Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kenali Masalah Rambut Bercabang, Penyebab hingga Jenis-jenisnya

KOMPAS.com - Rambut bercabang menjadi satu permasalahan rambut yang sering dikeluhkan banyak wanita.

Biasanya kondisi tersebut ditandai dengan tampilan rambut yang tampak terlalu kering, tidak bernutrisi dan terbelah menjadi dua atau lebih cabang rambut pada bagian ujungnya.

Rambut bercabang juga dapat menjadi suatu pertanda bahwa rambut telah mengalami kerusakan.

Mengulik lebih lanjut terkait masalah rambut bercabang. Ada beberapa penyebab mengapa masalah rambut yang satu ini bisa muncul. 

Rambut bercabang merupakan salah satu tanda awal dari kerusakan rambut. Biasanya rambut bercabang sangat mudah dikenali karena tampilannya sangat mengganggu.

Meski cara menghilangkan rambut bercabang sangat mudah, yaitu cukup dengan memotong bagian ujungnya, namun rasanya penting jika kita mengetahui penyebabnya agar masalah kerusakan rambut tidak muncul lagi di kemudian hari.

Melansir laman Allthingshair, penyebab rambut bercabang dalam banyak kasus dipengaruhi oleh faktor kebiasaan kita dalam merawat rambut.

Simak ulasan berikut ini terkait kebiasaan yang bisa memicu rambut bercabang.

1. Terlalu sering menguncir rambut dengan karet gelang

Masalah rambut bercabang dapat diakibatkan oleh kebiasaan kita dalam mengikat rambut menggunakan karet gelang.

Rambut akan lebih mudah rusak jika kita menggunakan ikat rambut, ikat kepala atau aksesori rambut lain yang kurang tepat.

Khususnya pada karet gelang yang cenderung memiliki daya rekat terlalu kuat yang bisa memicu rambut mudah rontok dan kehilangan sirkulasi udara.

Area rambut yang diikat itu akan sangat mudah lembap hingga akhirnya rambut menjadi sangat rapuh dan mudah rusak.

Selain itu, gesekan dari karet gelang yang terlalu kuat juga dapat merusak helai rambut.

Pengering rambut dan catokan yang mengandalkan panas merupakan dua alat yang rentan membuat rambut menjadi rusak.

Sebelum menggunakan alat penata rambut dengan suhu panas, lebih baik lapisi rambut dengan beberapa produk yang berfungsi sebagai pelindung termal yang mampu melindungi efek kerusakan rambut akibat panas, sekaligus menutrisi rambut agar tidak kering.

3. Paparan bahan kimia, termasuk cat rambut

Tak bisa dipungkiri jika rambut yang terlalu sering diwarnai bisa memicu kerusakan rambut, termasuk rambut bercabang.

Seperti kita ketahui, bahan-bahan kimia tersebut bisa berefek negatif jika rambut tidak dirawat dengan tepat.

Bahan kimia itu dapat membuat kelembapan alami rambut menghilang, hingga akhirnya memicu kerusakan rambut bahkan dalam intensitas yang parah.

Pertimbangkan perawatan rambut berwarna yang tepat ketika rutin mengganti warna rambut, seperti penggunaan sampo khusus, conditioner atau bahkan vitamin khusus rambut demi menjaga rambut tetap sehat.

4. Terlalu sering keramas

Terlalu sering keramas bisa juga memicu kerusakan rambut seperti rambut terlalu kering, dan membuat ujung rambutnya kasar.

Hal itu bisa terjadi karena akibat penggunaan sampo pada dasarnya dapat membuat kulit kepala kehilangan minyak alaminya.

Secara langsung dampaknya bisa membuat rambut terlalu kering jika kita keramas tanpa diimbangi dengan produk perawatan rambut lain yang mampu menjaga kelembapan alami rambut.

5. Kebiasaan menyisir rambut yang salah

Sama seperti keramas dan penggunaan produk rambut yang berlebihan. Kebiasaan menyisir rambut terlalu keras juga menyebabkan kerusakan.

Dampaknya bisa membuat rambut menjadi mudah rontok akibat terlalu keras dipaksa, hingga memicu gesekan antara sisir dan rambut yang membuatnya mudah rapuh.

6. Penggunaan handuk terlalu kasar

Bila semua penyebab rambut bercabang sudah dihindari tapi masalahnya tidak teratasi, mungkin penyebabnya karena pemakaian handuk yang salah.

Seperti diketahui, handuk yang terlalu kasar saat mengeringkan rambut setelah keramas efeknya sama seperti menyisir rambut terlalu keras.

Hal itu bisa membuat rambut lebih mudah rontok dan rapuh, hingga berakibat munculnya masalah rambut bercabang.

Masalah rambut bercabang dapat diklasifikasikan menjadi enam tipe berdasarkan tingkat atau bentuk kerusakan rambut.

Beberapa di antaranya bahkan perlu diwaspadai agar mendapatkan penanganan tepat dan tidak memicu masalah baru.

Rambut bercabang klasik

Ini merupakan kondisi rambut bercabang yang paling umum. Hal itu ditandai dengan rambut yang ujungnya terbelah menjadi dua dan mirip ekor ikan.

Rambut bercabang tidak lengkap

Masalah rambut yang satu ini terbilang masih dalam skala ringan. Kondisinya ditandai dengan batang rambut yang tampak lemah pada titik tertentu.

Meski tidak terbelah pada bagian ujungnya, namun biasanya ujung rambut sudah berbentuk seperti jarum yang jika dibiarkan terus-menerus maka ujungnya bisa terbelah juga.

Tree and feathered split ends

Masalah ini biasanya terjadi ketika rambut bercabang dibiarkan terlalu lama, sehingga kerusakan ujung rambut sudah semakin parah.

Hal tersebut terlihat dari ujung rambut yang sudah menyerupai bulu atau pohon, alias rambutnya sudah terbelah beberapa kali.

Jika ujung rambut sudah menunjukkan tanda-tanda ini, maka sudah saatnya rambut perlu dipotong agar kerusakan tidak meluas.

Trikonodosis

Biasanya trikonodosis dialami oleh wanita pemilik rambut keriting. Tanda-tandanya adalah ujung rambut mulai bercabang dan membentuk simpul kecil atau menggulung.

Masalah trikonodosis juga membuat rambut jadi mudah kusut dan sulit diatur.

Split ends Y

Jenis rambut bercabang satu ini juga termasuk yang paling umum, namun kerapuhan rambut tampaknya sudah sampai ke batang rambut karena cabang rambut sudah membentuk huruf Y.

Ujung rambut bercabang tampak lancip

Kondisi ini juga tak ada bedanya dengan split ends Y, tapi secara umum ujung rambut yang lancip merupakan pertanda bahwa bagian rambut tersebut perlu dipangkas.

Pasalnya, ujung rambut yang meruncing itu merupakan pertanda bahwa rambut telah kehilangan banyak nutrisi dan bagian tersebut biasanya mudah rapuh. 

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/09/15/072642520/kenali-masalah-rambut-bercabang-penyebab-hingga-jenis-jenisnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke