5 Hal yang Dicari Generasi Z dalam Pekerjaan, Tidak Melulu Uang

Pasalnya, generasi Z punya dorongan untuk terus-menerus belajar, bereksperimen, dan tidak mau terjebak dengan sistem kerja 9-to-5.

Tak heran apabila generasi Z berkeinginan merawat dirinya sendiri, seperti menerapkan work life balance, supaya tidak stres dan burnout.

Karena "keistimewaan" yang dimiliki generasi ini, mereka tidak selalu berkompromi dengan uang ketika mencari atau sudah bekerja.

Generasi Z cenderung mencari hal lain yang memungkinkan mereka berkembang dan berdampak ketimbang mengejar gaji yang tinggi.

Hal yang dicari generasi Z dalam pekerjaan

Uang bukanlah tujuan utama generasi Z -meski kebutuhan ini juga penting bagi mereka untuk staycation atau self reward.

Pasalnya, ada hal lain yang dicari generasi Z ketika mereka sudah masuk ke dunia kerja. Kira-kira, ada apa saja?

1. Tujuan pekerjaan

Daripada bernafsu mengejar gaji yang tinggi, generasi Z lebih menghargai tujuan pekerjaan dan dampak dari tempat mereka bekerja.

Di sini, generasi Z lebih aware dengan kondisi di sekitar, seperti masalah sosial, inovasi berkelanjutan, termasuk pemanasan global.

Hal tersebut mendorong generasi Z untuk membuat perubahan yang berdampak bagi orang lain dan lingkungan.

Menurut laporan Lever, generasi Z lebih memilih bekerja di perusahaan yang nilainya selaras dengan perusahaan yang menawarkan gaji lebih tinggi.

2. Lingkungan kerja yang sehat dan fleksibel

Generasi Z ternyata menghargai perusahaan yang memprioritaskan kesehatan mental dan fisik karyawannya ketimbang produktivitas.

Kecenderungan tersebut senada dengan temuan American Psychological Association (APA) yang menyebut generasi Z paling rentan dengan stres.

Faktor inilah yang lambat laun mendorong tempat kerja untuk mengubah mekanisme kerja menjadi hybrid atau remote untuk memfasilitasi generasi Z.

Tak hanya itu, tidak sedikit tempat kerja yang mulai menerapkan sistem empat hari kerja agar generasi Z memiliki banyak waktu untuk merawat diri.

Walau keinginan generasi Z bekerja di tempat yang "sehat" dan fleksibel, atasan di tempat kerja mau tidak mau menuruti keinginan ini.

Atasan di tempat kerja bahkan mengadopsi pola pikir yang sama dengan generasi Z dan mengubah kebiasaan kerja mereka sendiri.

3. Membangun relasi

Generasi Z lahir dan tumbuh di era yang serba modern. Tapi, kemudahan teknologi informasi tidak serta merta membuat generasi Z berdiam diri.

Mereka memiliki keinginan untuk berkomunikasi secara online dengan orang lain untuk berkolaborasi atau memecahkan masalah.

Menariknya, generasi Z punya keinginan membangun lingkungan kerja yang inklusif -alias tidak melihat perbedaan warna kulit maupun ras,

Mereka juga ingin tempat kerjanya memiliki tim dan atasan yang mewakili berbagai perspektif budaya politik, dan intelektual.

Ketika bekerja, generasi Z cenderung mencari bimbingan dari atasan untuk membina hubungan jangka panjang.

Tak hanya itu, generasi "zoomer" ini juga ingin bertumbuh di tempat kerja dan bekerja bersama orang lain yang peduli dengan karyawan.

4. Ingin berdampak

Generasi Z adalah kelompok yang berorientasi pada tindakan dan ingin meihat dampak dari pekerjaan yang mereka jalani.

Tidak mengherankan apabila banyak startup yang bergerak di bidang lingkungan, pendidikan, transportasi, termasuk teknologi.

Generasi Z ingin membangun ekosistem yang dapat dinikmati oleh orang lain, sekaligus membangun budaya kerja inklusif dan bermanfaat untuk karyawannya.

5. Berwirausaha dan berinovasi

Sekalipun generasi Z tidak bekerja di startup, mereka tetap ingin bekerja di perusahaan yang mewujudkan prinsip kewirausahaan dan inovasi.

Mereka ingin menjauh dari tugas dan tanggung jawab yang kaku dan mempelajari keterampilan baru.

Karena generasi tersebut baru masuk ke dunia kerja, mereka memiliki keinginan mencari tahu dan melakukan hal-hal baru.

Karena alasan itu mereka mencari tempat kerja yang memungkinkan karyawan mengekspresikan minat dan peluangnya.