Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Buta Warna, Apa Penyebabnya dan Bagaimana Mengatasinya?

KOMPAS.com - Buta warna merupakan gangguan penglihatan yang membuat pengidapnya melihat warna secara berbeda dari kebanyakan orang.

Dalam dunia medis, buta warna dikenal dengan istilah defisiensi penglihatan warna (color vision deficiency).

Mereka yang mengalami buta warna biasanya kesulitan membedakan warna-warna tertentu, atau melihat warna secara berbeda.

Kondisi ini seringkali diturunkan dalam keluarga, namun tidak menimbulkan masalah besar. Penderita buta warna masih bisa beraktivitas sehari-hari dengan normal.

Kendati demikian, penderita buta warna tidak dapat menggeluti profesi tertentu, yang menggunakan warna secara khusus dalam pekerjaannya.

Jenis-jenis buta warna

Pada mata manusia, terdapat tiga sel berbentuk kerucut yang membantu membedakan warna.

Satu jenis kerucut membantu kita untuk melihat warna merah, sedangkan dua kerucut lainnya memungkinkan kita melihat warna hijau dan biru.

Bagi mereka yang buta warna, satu atau beberapa jenis kerucut tadi tidak ada atau tidak berfungsi baik. Itulah sebabnya, mereka tidak mampu melihat warna tertentu, atau melihat warna secara berbeda.

Secara umum, buta warna dibedakan menjadi tiga jenis, yakni:

1. Buta warna merah-hijau

Pengidap buta warna merah-hijau memiliki masalah dalam membedakan warna merah dan hijau, sehingga sering keliru dan menganggap dua warna ini sama.

Jenis buta warna merah-hijau ini dibagi menjadi empat kategori:

  • Dueteranomali: buta warna di mana hijau tampak lebih seperti merah.
  • Protanomali: kebalikan dari deuteranomali, di mana merah tampak lebih seperti hijau dan kurang cerah.
  • Protanopia: tidak dapat melihat warna merah.
  • Deuteranopia: tidak dapat melihat warna hijau.

2. Buta warna kuning-biru

Dibandingkan buta warna merah-hijau yang umum, buta warna kuning-biru hanya terjadi pada 1 dari 10.000 orang di seluruh dunia.

Pengidap buta warna kuning-biru sulit membedakan antara biru dan hijau, serta kuning dan merah.

Ada dua jenis buta warna kuning-biru:

  • Tritanomali: tidak dapat membedakan antara biru dan hijau dan antara kuning dan merah.
  • Tritanopia: tidak dapat membedakan antara biru dan hijau, ungu dan merah, dan kuning dan merah muda. Warna tampak kurang cerah di mata pengidap tritanopia.

3. Buta warna total

Seseorang dengan buta warna total atau achromatopsia tidak memiliki kerucut yang berfungsi dan tidak dapat melihat warna apapun.

Dalam beberapa kasus, penderita achromatopsia hanya mempunyai beberapa kerucut yang berfungsi sehingga mereka dapat melihat warna tertentu. Kondisi ini disebut achromatopsia sebagian.

Mereka yang mengidap achromatopsia umumnya mengalami gangguan penglihatan, sensitivitas cahaya, dan nistagmus (kondisi di mana salah satu atau kedua bola mata bergerak secara cepat).

Achromatopsia jarang terjadi dan diperkirakan memengaruhi satu dari 30.000 orang di seluruh dunia.

Penyebab buta warna

Buta warna disebabkan oleh sel-sel di retina yang keliru dalam menerjemahkan warna.

Sel kerucut yang bertanggung jawab untuk penglihatan warna tidak memiliki kemampuan untuk mengirimkan sinyal yang benar ke otak.

Buta warna sendiri merupakan kondisi turunan, artinya dapat diwariskan dari orangtua.

Umumnya, kelainan ini diturunkan dari ibu ke anak laki-lakinya, lewat kromosom X. Perlu diketahui, perempuan memiliki kromosom XX, sedangkan laki-laki kromosom XY.

Perempuan yang memiliki kromosom X carrier atau pembawa, bisa menurunkan kondisi ini pada anak laki-laki yang mendapatkan kromosom X carrier tersebut dari ibunya.

Perempuan yang membawa kelainan genetik ini belum tentu mengidap buta warna. Namun, ada kemungkinan ia melahirkan bayi dengan kondisi tersebut.

Lebih lanjut lagi, laki-laki yang menderita buta warna memiliki peluang kecil menurunkan penyakit tersebut ke anaknya karena ia menyumbangkan kromosom Y pada anak laki-lakinya. Ingat, kromosom Y tidak membawa sifat ini.

Namun ia bisa menurunkan kromosom X pembawa pada anak perempuannya, sehingga anak perempuan tersebut kelak bisa menurunkan sifat buta warna pada anaknya.

Selain itu, penyakit tertentu bisa memengaruhi mata atau otak dan menyebabkan buta warna. Ini disebut acquired color blindness, atau sederhananya buta warna yang disebabkan oleh penyakit atau kondisi tertentu.

Beberapa penyakit yang memicu buta warna meliputi:

  • Glaukoma: kerusakan saraf mata akibat tekanan di dalam bola mata
  • Degenerasi makula: kelainan mata akibat gangguan struktur makula, terjadi seiring bertambahnya usia seseorang
  • Penyakit alzheimer
  • Multiple sclerosis: gangguan saraf pada otak, mata, dan tulang belakang

Konsumsi obat-obatan tertentu dapat memengaruhi sel-sel di mata dan menyebabkan buta warna.

Penuaan turut berkontribusi terhadap kondisi buta warna, karena seiring usia, lensa mata berubah menjadi gelap.

Gejala buta warna

Gejala utama buta warna adalah kesulitan membedakan warna merah dan hijau atau biru dan kuning.

Pada anak, gejala buta warna akan tampak saat anak mengalami kesulitan memelajari warna.

Ketika itu terjadi, sebaiknya bawa anak untuk dites buta warna, karena banyak materi pelajaran yang bergantung pada kemampuan siswa dalam membedakan warna.

Diagnosis buta warna

Tes yang paling umum untuk mendiagnosis buta warna adalah tes Ishihara.

Tes Ishihara terdiri dari serangkaian gambar yang menampilkan titik-titik berwarna.

Di antara titik-titik tersebut, terdapat angka yang terbentuk dari titik-titik dengan warna berbeda.

Mereka yang memiliki penglihatan warna normal dapat melihat angka, tetapi penderita buta warna akan melihat angka yang berbeda atau tidak mampu melihat angka itu sama sekali.

Buta warna tidak dapat disembuhkan

Sayang sekali, tidak ada obat yang dapat menyembuhkan buta warna.

Namun, penderita buta warna biasanya akan beradaptasi dan belajar untuk mengelompokkan antara warna dan corak warna yang berbeda.

Dokter mata akan meresepkan lensa korektif warna, tergantung dari tingkat keparahan defisiensi penglihatan warna pasien.

Kacamata atau lensa kontak yang dirancang khusus untuk penderita buta warna bisa membantu membedakan warna yang sulit dilihat.

Beberapa aplikasi di ponsel pintar juga dapat dimanfaatkan. Rata-rata aplikasi bekerja dengan menggunakan kamera ponsel untuk mengidentifikasi warna barang yang tertangkap lensa kamera.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/09/19/101000620/mengenal-buta-warna-apa-penyebabnya-dan-bagaimana-mengatasinya-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke