Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pembohong Patologis, Hobi Berdusta Secara Kompulsif yang Jadi Penyakit

Perilaku ini berbeda dari bohong yang lazim dilakukan orang karena seringkali dilakukan untuk manfaat tertentu.

Misalnya saja untuk menghindari rasa malu, pergaulan sosial atau mencapai keuntungan pribadi lainnya.

Namun perilaku bohong patologis sangat berbeda sehingga dinilai sebagai tanda gangguan kepribadian tertentu.

Apa itu kebohongan patologis?

Kebohongan patologis dilakukan terus-menerus secara kompulsif meskipun tidak ada manfaatnya.

Bualan yang disampaikan juga biasanya luas dan rumit sehingga bagi sebagian orang terasa ganjil.

Pembohong patologis biasanya mulai mengembangkan gangguan ini di usia remaja dengan pola yang bertahan hingga bertahun-tahun.

Tak heran jika masalah ini memberikan pengaruh buruk untuk kehidupan pribadi, karier dan segala aspeknya.

Padahal sebenarnya kebohongan patologis tidak memberikan keuntungan apa pun, maupun dirancang untuk itu.

Namun penderitanya tidak bisa menahan diri untuk selalu menyampaikan dusta, yang menjadi pembeda utama dibandingkan kebohongan biasa.

Penderitanya juga sering kali tidak menyadari kebohongan tersebut atau mampu berpikir rasional soal bualan yang dikatakannya.

Mereka kehilangan kontrol soal apa yang bisa dikatakan sehingga cenderung berbohong tanpa henti bahkan ketika itu akhirnya merugikan.

Beberapa pembohong patologis benar-benar percaya pada apa yang dikatakannya meskipun itu jelas-jelas salah.

Namun ada juga yang menyadari jika hal yang mereka katakan tidak benar atau telah terbukti salah.

Pakar belum bisa menentukan apakah perilaku ini merupakan gejala dari kondisi lain atau penyakit tersendiri.

Namun, ada beberapa hal yang diduga menjadi penyebabnya, antara lain:

Gangguan buatan

Gangguan buatan, atau kadang disebut sindrom Munchausen, adalah kondisi ketika seseorang merasa sakit secara mental atau fisik, padahal sebenarnya tidak.

Pemicunya belum diketahui secara pasti namun diduga ini berkaitan dengan genetik, pelecahan di masa anak-anak, percaya diri yang rendah, depresi, gangguan kepribadian atau penyalahgunaan zat.

Gangguan kepribadian

Kebohongan patologis bisa jadi adalah gejala gangguan kepribadian seperti:

Kebohongan patologis adalah kemungkinan gejala gangguan kepribadian tertentu, termasuk:

Demensia frontotemporal

Riset membuktikan jika pola perilaku pembohong patologis mirip dengan yang dialami penderita demensia frontotemporal.

Kondisi ini adalah bentuk demensia yang mempengaruhi daerah otak frontal dan temporal dan menyebabkan perubahan perilaku dan bahasa.

Perubahan ini dapat mencakup:

Transisi ini biasanya terjadi untuk menutupi kebohongan sebelumnya sehingga ditambahkan detail yang tidak perlu.

Meski demikian, orang yang sering berbohong belum tentu merupakan pembohong patologis.

Pasalnya, perilaku ini memiliki ciri utama yakni tidak memiliki motif.

Orang yang sering melebihkan ceritanya agar dirinya terlihat lebih baik atau mengarang cerita untuk menutupi kesalahannya tidak bisa digolongkan dalam perilaku ini.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/10/06/080706320/pembohong-patologis-hobi-berdusta-secara-kompulsif-yang-jadi-penyakit

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke