Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kala Xi Jinping Pakai Endek Bali di Jamuan Makan Malam KTT G20 Bali

KOMPAS.com - Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Xi Jinping, menjadi salah satu Kepala Negara yang menghadiri jamuan malam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Bali, Selasa (15/11/2022) malam.

Dalam acara yang digelar di kawasan Garuda Wisnu Kencana, Badung Bali, itu, Xi Jinping mengenakan kemeja lengan panjang dari Endek Bali yang didominasi warna biru-keunguan di keseluruhan sisi.

Ia hadir bersama Kepala Negara anggota G20 lainnya, dengan didampingi sang istri, Peng Liyuan, yang tampak anggun dalam balutan dress putih, heels berwarna cream, dan selendang biru tua.

Xi Jinping tiba di GWK dengan diantar mobil kepresidenan Hongqi dan disambut secara langsung oleh Presiden Joko Widodo dan Iriana Jokowi yang kompak mengenakan pakaian adat Bali.

Jokowi bersama Ibu Negara sudah menunggu kedatangan Xi Jinping beserta istri di karpet merah dan keduanya sempat bersalaman dan melempar senyum sebelum jamuan dimulai.

Xi Jinping pakai Endek Bali

Jamuan makan malam kali ini mencuri perhatian publik karena sebagian besar Kepala Negara anggota G20 yang hadir mengenakan kain tradisional khas Indonesia dengan berbagai motif dan warna.

Tak terkecuali Xi Jinping, orang nomor satu di Tiongkok yang mengenakan Endek Bali. Sebuah penghormatan bagi Indonesia selaku tuan rumah penyelenggaraan KTT G20.

Endek Bali yang dipakai Xi Jinping adalah tenun tradisional khas Pulau Dewata yang dibuat dengan cara tenun ikat -mengikat benang lungsi dan pakan.

Asal usul nama Endek Bali sebenarnya berasal dari kata "ngendek" atau "gendekan" yang mempunyai makna warnanya tidak berubah, diam, atau tetap.

Tenun tradisional ini sebenarnya sudah dikenal sejak abad ke-16 dan Endek Bali mengalami perkembangan.

Dalam penggunaan sehari-hari, Endek Bali dapat dikreasikan sebagai pakaian, cinderamata, simbol persaudaraan, dan busana yang dianggap sakral dalam persembahyangan.

Pada perjalanannya, Endek Bali juga digunakan sebagai seragam kantor, sekolah, bahkan tenun tradisional ini diinovasikan menjadi kipas, pernak-pernik, tas, termasuk masker.

Sejarah singkat Endek Bali

Tenun tradisional ini adalah karya yang sudah diturunkan sejak zaman dahulu dan sudah berkembang ketika Raja Dalem Waturenggong di Gelgel Klungkung mulai memerintah pada tahun 1885.

Endek Bali kemudian menyebar ke daerah-daerah lain, salah satunya adalah Desa Sulang dan mengalami perkembangan sejak zaman kemerdekaan Indonesia.

Endek Bali sempat mengalami masa kejayaan sekitar tahun 1980-1990, namun pamornya menurun seiring berjalannya waktu.

Beberapa faktor yang menyebabkan eksistensi Endek Bali menurun adalah penurunan produksi karena kompetisi persaingan produksi kain sejenis yang dibuat pabrik.

Tak hanya itu, faktor lainnya yang turut memengaruhi adalah kesulitan mendapat bahan baku, kualitas yang tidak sesuai standar kain Endek, dan mahalnya harga benang.

Motif Endek Bali

Sebagai salah satu wastra khas Nusantara, Endek Bali mempunyai berbagai motif yang bisa diaplikasikan pada kain atau pakaian, mulai dari geometris, dekoratif, flora-fauna, dan figuratif.

Motif geometris pada Endek Bali dilambangkan dengan garis putus, garis lengkung, berbagai bidang geometri, dan garis lurus.

Sementara motif floral yang bisa diaplikasikan pada tenun tradisional ini mengadaptasi bentuk tumbuhan dan memiliki tampilan yang cenderung harmonis dan rapat.

Kemudian, motif figuratif sering kali mengadaptasi ketokohan manusia atau pewayangan dengan visualisasi yang sederhana, baik sebagian atau secara utuh.

Nah, gabungan dari motif-motif Endek Bali yang telah ada sebelumnya dan disesuaikan dengan keyakinan yang dimiliki masyarakat disebut motif dekoratif.

Untuk proses pembuatannya, Endek Bali memerlukan berbagai tahapan yang terbilang tidak sebentar dan dikerjakan dengan tangan manusia alias handmade.

Pertama-tama, produksi Endek Bali dimulai dengan pemintalan benang untuk membentuk pattern dengan cara mengikat benang dengan menggunakan tali rafia.

Benang tersebut kemudian dicelupkan ke dalam zat perwarna selama berkali-kali sesuai keinginan warna yang diaplikasikan pada motif Endek Bali.

Setelahnya, benang diangkat, dikeringkan, dan dipisahkan menurut polanya sebelum ditenun menggunakan alat tenun bukan mesin atau ATBM dan proses pembuatannya memakan waktu hingga satu bulan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/11/16/052833520/kala-xi-jinping-pakai-endek-bali-di-jamuan-makan-malam-ktt-g20-bali

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke