Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

3 Tips Menjadikan Overthinking sebagai Keuntungan

KOMPAS.com - Sebagian besar orang yang pernah mengalami overthinking, atau berpikir secara berlebihan dan menganggap apa yang akan dihadapinya adalah sesuatu yang buruk.

Pikiran seseorang yang overthinking selalu dipenuhi dengan kekhawatiran pada banyak hal, seolah-olah kita akan menuju pada kehancuran diri.

Meski sering kali dianggap negatif, namun overthinking sebenarnya bisa menjadi sesuatu yang menguntungkan bagi hidup kita jika dimanfaatkan dengan baik.

Lantas, bagaimana caranya memanfaatkan overthinking sebagai keuntungan?

Memanfaatkan overthinking sebagai keuntungan

Untuk mengetahuinya lebih lanjut, simak beberapa tips sebagaimana dilansir dari laman Inc berikut ini.

1. Menetapkan batasan-batasan overthinking

Tidak apa-apa untuk overthinking selama kita menyadari ke mana pikiran kita pergi dan memiliki struktur untuk meningkatkan, bukan menghalangi proses kemajuan.

Kita harus memiliki fondasi yang kokoh untuk memungkinkan pikiran kita tumbuh.

Maka dari itu, buatlah batasan-batasan agar kita dapat tetap fokus ketika sedang memasuki sesi pemikiran yang mendalam.

Ini bisa terlihat seperti menerapkan batas waktu untuk suatu topik, menghilangkan pendapat eksternal tertentu, atau menetapkan waktu dan tempat tertentu untuk memungkinkan pikiran kita berpikir dengan bebas.

Saat overthinking misalnya, kita bisa menetapkan rencana-rencana untuk mengatasi apa yang mungkin terjadi, sekaligus memberi batasan hal-hal apa yang tidak perlu dipikirkan.

2. Kenali pola pikiran kita

Apakah kita berpikir dari tempat yang penuh kecemasan dan kekurangan, atau apakah kita berpikir dari tempat yang berlimpah dan berkuasa?

Jawaban atas pertanyaan ini adalah apa yang membedakan orang-orang yang menggunakan pikiran mereka dengan cara yang brilian dan orang-orang yang hanya overthinking tanpa hasil.

Ketika kita merasa overthinking, kemungkinan besar itu berasal dari tempat kecemasan.

Tetapi, semakin kita mengenali pola-pola pemikiran kita, maka semakin mudah untuk mengarahkan dan memfokuskannya kembali ke keadaan pikiran yang produktif.

Jadi, mulailah mengenali ketika pikiran kita jatuh ke dalam pola yang beroperasi dari kekurangan maupun kelimpahan.

Dan, bersandar pada pagar pembatas yang sudah mapan untuk mengirim kita untuk kembali menggunakan pikiran sebagai alat yang brilian.

3. Mengubahnya menjadi rasa syukur

Terlepas dari menetapkan batasan-batasan dan memahami pola-pola pikiran kita, akan ada saat-saat di mana kita masih membutuhkan bantuan untuk memanfaatkan pikiran kita.

Sering kali, overthinking membuat kita memikirkan masa lalu atau kekhawatiran tentang masa depan.

Pada saat-saat seperti ini, kita harus tenggelam ke dalam sesuatu yang membuat kita kembali ke masa sekarang.

Bangun jangkar di dalam pikiran yang dapat menggantikan pola overthinking.

Alih-alih merasa frustrasi dengan diri kita sendiri, latihlah rasa syukur. Pikirkan bahwa kita bersyukur atas apa yang kita rasakan, karena itu memungkinkan kita dapat melakukan banyak hal yang positif.

Selain itu, fokuslah pada akar dari apa yang menyebabkan respons emosional ini. Sering kali, di sinilah letak emasnya, di mana kita menemukan masalah, serta solusinya.

Tapi, jangan lupa setelah overthinking kita harus berelaksasi agar tubuh dan pikiran kembali rileks.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/08/23/141646420/3-tips-menjadikan-overthinking-sebagai-keuntungan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke