Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jadi Korban Lay Off? Tak Perlu Berkecil Hati dan Tata Kembali Hidup dengan Berbagai Langkah Berikut

PHK massal ini membuat ratusan hingga ribuan orang mendadak kehilangan pekerjaan termasuk anak muda.

Bagi yang sedang, atau pernah, mengalaminya, kondisi ini tentu saja mengejutkan dan bisa membuat kita seketika kehilangan harapan.

Ada juga yang mungkin merasa putus asa atau bahkan gagal sehingga termasuk dalam golongan pekerja yang dipecat oleh perusahaan.

Cara menghadapi lay off perusahaan tanpa kecil hati

Tak perlu kecil hati karena lay off yang dialami tidak menjadi akhir dari hidup kita.

Sebaliknya, kita bisa mulai menata pikiran dan hidup agar bisa mengembangkan karier maupun pekerjaan yang lebih baik.

Berikut adalah sejumlah langkah yang bisa dilakukan, sesuai anjuran pakar.

Bersikap tenang

Cobalah bersikap tenang dan tidak emosional ketika mendapatkan kabar lay off mendadak ini dari atasan.

“Menanggapi dengan cara yang tenang, santai dan terkontrol ketika Anda dipecat akan mengejutkan bos Anda, yang kemungkinan besar takut dan bersiap menghadapi ledakan emosi,” kata Sabrina Romanoff, psikolog klinis di Lenox Hill Hospital di Manhattan.

Interaksi yang netral bisa juga berdampak positif untuk di masa depan misalnya kemungkinan bergabung kembali dengan perusahaan ketika kondisi lebih baik, menegosiasikan pesangon, mempertahankan reputasi , dan menjaga pintu tetap terbuka untuk rekomendasi dari atasan.

Mungkin butuh upaya dan kontrol yang besar tetapi cobalah untuk mengungkapkan rasa terima kasih dan penghargaan kepada atasan atas kesempatan untuk belajar maupun bekerja sama selama ini.

Reset hidup

Momen lay off ini bisa jadi kesempatan rehat sejenak dari pekerjaan untuk lebih memperhatikan kebutuhan jiwa kita.

“Cobalah untuk memanfaatkan pemecatan ini sebagai kesempatan untuk berkembang dengan memahami mengapa Anda tidak berkembang dalam posisi ini,” kata Romanoff.

Menurutnya, kekecewaan adalah reaksi alami, tetapi dianjurkan untuk  menggunakan itu sebagai titik awal motivasi diri agar bisa berkembang secara profesional.

Kita juga bisa mengeksplorasi langkah-langkah yang diperlukan untuk berkembang dalam pekerjaan berikutnya.

"Ini mungkin saat untuk mencari dukungan dalam bentuk terapi untuk membantu Anda memproses emosi Anda, memperbaiki dan memulihkan," kata psikolog Jessica January Behr, pendiri Behr Psychology di NYC.

“Setelah diberhentikan dari pekerjaan, mungkin sulit untuk memisahkan identitas pribadi Anda dari identitas profesional Anda,” jelasnya.

Pengalaman tersebut juga dapat menyebabkan perasaan malu yang mendalam, penyesalan, ketakutan atau bahkan keputusasaan.

Untuk melaluinya, penting untuk memproses pengalaman dan perasaan yang dihasilkan.

"Bersikaplah sangat jujur, tetapi lembut dengan diri Anda sendiri. Luangkan waktu sejenak dan pertimbangkan alasan pemecatan," urai Behr.

"Biarkan pikiran Anda pergi ke semua area yang diinginkannya, dan kemudian kuasai kembali dan lakukan perhitungan yang jujur," pungkasnya.

Pastikan kembali dengan diri kita soal berbagai aspek pekerjaan yang lalu termasuk tugas, jam kerja, peran yang diberikan hingga gaji.

"Ini membantu memproses emosi yang sulit dengan cara yang sehat dan membantu, sehingga Anda dapat belajar dari pengalaman ini," kata Behr.

Pertimbangkan karier di bidang yang baru

Menjadi korban lay off bisa memang pengalaman buruk namun bisa menjadi kesempatan untuk menemukan alternatif karier di bidang yang berbeda.

Behr menyarankan untuk membuat diagram Venn.

Di selembar kertas, gambar dua lingkaran yang saling bertautan. Sisi kiri mewakili identitas pribadi dan sisi kanan adalah identitas profesional kita.

Buat daftar kualitas dan atribut yang akan digambarkan untuk masing-masing.

Lalu di bagian yang tumpang tindih, perhatikan kualitas yang sama.

“Saat Anda memeriksa kata-kata pada diagram Anda, mulailah membangun pemahaman tentang nilai-nilai Anda dan pertimbangkan bagaimana hal ini dapat menginformasikan lintasan karir Anda,” katanya.

Namun kita tidak perlu menyebutkan secara detail di resume, CV maupun profil LinkedIn jika menjadi golongan yang terdampak.

"Tidak perlu menjelaskan bahwa Anda telah dipecat," kata Ray Cohen, pelatih karier di New York.

“Jelaskan saja untuk memberikan tanggal akhir Anda. Orang-orang meninggalkan pekerjaan, lebih sering daripada bukan karena kesalahan mereka sendiri," tandasnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/11/19/110331520/jadi-korban-lay-off-tak-perlu-berkecil-hati-dan-tata-kembali-hidup-dengan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke