KOMPAS.com - Dalam kondisi normal, ereksi pada pria terjadi ketika ada rangsangan seksual atau saat berhubungan intim.
Penis juga bisa ereksi di pagi hari saat bangun tidur. Namun, efek ereksi biasanya hanya berlangsung singkat.
Bagaimana jika kita mengalami ereksi berkepanjangan, meskipun tidak ada rangsangan seksual?
Di dunia medis, kondisi itu disebut dengan priapismus atau priapism.
Priapism, ereksi yang terjadi terus-menerus
Priapism terjadi ketika darah yang mengalir ke penis untuk menimbulkan ereksi terjebak di penis. Akibatnya, muncul rasa sakit yang parah.
Ereksi yang terus-menerus bisa merusak penis dan menyebabkan masalah permanen yang membuat penis kesulitan mendapatkan ereksi.
Maka dari itu, priapism perlu ditangani dengan cepat.
Penyebab priapism
Penyebab priapism jarang diketahui. Bisa jadi karena terdapat kerusakan saraf, atau efek samping dari konsumsi obat-obatan seperti obat disfungsi ereksi.
Adapun priapisme yang disebabkan oleh gangguan yang memengaruhi darah seperti penyakit sel sabit atau leukimia, serta cedera pada penis atau area genital.
Konsumsi minuman beralkohol dan obat-obatan terlarang juga dapat menyebabkan priapism.
Tindakan penanganan
Pasien yang mengalami priapism harus meminum obat-obatan tertentu, atau menjalani operasi menguras darah dari penis.
Jika priapism disebabkan oleh kondisi bawaan, maka harus diobati. Operasi diperlukan untuk mencegah kerusakan permanen pada penis.
Mengobati priapism di rumah
Jika ereksi berlangsung kurang dari 4 jam, tips berikut mungkin bisa membantu:
Jika cara-cara di atas tidak membantu dan penis mengalami ereksi lebih dari empat jam, segera kunjungi dokter.
https://lifestyle.kompas.com/read/2022/09/29/181723120/ereksi-berkepanjangan-bagaimana-solusinya