KOMPAS.com - Apabila toxic relationship tidak bisa dibenahi, hubungan beracun seperti ini sebaiknya ditinggalkan.
Pasalnya toxic relationship membuat salah satu atau kedua belah pasangan menjadi patah arang, depresi, dan lesu.
Namun, meninggalkan toxic relationship yang melelahkan hati, pikiran, dan fisik tidak semudah seperti yang dibayangkan.
Tidak sedikit orang yang tidak mampu, bahkan tetap bertahan dengan toxic relationship walau menyadari dirinya terus disakiti.
Apa itu toxic relationship?
Ada beberapa cara yang dapat dicoba untuk meninggalkan hubungan yang kadung beracun.
Namun, tidak ada salahnya memahami terlebih dulu seperti apa toxic relationship dalam masalah percintaan.
Dikutip dari Very Well Mind, toxic relationship termasuk hubungan berbahaya yang ditandai dengan beberapa hal.
Hubungan beracun biasanya ditandai dengan kekerasan fisik, perselingkuhan berulang, dan perilaku seksual yang tidak pantas.
Tapi, tidak jarang tanda-tanda toxic relationship tidak kentara karena salah satu pasangan berperilaku sopan, tidak jujur, dan berusaha mengendalikan.
Kenapa meninggalkan toxic relationship begitu sulit?
Seperti yang sudah dijelaskan bahwa toxic relationship membawa kerugian bagi salah satu atau kedua pasangan.
Tetapi, pasangan yang tahu hubungannya tidak sehat, seringkali sulit untuk meninggalkan kondisi seperti ini.
Sulitnya pasangan meninggalkan toxic relationship ternyata dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut.
1. Rasa takut
Dalam hubungan yang toxic, salah satu pasangan cenderung manipulatif terhadap doi-nya.
Perilaku manipulatif kepada pasangan yang menjadi korban toxic relationship, meliputi ancaman fisik dan emosional.
Bahkan, tidak menutup kemungkinan, pasangan yang manipulatif memberikan ancaman dalam hal keuangan.
Hal tersebut menyebabkan pasangan yang menjadi korban toxic relationship takut untuk meninggalkan hubungan.
2. Cinta
Cinta yang membutakan membuat orang-orang sulit berpikir realisitis, termasuk, ketika terjebak dalam toxic relationship.
Hal tersebut membuat mereka tetap bertahan dengan hubungan yang beracun karena alasan mencintai pasangannya.
3. Merasa sungkan
Tidak sedikit pasangan yang menutup-nutupi toxic relationship-nya dari orang lain, seperti teman, keluarga, dan kenalan.
Akibatnya, mereka memilih utuk diam karena merasa sungkan untuk meminta bantuan mengatasi hubungannya yang beracun.
Hal tersebut sebaiknya tidak dibiarkan karena pasangan yang menjadi korban toxic relationship kemungkinan mencari pelarian.
Mereka bisa saja beralih ke obat-obatan terlarang atau mengonsumsi alkohol. Padahal, kedua pelarian ini berisiko memperburuk hubungan.
4. Terlalu bergantung
Hubungan yang sangat bergantung membuat pasangan sulit meninggalkan toxic relationship-nya.
Hubungan yang demikian terjadi karena pasangan secara konsisten memberi dan menerima bantuan.
5. Faktor uang
Jika salah satu pasangan bergantung secara finansial pada yang lain, faktor ini bisa menyulitkan ketika berencana meninggalkan hubungan yang toxic.
6. Anak
Bagi pasangan yang sudah berumah tangga, keberadaan anak seringkali menjadi dilema.
Pasalnya, mereka tidak ingin keputusan meninggalkan toxic relationship membawa dampak buruk unruk anak.
7. Faktor lain
Toxic relationship sulit ditinggalkan jika salah satu pasangan yang memiliki gangguan kepribadian narsistik (narcissistic personality disorder).
Gangguan kepribadian itu menyebabkan penderitanya lebih mementingkan diri sendiri tapi empatinya kurang.
Pasangan yang demikian dapat mencegah orang yang dicintainya pergi dengan cara memanipulasi menurut studi SAGE Open tahun 2019.
Cara meninggalkan toxic relationship
Ingatlah bahwa toxic relationship semakin menyakitkan jika hubungan seperti ini terus berlanjut. Tapi, gimana cara untuk mengakhirinya?
1. Bikin rencana B
Rencanakan hal lain ketika ingin meninggalkan toxic relationship. Seperti, kegiatan untuk mengisi waktu setelah berpisah dari pasangan yang toxic.
Rencana B perlu dipikirkan baik-baik dan jangan meninggalkan toxic relationship sembarangan.
2. Tetapkan tujuan
Tak ada salahnya untuk mendaftarkan diri pada pelatihan atau mencari pekerjaan baru setelah meninggalkan toxic relationship.
Cara yang satu ini membantu pasangan yang menjadi korban toxic relationship mandiri secara finansial dan dapat membangun kariernya.
3. Jangan malu bercerita
Ceritakan kegundahan hati ketika berencana meninggalkan toxic relationship kepada orang lain.
Perasaan tidak nyaman dapat diungkapkan kepada anggota keluarga atau teman supaya mereka bisa membantu.
4. Putus komunikasi
Pasangan yang toxic memiliki beragam cara untuk memperdayai korbannya. Karena alasan ini, putuskan komunikasi dengannya.
Untuk pasangan yang sudah memiliki anak, ada baiknya komunikasi dilakukan sebatas untuk kepentingan anak.
5. Minta bantuan
Meninggalkan dan memulihkan diri dari hubungan yang toxic membutuhkan usaha dan waktu.
Oleh sebab itu, berkonsultasilah dengan terapis untuk mendapatkan bimbingan setelah meninggalkan toxic relationship.
6. Rawat diri sendiri
Terjebak dalam hubungan yang toxic sangat merugikan diri sendiri dan kesehatan mental.
Mulailah merawat diri sendiri setelah meninggalkan toxic relationship, seperti meluangkan waktu secara pribadi atau melakukan hobi.
Jika tidak, bermainlah dengan hewan peliharaan atau memulai bisnis sesuai keinginan diri sendiri.
https://lifestyle.kompas.com/read/2022/10/03/121105320/6-cara-meninggalkan-toxic-relationship-jangan-mau-disakiti-terus
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.