Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Membeli Batik Menurut Pakar

KOMPAS.com - Orang Indonesia seringkali mengandalkan batik untuk berbagai keperluan, baik formal maupun informal.

Sayangnya, tidak semua orang benar-benar memahami apa itu batik dan cara memilih batik sebelum mereka membelinya.

Hal tersebut membuat mereka salah membeli batik bahkan tidak menyadari apabila motif yang dikenakan "biasa saja" atau terbalik.

Nah, menurut pakar batik Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Prof. Mulyanto, memilih batik memang ada "seninya".

Karena perlu beberapa pertimbangan, mulai dari motif, warna, dan makna sebelum batik yang diincar dibawa pulang ke rumah.

Perhatikan hal ini sebelum membeli batik

Ada empat hal yang perlu diperhatikan supaya batik yang dibeli terlihat "wah" dan tidak kembar dengan orang lain. Berikut di antaranya:

1. Beli batik, bukan kain bermotif batik

Prof. Mulyanto mengatakan, masyarakat perlu memahami apa itu batik supaya momen pergi ke kondangan menjadi berkelas.

Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Seni Rupa Luar Sekolah FKIP UNS ini menjelaskan, batik yang sebenarnya, dibuat menggunakan bantuan lilin atau malam untuk menutup warna.

Keunikan proses pembuatan tersebut yang dikatakan Prof. Mulyanto berbeda dengan kain pada umumnya.

"Jadi, berbeda dengan printing. Itu bukan batik. Tapi, kain bermotif batik. Kalau batik ya benar-benar dibuat menggunakan lilin panas," jelas Prof. Mulyanto.

"Yang seperti itu, batik itu motifnya, bukan prosesnya," tambahnya.

2. Motifnya unik

Batik memiliki motif dan warna yang beragam. Tapi, dalam beberapa kejadian, batik yang kita gunakan kembar dengan orang lain.

Nah, untuk mengantisipasi kejadian seperti itu, Prof. Mulyanto menyarankan supaya masyarakat memilih batik yang motifnya unik.

"Motif unik misalnya memiliki makna sesuai dengan kearifan lokal asal motif dicipta, kalau bisa motif merupakan hasil pengembangan dari motif batik klasik," jelasnya.

"Motif batik klasik terdiri atas motif banji, ganggong, ceplok, nitik atau anyaman, kawung, parang, lereng, semen, lung-lungan, dan buketan."

3. Motif sanggit

Prof. Mulyanto mengatakan bahwa nilai tambah pada batik yang dirancang menjadi pakaian terletak pada motif sanggit.

Motif sanggit yang ia maksud adalah motif batik tetap bersambung dan utuh saat dibikin menjadi pakaian.

"Misalnya motif di bagian depan, motif di bagian samping kiri dan motif di bagian samping kanan, serta motif di bagian saku," terang Prof. Mulyanto.

"Kalau misah, enggak nyambung, ya artinya kurang bagus."

"Batik yang bagus itu, antara lain motifnya unik, paduan warnanya unik, dan motifnya sanggit," sambungnya.

4. Warnanya unik

Selain motif unik yang wajib diperhatikan, jangan lupa untuk memilih warna batik yang unik sehingga tidak sama dengan orang lain.

Memilih warna batik yang unik membuat pemakainya terlihat "beda" ketika menghadiri acara resmi, seperti konferensi, rapat, atau kondangan.

Prof. Mulyanto mengatakan, warna batik perldu dipertimbangkan karena paduan warna batik umumnya tidak dapat dibuat ulang secara persis.

"Sehingga hal itulah yang menjadikan keunikan batik. Apalagi jika proses pewarnaan dilakukan secara pencelupan," pungkasnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/10/01/130357420/4-hal-yang-harus-diperhatikan-sebelum-membeli-batik-menurut-pakar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke