Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Fakta Penting Polio yang Perlu Diketahui Orangtua

Seorang anak berusia tujuh tahun dinyatakan mengalami polio tipe dua meskipun penyakit tersebut sempat dinyatakan hilang dari Indonesia pada 2014 lalu.

Polio pernah menjadi momok menakutkan di abad ke-20 karena dampaknya yang sangat fatal pada balita.

Pemberantasan penyakit ini secara masif dilakukan di banyak negara sehingga nyaris hilang dan tak banyak yang paham soal gejala maupun penyebabnya.

5 fakta polio yang perlu diketahui orangtua

Polio atau poliomielitis adalah penyakit yang pernah mejadi penyebab utama kelumpuhan pada anak-anak di seluruh dunia.

Sering kali, polio muncul di daerah dengan layanan kesehatan yang buruk termasuk kualitas air yang dipertanyakan.

Namun ada beberapa fakta lain soal polio, yang sebaiknya diketahui orangtua.

Virus yang sangat menular

Polio adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang sangat menular.

Penyakit ini menyebar melalui kontak orang ke orang dan menyerang sistem saraf yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen dalam hitungan jam.

Virus polio liar masuk ke dalam tubuh melalui mulut dan berkembang biak di usus lalu menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan.

Hal ini terjadi karena infeksi yang terjadi di sumsum tulang belakang sehingga seseorang tidak mampu menggerakkan tubuhnnya.

Virus tersebut menyebar ke lingkungan melalui tinja penderitanya yang mudah terjadi terutama dalam kondisi sanitasi yang buruk.

Karena kerap menyebar dari praktik kebersihan yang buruk, pemicunya juga termasuk kebiasaan cuci tangan yang tidak terjaga dan konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi oleh kotoran.

Bayi dan anak kecil yang belum terlatih menggunakan toilet sering kali menjadi sumber penularan pula.

Tidak memiliki gejala tertentu

Para penderita polio umumnya tidak menunjukkan gejala maupun keluhan penyakit tertentu.

Mereka juga tidak menyadari telah terinfeksi sampai akhirnya kondisinya sudah terlambat untuk ditangani.

Dalam banyak kasus, orang tanpa gejala ini pula yang kemudian tanpa sengaja menyebarkan infeksi karena adanya virus di tubuh mereka.

Untuk alasan ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) hanya membutuhkan satu kasus kelumpuhan polio yang dikonfirmasi sebagai menetapkan status epidemi, terutama di negara-negara di mana sangat sedikit kasus terjadi.

Namun penyakit ini bisa diberantas dengan pencegahan melalui vaksinasi polio, yang terbukti aman dan efektif.

Virus tidak dapat bertahan lama di luar tubuh manusia sehingga akan segera mati jika tidak menemukan inang yang tidak divaksinasi.

Jika cukup banyak anak yang diimunisasi penuh terhadap polio, virus tidak dapat menemukan sasaran yang rentan untuk terinfeksi dan akan mati.

Vaksin polio oral (OPV) dapat diberikan dengan mudah dan dapat melindungi anak seumur hidup.

Namun selama satu anak tetap terinfeksi, semua anak yang tidak divaksinasi berisiko.

WHO menyatakan jika kegagalanuntuk memberantas hanya satu kasus polio yang dikonfirmasi dapat mengakibatkan kemunculan 200.000 kasus baru setiap tahun.

Covid-19 mengganggu pelayanan imunisasi polio

Pandemi Covid-19 menyebabkan sejumlah masalah termasuk layanan imunisasi rutin anak yang terganggu secara substansial sehingga menyebabkan risiko kesehatan tertentu.

Penyebabnya bervariasi termasuk orangtua yang enggan keluar rumah untuk memberikan imunisasi polio bagi anaknya akibat keterbatasan gerak, minim informasi atau takut tertular Covid-19.

Faktanya, vaksinasi polio, dan berbagai penyakit lainnya, penting untuk melindungi kesehatan buah hati sehingga tidak seharusnya ditunda.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/11/21/070405520/5-fakta-penting-polio-yang-perlu-diketahui-orangtua

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke