Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Gigitan Laba-laba, Cara Mencegah dan Mengobatinya

KOMPAS.com - Laba-laba yang seringkali terlihat membuat jaring di langit-langit rumah, kusen, dan gudang ternyata dapat menggigit manusia.

Serangan hewan artropoda tersebut biasanya menyebabkan kemerahan, ruam, benjol, termasuk rasa gatal pada kulit bekas gigitan.

Namun, tak perlu khawatir kalau kamu menjadi korban gigitan laba-laba, karena sebagian besar kasus sama sekali tidak berbahaya.

Hanya beberapa spesies laba-laba yang mempunyai taring tajam dan kuat untuk menembus kulit manusia dan menyebabkan masalah serius.

Walau serangan hewan berbuku-buku ini umumnya tidak membawa ancaman berarti, gigitan laba-laba sebaiknya dihindari agar kulit tidak luka.

Tapi, bagaimana cara mencegah gigitan laba-laba.

Simak yang berikut ini.

Kenapa laba-laba menggigit?

Sebelum membahas cara mencegah gigitan laba-laba, ketahui dulu apa alasan hewan berkaki delapan ini menyerang manusia.

Laba-laba mengambil keputusan untuk menggigit manusia apabila mereka merasa terancam atau dalam posisi terpojok.

Namun, hanya 50 spesies laba-laba yang dikatakan dapat menggigit manusia menurut catatan American Osteopathic College of Dermatology (AOCD).

Dari jumlah tersebut, hanya dua spesies, yakni black widow dan brown recluse, yang racunnya membawa masalah serius.

AOCD mencontohkan, dari 3.500 spesies laba-laba yang ada di AS tidak berbahaya.

Gejala gigitan laba-laba

Menurut Direktur Departemen Darurat Lawrence+, Craig Mittleman, gigitan laba-laba terlihat sangat mirip dengan sengatan atau gigitan serangga.

Tapi, untuk spesies laba-laba tertentu yang dapat menggigit manusia, bekas serangan mereka bisa menimbulkan gejala-gejala berikut ini.

1. Bekas tusukan dua taring

Gigitan laba-laba meninggalkan bekas tusukan dua taring pada kulit manusia apabila dilihat secara lebih dekat.

Hal tersebut dijelaskan oleh dokter asal Lenox Hill Hospital, New York, AS, Eric Ascher.

Namun, bekas tusukan taring setelah laba-laba menggigit tidak mudah dilihat dengan mata telanjang.

2. Benjolan

Ketika kaba-laba tidak berbisa menggigit, hewan ini dapat menyebabkan benjol dengan rasa gatal bergantung pada lokasi kulit.

Sementara laba-laba berbisa dapat menyebabkan luka nekrotikan, infeksi yang berisiko merusak jaringan otot dan kulit.

Menurut Ascher, luka seperti itu terlihat melepuh, bernanah, bekas gigitan mengeras, dan benjol berwarna gelap.

3. Perubahan warna kulit

Gigitan laba-laba yang menyebabkan ruam kemungkinan warnanya berbeda-beda bergantung pada area kulit.

Misalnya, ketika laba-laba tidak berbahaya yang menggigit kulit berwarna terang maka area ini terlihat kemerahan atau merah mudah.

Sedangkan, gigitan laba-laba tidak berbisa yang menggigit kulit berwarna gelap terlihat cokelat kemerahan.

Berbeda dengan yang tidak berbisa, gigitan laba-laba beracun menyebabkan kulit terlihat cokelat atau ungu. Ini terjadi ketika brown recluse menggigit.

Sementara kulit bekas gigitan laba-laba berbisa lainnya terlihat melepuh dan menjadi bengkak.

4. Pembengkakan

Gigitan laba-laba menimbulkan pembengkakan karena terjadi peradangan pada kulit akibat tusuka taring.

Pembengkakakn dapat disebabkan oleh gigitan laba-laba tidak berbisa, namun bisa lebih buruk apabila laba-laba beracun yang menggigit.

5. Muncul rasa sakit

Rasa sakit usai digigit laba-laba dapat hilang setelah beberapa jam. Khusus laba-laba tidak berbisa, rasa sakit akibat gigitan mereka tidak menyebar.

Tapi, beda ceritanya jika laba-laba beracun yang menyerang karena gigitan hewan ini menimbulkan rasa sakit yang menusuk bahkan mati rasa.

Misalnya black widow, gigitan spesies laba-laba ini dapat menyebabkan kram atau kekausan otot yang parah.

Selain itu, gigitan laba-laba tersebut bisa menimbulkan sakit perut, mual, muntah, sakit kepala, dan gangguan sistemik lainnya.

Tidak menutup kemungkinan gigitan black widow juga menyebar ke area tubuh lain sehingga memerlukan bantuan medis.

Cara mencegah gigitan laba-laba

Tidak semua orang bisa membedakan mana laba-laba yang tidak berbisa dan mempunyai racun.

Maka dari itu, ikuti cara mencegah gigitan laba-laba berikut ini agar terhindar dari risiko bahaya.

  • Bersihkan rumah dari tumpukan batu atau kayu
  • Rapikan mainan, selimut, dan bantal yang berserakan di rumah
  • Goyangkan sepatu, pakaian, tempat tidur, handuk, dan barang-barang lainnya sebelum dipakai -apalagi yang disimpan lama di gudang
  • Tidak menempatkan tempat tidur secara langsung di lantai
  • Hancurkan jaring laba-laba
  • Berhati-hati ketika memasuki ruangan yang gelap dan dingin, seperti garasi atau basement
  • Berhati-hati saat memasukan tangan ke tumpukan kayu atau celah tertentu
  • Pakai celana panjang untuk menutupi kaki
  • Biarkan laba-laba pergi. Pasalnya, laba-laba dapat menyerang ketika merasa terancam.

Cara mengatasi gigitan laba-laba

Apabila laba-laba telanjur menggigit, perawatannya harus disesuaikan dengan tingkat keparahan dan spesies apa yang menyerang.

Kalau laba-laba tidak berbisa yang menggigit, bekas serangan hewan ini cukup dicuci dengan air hangat dan sabun.

Bila menimbulkan nyeri, korban gigitan laba-laba tidak berbisa dapat mengonsumsi obat pereda nyeri, seperti asetaminofen atau ibuprofen.

Namun, kompres dengan es batu diperlukan ketika gigitan spesies tersebut menyebabkan rasa gatal.

Hal yang sama dapat dilakukan apabila gigitan laba-laba tidak beracun menimbulkan bengkak dan rasa sakit.

Sementara itu, korban gigitan laba-laba beracun dapat diberikan suntikan tetanus karena spora penyakit ini dapat menginfeksi kulit yang terluka.

Apabila gejala gigitan laba-laba beracun semakin parah, korban wajib dibawa ke rumah sakit terdekat supaya jiwanya tidak terancam.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/10/07/142347620/gigitan-laba-laba-cara-mencegah-dan-mengobatinya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke