Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perilaku Selingkuh Bisa Menular, Benarkah?

KOMPAS.com - Bukan rahasia lagi jika teman di sekitar kita dapat membawa pengaruh pada kehidupan dan perilaku, termasuk dalam hal selingkuh.

Ya, bergaul dengan teman yang selingkuh bisa memicu kita untuk melakukan hal yang sama.

Bahkan anggapan itu dapat dibuktikan melalui sejumlah penelitian dan para peneliti menyimpulkan kalau perilaku tidak setia dengan pasangan itu dapat menular. 

Ada sejumlah alasan bergaul dengan teman yang selingkuh bisa memicu kita atau pasangan melakukan hal yang sama.

Meskipun penyebab perselingkuhan dapat bervariasi bagi setiap individu atau pasangan.

Tapi, menurut penelitian terbaru, situasi di dalam pergaulan atau lingkungan kita turut "mengiyakan" sebuah norma yang dianggap wajar.

Melansir Best Life, bergaul dengan teman yang tukang selingkuh bisa memicu kita atau pasangan melakukan hal yang sama karena ada suatu norma yang dianggap benar. 

Selingkuh dipengaruhi norma dalam pertemanan

Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang mana tindakan, cara perpikir sampai perasaan turut dipengaruhi oleh orang-orang di sekitar kita.

Di dalam suatu lingkungan tertentu, sudah pasti ada budaya atau norma-norma sosial yang terbentuk di dalamnya.

Hal itulah yang secara tidak disadari membentuk suatu pemikiran hingga perilaku yang dianggap wajar, mungkin saja termasuk perselingkuhan.

Menurut Brianne Billups, seorang konselor pernikahan bersertifikat dari Amerika Serikat, di dalam suatu lingkungan ada praktik atau perilaku yang kita lihat serta diperlihatkan orang lain.

Kemudian praktik atau perilaku tersebut secara perlahan membentuk pola yang dapat diterima dan tidak dapat diterima oleh suatu kelompok pergaulan.

Boston University School of Public Health menyebutkan, konsep ini adalah fokus utama dari teori norma sosial, yang mengevaluasi "pengaruh teman sebaya, dan peran yang dimainkannya dalam pengambilan keputusan individu seputar perilaku."

Berdasarkan teori itu, teman kita kemungkinan memiliki pengaruh lebih besar pada hubungan dari yang kita kira.

Menurut Gurit Birnbaum, PhD, seorang profesor psikologi di Universitas Reichman, Israel, mereka yang terikat di dalam sebuah hubungan monogami cenderung menggunakan strategi untuk mengurangi ketertarikan terhadap orang lain demi menghindari perselingkuhan.

Namun pada sebuah studi baru menemukan fakta bahwa ketika orang melihat orang lain di sekitarnya selingkuh, mereka cenderung tidak menggunakan "strategi perlindungan dalam hubungan" itu.

Selingkuh bisa menular?

Penelitian yang diterbitkan di jurnal Archives of Sexual Behavior tahun ini bahkan meninjau apakah perselingkuhan itu dapat menular? Dan jawaban singkatnya adalah, ya.

Menurut temuan studi, melihat teman sendiri berselingkuh dapat mengurangi komitmen para peserta studi terhadap hubungan mereka saat ini, serta mengurangi keinginan mereka untuk menolak godaan.

"Temuan ini menunjukkan bahwa lingkungan menumbuhkan kemungkinan perselingkuhan yang lebih besar, mengurangi motivasi untuk melindungi ikatan dengan pasangan saat ini."

"Lingkungan seperti itu dapat membuat orang lebih rentan dan secara tidak langsung akan menginfeksi yang lainnya," jelas profesor Birnbaum.

Dalam pergaulan itu, kemungkinan ada norma-norma yang dianggap wajar, meskipun perilaku selingkuh sebetulnya tidak dapat dibenarkan.

Penelitian tersebut menggunakan tiga tes untuk mengevaluasi kemungkinan perselingkuhan yang dikatakan bisa "menular".

Peneliti melakukan tiga studi terpisah, atau tes, yang mana peserta dihadapkan pada perilaku selingkuh yang ditunjukkan oleh orang lain atau bahkan teman dekatnya.

Sebagai bagian dari tes pertama, peserta penelitian diperlihatkan temuan yang melaporkan tingkat perselingkuhan yang tinggi atau rendah.

Setelah itu, mereka diminta untuk menulis fantasi seksual pertama yang mereka pikirkan.

Kemudian hal itu dievaluasi dan "dinilai untuk tingkat keinginan" terhadap pasangan saat ini.

Untuk tes kedua, para peneliti menggunakan lebih banyak ukuran "obyektif" untuk mengevaluasi bagaimana paparan lingkungan yang diterima pada berbagai bentuk selingkuh hingga kecurangan.

Untuk melakukannya, peserta membaca cerita tentang perselingkuhan romantis atau perilaku menyontek (seperti dalam ujian).

Setelah membaca pernyataan tersebut, mereka diminta menilai daya tarik orang asing dan memutuskan apakah mereka bisa menjadi calon pasangannya.

Sebagai bagian dari tes akhir, peneliti ingin melihat apakah paparan terhadap perilaku selingkuh juga meningkatkan upaya mereka untuk melakukannya melalui flirting atau menggoda.

Kemudian hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa tingginya minat untuk selingkuh atau bahkan menyontek dalam ujian juga dipengaruhi oleh perilaku di lingkungan sekitar dan cerita apa yang mereka tangkap.

Bahkan ada jawaban terkait keinginan para peserta untuk berinteraksi dengan orang yang dianggapnya menarik, selain pasangan.

Dalam hal ini, perilaku yang dipengaruhi oleh teman dan lingkungan juga sedikit mengubah pandangan mereka terhadap suatu hubungan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/11/25/153534320/perilaku-selingkuh-bisa-menular-benarkah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke