Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Cara Mengajarkan Komunikasi Asertif pada Anak

Oleh: Inge Shafa Sekarningrum dan Fandhi Gautama

KOMPAS.com - Komunikasi asertif merupakan sebuah teknik berkomunikasi agar seseorang dapat menyampaikan pendapatnya secara lugas tanpa menyinggung orang lain.

Artinya, kita menyampaikan apa yang diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain namun tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan mereka tanpa bermaksud menyerang.

Itu sebabnya, komunikasi asertif sebaiknya diajarkan sejak dini. Pada usia itu, anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, baik mental maupun fisik.

Usia ini juga disebut masa keemasan karena menjadi pondasi yang kuat untuk masa depan.

Dalam siniar Obrolan Meja Makan bertajuk “Membangun Komunikasi Asertif Anak dan Orangtua”, Pritta Tyas membahas bagaimana cara yang baik dan benar mengajarkan komunikasi asertif pada anak.

Pritta menyebutkan salah satu bentuk praktis komunikasi asertif pada anak adalah dengan cara memberikan beberapa pilihan daripada memerintahnya langsung.

Hal itu dapat membuat anak berpikir kritis karena memiliki pilihannya sendiri.

Lantas, bagaimana cara mengajarkan komunikasi asertif pada anak? Dikutip dari Twinkl yang ditulis oleh Amy Wilcock, berikut beberapa cara yang bisa diterapkan oleh para orangtua.

1. Mengetahui Batasan

Batasan adalah konsep penting ketika berpikir tentang ketegasan.

Berbicara dengan anak-anak tentang batasan fisik dan emosional adalah cara yang baik untuk mulai memahami situasi dan melatih sikap asertif.

Cara yang baik untuk menjelaskan hal ini kepada anak-anak adalah dengan membiarkan mereka membayangkan beberapa contoh dari kejadian nyata.

Hal itu mengajarkan anak-anak rasa hormat terhadap diri mereka sendiri dan orang lain.

Misalnya, jika seseorang ingin memotong antrean, anak dapat mengatakan “Maaf, saya antre terlebih dahulu”.

2. Belajar Mengatakan “Tidak” dengan Baik

Anak-anak sering merasa tertekan untuk mengikuti ide atau opini orang lain. Hal tersebut bisa menjadi sumber kecemasan anak.

Sebagai orangtua, kita dapat mengajarkan pada anak untuk menolak dengan sopan.

Ajarkan pada anak bahwa mereka boleh menolak orang lain, namun apa yang diucapkan tidak boleh menyinggung pihak manapun.

Contohnya, mengatakan “Terima kasih” dan “Maaf”’ sebelum menolak.

3. Gunakan Kata “Saya”

Menggunakan kata 'saya' adalah teknik ketegasan karena pesan tersebut sepenuhnya tidak menghakimi dan menghindari kesalahan.

Teknik ini berguna untuk membantu anak-anak menyelesaikan konflik.

Ini dilakukan karena kata ini mengandung makna opini yang tak memaksa. Sebagai contoh, “Saya pikir akan menyenangkan bagi semua orang untuk bekerja sama.

Saya akan senang jika yang lain bisa membantu.”

4. Bersikap Tenang dan Percaya Diri

Bersikap tenang meskipun ada tumpukan emosi yang mengendap merupakan hal yang penting untuk dilakukan.

Ajarkan anak untuk berbicara perlahan dan jelas. Jadi, itu akan membuat anak lebih percaya diri dan bisa tenang dalam menghadapi masalah dan pilihan.

5. Mendengar Tanpa Menyela

Ajarkan anak untuk membiarkan orang lain berbicara terlebih dulu sebagai tanda menghormati mereka.

Hal ini dapat mendorong anak-anak untuk mau mendengarkan satu sama lain. Selain itu, usaha ini juga membantu anak menunjukkan bahwa mereka menghargai ide satu sama lain.

Itulah beberapa cara yang bisa diajarkan kepada anak tentang pentingnya komunikasi asertif. Tentunya sebagai orangtua, kita dapat turut mencontohkan kepada anak sikap tersebut dengan baik.

Dengarkan episode siniar Obrolan Meja Makan lainnya yang membahas tentang parenting isu yang dikemas secara ringan, informatif, dan pastinya menghibur pada tautan berikut dik.si/omm_asertifanak.

Ikuti juga siniarnya agar kalian tak tertinggal tiap ada episode terbarunya!

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/09/22/160000220/5-cara-mengajarkan-komunikasi-asertif-pada-anak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke