Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sleep Apnea, Gangguan Tidur yang Memicu Penurunan Fungsi Kognitif

KOMPAS.com - Istilah sleep apnea mulai populer sejak beberapa tahun belakangan.

Pada seseorang yang mengalami sleep apnea, sistem pernapasan mereka akan terganggu secara berulang kali selama mereka tertidur.

Gangguan tidur ini akan memengaruhi kualitas tidur dan membuat tubuh merasa lelah keesokan harinya.

Lebih dari itu, sebuah studi yang dimuat dalam jurnal Science Daily menunjukkan adanya hubungan antara sleep apnea dengan penyakit alzheimer.

Sleep apnea dan penyakit alzheimer saling terkait

Berdasarkan temuan studi, para peneliti menyebutkan baik penyakit alzheimer maupun sleep apnea diawali dari area yang sama dan menyebar dengan cara yang sama.

Seperti dilaporkan American Sleep Apnea Association, sekitar 1 miliar orang di seluruh dunia mengalami obstructive sleep apnea (OSA).

Kata apnea mengacu pada jeda pernapasan yang berlangsung setidaknya 10 detik. Kondisi ini bisa terjadi pada individu yang mendengkur saat tidur, mengalami kelelahan, atau memiliki kualitas tidur yang buruk secara konsisten.

"Gangguan tidur termasuk sleep apnea juga berperan penting dalam neurodegenerasi," catat spesialis pengobatan tidur, Reena Mehra, MD.

"Contohnya, berkurangnya waktu tidur dan gangguan ritme sirkadian (jam internal tubuh)."

Penyebab sleep apnea menurunkan fungsi kognitif

Gangguan kognitif ringan adalah gangguan yang mungkin disadari oleh orang terdekat kita, namun belum tentu memengaruhi kehidupan sehari-hari kita.

Individu dengan gangguan kognitif ringan bisa mengalami pikun atau amnesia terhadap peristiwa yang belum lama terjadi.

Terkadang, mereka harus menuliskan sesuatu dalam jurnal sebagai pengingat.

Pada studi yang dimuat di jurnal Science Daily, para peneliti menemukan individu yang mengalami gangguan pernapasan (apnea) saat tidur memiliki gangguan kognitif ringan lebih awal.

Hasil ini dibandingkan dengan mereka yang tidak menderita obstructive sleep apnea.

Studi lain membuktikan, penderita sleep apnea didiagnosis dengan gangguan kognitif ringan rata-rata 10 tahun lebih awal daripada mereka yang tidak mempunyai masalah pernapasan selama tidur.

Namun bukan berarti masalah ini tidak dapat diatasi.

Penderita sleep apnea yang menjalani pengobatan dengan mesin tekanan saluran napas positif (CPAP) diketahui baru menderita gangguan memori dan berpikir sekitar 10 tahun lebih lama ketimbang mereka yang tidak mengobati sleep apnea.

Dalam perawatan menggunakan mesin CPAP, pasien akan memakai masker wajah atau hidung saat tidur.

Masker tersebut terhubung ke pompa dan memberikan aliran udara ke saluran hidung untuk menjaga agar saluran udara tetap terbuka.

Mengenali gejala sleep apnea

Cobalah menjawab pertanyaan di bawah ini ketika kita tinggal bersama atau merawat seseorang dengan gangguan tidur:

  • Apakah pasangan mengatakan kita mendengkur di malam hari?
  • Apakah kita atau anggota keluarga mengalami kesulitan tidur?
  • Apakah kita atau anggota keluarga merasa lelah di siang hari?
  • Apakah kurang tidur memengaruhi rutinitas harian kita?

Jika terdapat jawaban "ya" untuk lebih dari satu pertanyaan di atas, lakukan konsultasi dengan dokter guna menentukan apakah skrining sleep apnea diperlukan atau tidak.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/09/13/084737320/sleep-apnea-gangguan-tidur-yang-memicu-penurunan-fungsi-kognitif

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke