Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Rutin Meditasi Bikin Umur Panjang, Ini Penjelasan Ilmuwan

KOMPAS.com - Meditasi adalah praktik sederhana untuk menenangkan pikiran dan memusatkan perhatian yang dikenal bermanfaat untuk kesehatan.

Apabila praktik tersebut rutin dilakukan, meditasi membantu meningkatkan relaksasi, daya ingat, konsentrasi, sekaligus suasana hati.

Di samping manfaat-manfaat yang sudah disebutkan, meditasi juga disebut ilmuwan membantu orang mencapai umur yang panjang.

Mereka beralasan meditasi berkaitan dengan penurunan kondisi psikologis tertentu, seperti kecemasan dan depresi, yang dapat memengaruhi kematian.

Lebih lanjut, para ilmuwan juga memiliki alasan lain mengapa rutin melakukan meditasi membuat umur lebih panjang.

Simak uraian yang berikut ini.

Pernah dibuktikan dalam riset

Temuan yang mengatakan rutin bermeditasi membuat umur panjang bukanlah klaim sembarangan dari ilmuwan.

Pasalnya, peneliti pernah menggelar studi yang hasilnya dipublikasikan di The American Journal of Cardiology pada tahun 2015.

Untuk mengetahui keterkaitan antara meditasi dengan tingkat kematian, para peneliti menjaring responden berusia 50 tahun ke atas menjadi dua kelompok.

Kelompok pertama adalah responden dengan tekanan darah tinggi (hipertensi) berusia rata-rata 81 tahun yang tinggal di panti jompo.

Kemudian, kelompok kedua yang dijaring oleh peneliti adalah responden berusia 67 tahun yang tinggal bersama dalam komunitas lansia.

Setelah responden dikelompokkan, para ilmuwan meminta mereka untuk melakukan beberapa bentuk aktivitas.

Di antaranya adalah meditasi transendental, meditasi mindfulness, relaksasi mental, dan teknik relaksasi otot progresif.

Responden yang masuk ke dalam kelompok kontrol juga diberikan tawaran untuk mengikuti kelas pendidikan kesehatan umum.

Meditasi transendental yang diinstruksikan oleh peneliti adalah teknik sederhana dengan cara duduk nyaman sembari memejamkan mata.

Bentuk meditasi tersebut bisa dilakukan selama 15-20 menit per sesi sebanyak dua kali sehari supaya pikiran menjadi waspada dan fokus.

Sementara meditasi mindfulness yang turut diinstruksikan oleh peneliti berfokus pada pernapasan.

Meditasi seperti itu juga memerhatikan pikiran tanpa perasaan saat muncul dalam pikiran.

Sementara, aktivitas lain yang juga diberikan peneliti kepada responden seperti relaksasi mental dilakukan dengan mengucapkan kata-kata kepada diri sendiri.

Sedangkan teknik relaksasi otot progresif bermanfaat untuk memberikan ketegangan di setiap kelompok otot utama.

Aktivitas tersebut juga membantu untuk meningkatkan keadaan tenang secara keseluruhan.

Hasil studi

Setelah responden menjalani berbagai aktivitas yang diminta, mereka kemudian menjalani evaluasi setelah tiga bulan.

Responden yang menjalani meditasi transendental dilaporkan mengalami penurunan tekanan darah secara signifikan.

Peneliti kemudian menindaklanjuti temuannya untuk menentukan status vital para peserta yang diperoleh dari National Death Index maintained.

Data tersebut diperoleh dan dikelola oleh National Center for Health Statistics.

Dari 202 subjek dalam dua uji klinis asli, 101 telah meninggal pada masa tindak lanjut.

Kematian ini diberi kode berdasarkan International Classification of Diseases (ICD-9) untuk menentukan penyebab kematian.

Hasilnya didapati, setelah rata-rata 7,6 tahun (hingga maksimum hampir 19 tahun), subjek yang mempraktikkan meditasi transendental peluang meninggalnya sebesar 23 persen.

Persentase tersebut lebih kecil karena sebab apa pun selama periode tersebut.

Responden yang menjalani meditasi transendental juga 30 persen lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal karena penyakit kardiovaskular selama periode tersebut.

Peneliti yang terlibat dalam studi lantas mengambil keputusan bahwa manfaat meditasi hampir sama dengan terapi obat untuk hipertensi.

Peneliti mengatakan, temuan ini adalah analisis jangka panjang pertama dari efek terapi non-obat pada tingkat kematian orang dengan hipertensi.

Di samping itu, manfaat meditasi untuk umur panjang pernah dibuktikan dalam studi tahun 2011 yang diterbitkan dalam Journal of Obesity.

Studi mendapati temuan, meditasi bermanfaat untuk mengurangi lemak perut yang berbahaya.

Meditasi juga terbukti meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan mengurangi kadar kortisol yang dikenal sebagai hormon stres.

Peningkatan kadar kortisol patut diwaspadai karena berhubungan dengan jantung, seperti aterosklerosis dan sindrom metabolik.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/10/13/140259920/rutin-meditasi-bikin-umur-panjang-ini-penjelasan-ilmuwan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke