilakukan sembarangan.

Apalagi jika kita ingin memanfaatkan batik Kudus menjadi beragam model untuk busana siap pakai yang fashionable.

Pasalnya kain tradisional yang berasal dari Kota Kretek itu mempunyai makna yang begitu dalam pada setiap motifnya.

Selain menggambarkan kekayaan alam Kudus, seperti tembakau dan cengkih, ada pula motif pada batik Kudus yang mencerminkan Sunan Muria.

Ada pun Sunan Muria yang dikenal juga sebagai Ja'far Shadiq merupakan salah satu Wali Songo yang menjadi penyebar agama Islam di Jawa.

Nah, karena alasan itulah memadu-padankan batik Kudus menjadi tantangan tersendiri bagi desainer.

Seperti diungkap desainer Denny Wirawan saat ditemui Kompas.com usai peragaan busana Ruang Kreatif: Batik Kudus in Fashion oleh Denny Wirawan di SMK NU Banat Kudus, Sabtu (13/8/2022).

"Memang batik Kudus ini lebih inovatif motif-motifnya. Sebetulnya tergantung interpretasi mereka (desainer)," ujar Denny.

Lebih lanjut, Denny membeberkan alasan lain mengapa mengkreasikan batik Kudus bukanlah pekerjaan yang mudah.

Ia mengatakan, diperlukan kreativitas desainer untuk menerapkan seleranya menjadi suatu look dengan batik Kudus.

Look yang dimaksud Denny tidak berfokus pada satu motif batik Kudus saja, tetapi bisa menggabungkan dua atau lebih motif lainnya.

"Karena di era sekarang ini di mana pembatik-pembatik lebih berkreasi lagi dengan motif-motif yang baru," tuturnya.

"Belum warnanya atau digabung dengan (kain) polos, lurik, dan sebagainya itu tantangannya di situ."

Agar kreasi dengan batik Kudus nyetel dengan busana ready to wear, Denny memberikan pengenalan seputar batik Kudus kepada siswi SMK NU Banat Kudus dan SMK N 3 Kudus.

Pengenalan batik Kudus dilakukan Denny bersama Bakti Budaya Djarum Foundation dalam Ruang Kreatif: Batik Kudus in Fashion oleh Denny Wirawan.

Melalui program itu, 182 siswi SMK yang terbagi ke dalam 14 kelompok mendapat kesempatan untuk di-mentoring oleh Denny.

Mereka mendapat materi tentang ready to wear, sustainable fashion, padu padan, termasuk tips dan trik mengolah batik Kudus menjadi busana yang fashionable.

Program yang digelar sejak 29 Juli-12 Agustus 2022 itu turut memberikan kesempatan bagi 14 kelompok dari dua SMK untuk tampil di showcase mini fashion show.

Di sana, rancangan busana ready to wear dengan batik Kudus karya mereka dinilai langsung oleh Denny dan tiga juri lainnya.

Mereka adalah Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation Renitasari Adrian, Editor in Chief Harper's Bazaar Indonesia Ria Lirungan, dan fashion stylish Hagai Pakan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/08/16/070700420/ini-tantangan-kreasikan-batik-kudus-jadi-busana-ready-to-wear

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke