Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kurang Tidur Bisa Sebabkan Perilaku Egois, Ini Penjelasan Pakar

KOMPAS.com - Kurangnya durasi tidur seringkali dikaitkan dengan berbagai risiko kesehatan, seperti penyakit jantung, stroke, hingga hipertensi.

Akan tetapi, studi terbaru University of California, Barkeley, AS, mendapati temuan lain bahwa kurang tidur bisa mendorong perilaku egois.

Peneliti juga mengatakan kalau kurang tidur satu jam saja sudah cukup memengaruhi kesadaran sosial dan kemauan untuk membantu orang lain.

Temuan tersebut diketahui setelah peneliti mempublikasikan studinya ke jurnal PLOS Biology pada Juni tahun ini.

"Studi menetapkan bahwa kurang tidur menjadi pemicu perilaku asosial, mengurangi keinginan bawaan manusia untuk membantu orang lain."

Demikian penjelasan yang disampaikan profesor Neuroscience & Psychology di University of California yang juga penulis studi, Matthew Walker, Ph.D.

Hubungan kurang tidur dan perilaku egois

Keterkaitan antara kurang tidur dengan perilaku egois didapat peneliti setelah melakukan tiga penilaian terhadap durasi tidur responden.

Pertama-tama, peneliti menjaring 24 responden yang sehat untuk menjalani scan otak setelah delapan jam tidur dan semalaman begadang.

Mereka menemukan hanya ada sedikit aktivitas di bagian otak yang berkaitan dengan berempati kepada orang lain pada mereka yang semalaman tidak tidur.

Pada penilaian selanjutnya, peneliti menyelidiki seratus orang secara online selama 3-4 malam.

Peneliti sengaja melakukan penilaian kedua untuk mengukur kualitas tidur responden dan memerika keinginan mereka untuk membantu orang lain.

Indikator membantu orang lain yang ditanyakan peneliti antara lain membuka lift atau membantu orang lain yang terluka di jalan.

Hasil dari penilaian kedua ini menunjukkan kalau responden yang mengalami gangguan tidur memiliki kecenderungan membantu lebih sedikit.

Sementara itu, pada penilaian ketiga, peneliti menelisik tiga juta database amal di AS antara tahun 2001-2016.

Penilaian ketiga digelar peneliti untuk menentukan perubahan donasi setelah transisi ke daylight saving time.

Ada pun, daylight saving time adalah waktu dalam setahun yang dapat mencakup potensi kehilangan satu jam tidur.

Dari penilaian ketiga ini, peneliti menemukan bahwa ada penurunan sebesar sepuluh persen dalam donasi.

Tetapi peneliti tidak mendapati perbedaan di wilayah lain di dunia yang tidak mengalami perubahan waktu tahunan seperti itu.

"Penelitian ini menambah semakin banyak bukti kalau kurang tidur tidak hanya membahayakan kesehatan mental dan fisik," kata Walker.

"Tetapi juga merusak ikatan antarindividu dan bahkan sentimen," tambahnya.

Indikator kurang tidur

Kurang tidur menjadi masalah yang umum dialami orang-orang ketika usia mereka beranjak dewasa -bahkan bisa berlanjut hingga lansia.

Sayangnya belum semua orang memahami seperti apa indikator kurang tidur yang dikategorikan sebagai masalah.

Untuk hal yang satu ini, ada beberapa pertanyaan yang wajib ditanyakan kepada diri sendiri menurut pakar tidur Christopher Barnes, Ph.D.

Ia memiliki beberapa pertanyaan untuk menilai cukup atau tidaknya tidur. Berikut di antaranya:

  • Apakah kamu memerlukan alarm untuk bangun di pagi hari?
  • Apakah kamu memerlukan kopi supaya tetap melek sepanjang hari?
  • Apakah kamu ngantuk sepanjang hari atau berjuang untuk tetap terjaga ketika menginginkannya?
  • Apakah kamu langsung tertidur ketika kepala menyentuh bantal?

Dari empat pertanyaan yang disampaikan Barnes, kalau satu di antaranya dijawab ya, maka tandanya durasi tidur kurang.

Cara memperbaiki durasi tidur

Lebih lanjut, Barnes membeberkan berbagai cara untuk memperbaiki durasi tidur yang kurang. Simak yang berikut

1. Prioritaskan tidur

Jangan menganggap tidur sebagai waktu yang dihabiskan untuk tidak melakukan hal-hal yang lebih penting, namun anggap tidur sebagai cara untuk menjadi diri yang lebih baik.

2. Jaga kebersihan

Kebersihan pada dasarnya berhubungan dengan tidur malam yang baik dan menghindari perilaku yang tidak konsisten dengan tidur malam yang baik.

Contohnya mempertahankan waktu tidur dan waktu bangun yang konsisten, menghindari kafein dalam 10 jam lebih sebelum tidur, dan meminimalkan cahaya biru dari gawai beberapa jam sebelum tidur

3. Cek kesehatan

Insomnia adalah faktor yang memungkinkan kurang tidur terjadi dan dapat diobati dengan terapi perilaku kognitif.

Selain itu, sleep apnea menjadi faktor lain yang patut diperhatikan ketika ingin mencari tahu biang dari kurang tidur.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/09/14/134838820/kurang-tidur-bisa-sebabkan-perilaku-egois-ini-penjelasan-pakar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke