Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Denny Wirawan: 25 Tahun Berkarya di Industri Mode, Awalnya Berjualan di Pasar

KOMPAS.com - Melihat perkembangan industri mode, semakin banyak desainer papan atas asal Indonesia yang mampu bersaing secara internasional. Tentunya hal ini menjadi sebuah kebanggaan karena melalui fesyen, Indonesia dan keindahannya bisa dikenal oleh banyak orang.

Itulah yang dilakukan oleh Denny Wirawan, seorang desainer asal Bali yang telah meramaikan industri mode selama 25 tahun.

Denny sempat menceritakan kilas balik perjalanannya di industri mode.

Ia pernah dua kali tidak lulus masuk kuliah seni, lalu bekerja di Prajudi Admodirdjo dengan pengalaman terbatas.

Karena ingn berkembang, Denny mencoba penjualan koleksi pertamanya di Pasar Raya Blok M, di toko yang hanya seluas 2x2 meter.

Karyanya dikenal memiliki karakteristik yang misterius, provokatif, anggun, dan glamor. Ia juga sering bermain seputar motif cetak serta hiasan manik-manik yang sangat spektakuler.

Umumnya Denny berkreasi dan berinovasi lewat teknik tabrak motif dalam satu tampilan yang bertumpuk, sehingga berhasil menciptakan sebuah pakaian nan seksi, androgini, tetapi tetap elegan.

Dalam rangka merayakan hari jadinya, Denny Wirawan bersama Bakti Budaya Djarum Foundation menghadirkan pagelaran busana tunggal bertajuk Langkah Spring Summer Collection 2023, pada Rabu (28/9/22) di Grand Ballroom InterContinental Pondok Indah.

Sebenarnya 25 tahun dedikasinya jatuh di tahun 2021, tetapi baru sempat dirayakan di 2022 karena pandemi.

Dinamai “Langkah” karena Denny merasa bahwa selama 25 tahun berkarya, setiap langkah memiliki makna, pengalaman, dan pembelajaran tersendiri.

Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, turut memberikan sepatah dua kata yang mendukung keberhasilan karir Denny.

“Konsistensi Denny Wirawan dalam menghadirkan karya memiliki ciri khas sejak awal kiprahnya, yaitu tak berhenti menggunakan wastra Indonesia dan mengubah helaian kain menjadi sebuah pakaian yang membuat bangga siapapun yang memakainya,” ucap Renitasari.

Kebetulan visi dan misi yang dianut oleh Denny Wirawan sejalan dengan Bakti Budaya Djarum Foundation.

Renitasari berharap lewat perayaan serta kegiatan ini, masyarakat bersama-sama bisa lebih mencintai dan melestarikan kebudayaan Indonesia yang sangat beragam. Terutama bagi generasi muda nan nantinya akan menjadi penerus bangsa.

Terdapat 52 karya yang akan menggunakan berbagai kain dari daerah tersebut seperti kain tenun endek, kain grinsing, kain songket, dan dipadukan batik Kudus. Tentunya seluruh material ini, Denny dapatkan langsung dari perajin di pelosok Bali.

Nah untuk menampilkan seluruh keindahan dari Bali ini, Denny Wirawan membagi menjadi tiga sequence.

Pertama, ada penampilan koleksi yang berbasis ready-to-wear, di mana Denny banyak mengaplikasikan tenun endek pada setiap desainnya. Tenunan ini juga sangat unik karena memiliki warna yang alam guna mendukung upaya sustainable fashion di Singaraja.

Sequence kedua, muncullah helaian kain gringsing. Jenis kain ini didapatkan dari perajin di Karangasem dan dipadukan dengan batik Kudus asli pada desain yang diciptakan oleh Denny.

Kain gringsing rupaya bagian dari warisan kebudayaan kuno Bali, digunakan pada upacara khusus. Mengingat makna serta nilai dari kain gringsing, Denny tidak memotong sama sekali helaian ini agar tetap autentik.

Sisa benang dari kain songket dikumpulkan dan dipintal kembali, sehingga menciptakan warna nan bergradasi. Untuk helaian songket ini berasal dari perajin di daerah Sidemen.

Sebuah busana tidak akan lengkap tanpa adanya perhiasan. Denny pun memikirkan secara detail, aksesoris seperti apa dan dari mana yang ingin diangkat dikoleksi kali ini.

Akhirnya, datanglah inspirasi untuk mengangkat perhiasan dari perajin Solo dan dua di area Bali, Celuk dan Bangli. Perpaduan ketiga daerah menghasilkan sejumlah aksesoris nan modern sekaligus mewah karena penggunaan material logam khusus serta emas asli, berkadar 22 karat dan 24 karat.

Seluruh desain sudah dirancang baik-baik oleh Denny, terlepas dari waktu produksi nan cukup singkat yakni sekitar 3 bulan.

Dalam perjalanannya membentuk koleksi eksklusif ini, Denny merasa senang karena para perajin yang ia temui didominasi usia muda, setengah baya.

Baginya, hal tersebut mengindikasi bahwa mereka bisa mendapatkan kehidupan yang layak sebagai pengrajin tenun dan batik, lewat permintaan kain Indonesia nan terus diminati. Diharapkan juga bisa membantu pemulihan ekonomi nasional setelah terimbas pandemi.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/09/30/092708920/denny-wirawan-25-tahun-berkarya-di-industri-mode-awalnya-berjualan-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke