Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Arawinda Mengaku Kena Love Bombing, Kenali Tanda-tandanya sejak Awal

Lewat agensinya, aktris pendatang baru ini mengaku dimanipulasi sehingaga tak tahu soal kondisi rumah tangga pria yang menjalin hubungan dengannya.

Bintang Yuni ini juga merasa menjadi sasaran love bombing lewat berbagai perhatian, kata-kata manis dan chat rayuan sampai akhirnya terlena.

Cara mengenali perilaku love bombing sejak awal

Love bombing adalah perilaku dan perhatian intens maupun berlebihan dari seseorang untuk memanipulasi pasangannya.

Sering kali, perilaku ini sulit dikenali karena kita terbiasa dengan narasi romantis berlebihan dari film, acara TV dan dongeng yang berkembang selama ini.

"Budaya kita, melalui TV, film, dan dongeng, memberi tahu kita bahwa perilaku yang kita kenal sebagai love bombing adalah ekspektasi normal akan cinta romantis," Laura Reagan, LCSW-C, terapis hubungan di Baltimore.

Pelaku love bombing terasa seperti angin segar dibandingkan mantan pasangan yang tidak sesuai ekspektasi kita meskipun sebenarnya risikonya lebih tinggi.

"Love bombing adalah salah satu dari banyak gerakan yang digunakan pelaku untuk mencoba menghilangkan rasa kekuatan, kendali, dan kekuatan pasangannya sebagai individu," ujar Elena Welsh, PhD, psikolog klinis berlisensi.

Mereka akan memaksa kita menghabiskan lebih sedikit waktu dengan orang lain untuk mengasingkan dari orang lain atau memberikan tekanan emosional dengan menggunakan pesona, kejutan romantis, atau kecemburuan.

Agar tidak menjadi korbannya, pastikan kita mengenal tanda-tanda love bombing sejak awal.

Seperti apa?

Komunikasi intens

Pelaku love bombing akan membanjiri kita dengan chat, telepon, DM dan berbagai bentuk komunikasi lain.

Mereka akan berusaha menghubungi tanpa henti bahkan ketika kita sedang bekerja, berkunjung ke rumah orangtua bahkan meninggalkan komentar di berbagai unggahan di media sosial.

"Jika pasangan Anda merasa terhina ketika Anda bersenang-senang tanpa mereka atau menyiratkan bahwa Anda tidak menghormati mereka jika Anda tidak terus-menerus melapor, ini adalah tanda bahaya," pesan Kimberly Perlin, LCSW-C, pekerja sosial klinis berlisensi terlatih trauma di Maryland.

Menurutnya, ini menandakan mereka berusaha mengambil kebebasan dan mengisolasi kita melalui perilaku pengendalian.

Perilaku ini  menunjukkan bahwa mereka mencoba memanipulasi dengan membangun rasa cinta dan kepercayaan secara kilat untuk menghilangkan batasan pribadi kita atau memicu rasa kewajiban.

Mereka berusaha membuat kita bergantung dan terbiasa dengan berbagai hal ekstra tersebut sehingga kehilangan kemandirian.

Merendahkan kita

Hubungan bernuansa love bombing biasanya akan diawali dengan pujian berlebihan dan rayuan manis.

Pelaku berusaha mempercepat komitmen yang terjalin tanpa mempertimbangkan kecocokan lebih jauh.

Namun setelah beberapa waktu, perhatian tersebut akan berubah menjadi kemarahan, kecenderungan posesif atau mengendalikan, atau kekerasan.

Pelaku love bombing akan merendahkan kita dengan memunculkan perasaan bersalah ketika tak bisa menghabiskan waktu selalu dengannya atau memenuhi keinginannya setelah segala pujian yang diberikannya.

"Meskipun mungkin ada sedikit perubahan perilaku saat 'fase bulan madu' berakhir, itu tidak akan sedramatis perubahan mendadak yang biasanya terjadi setelah love bombing," tambah Dr Welsh.

Namun love bombing membuat hubungan tersebut terasa mencekik sehingga kita tidak nyama.

Kita mungkin mendapati merasa wajib selalu bersama pasangan dan terpaksa mengabaikan sahabat, keluarga hingga pekerjaan.

“Jika Anda mulai dengan mengomunikasikan keinginan atau batasan dengan jelas dan itu diabaikan, bahkan secara halus, itu pertanda bahaya jika tingkat kasih sayang atau perhatian mungkin merupakan love bombing," kata Dr. Welsh.

Tanda-tanda peringatan lain termasuk perubahan perilaku yang tiba-tiba ketika kita meminta lebih banyak ruang pribadi termasuk sikap menarik diri, marah, mengancam, mengendalikan atau kekerasan.

Hubungan terasa sangat intens

Hubungan yang terlalu intens sehingga terasa tidak sehat bisa menjadi tanda jika kita jadi sasaran love bombing.

Kita merasa terikat dengan berbagai hal secara berlebihan dan cepat sehingga tidak sempat mengenal pasangan seutuhnya.

Ketika pelaku love bombing kemudian menunjukkan perilaku yang bermasalah, kita kemudian menyalahkan diri sendiri atau menganggapnya sebagai insiden yang tidak disengaja.

Jenis hubungan ini membuat kita berusaha memberikan toleransi pada sisi buruk pasangan karena berkaca pada sisi baik yang pernah terlihat di awal.

“Dalam hubungan, sering kali ada masa pacaran yang singkat dan intens diikuti oleh keinginan untuk segera meresmikan dan memperdalam komitmen,” kata Reagan.

“Jika orang itu tampaknya sangat mencintai Anda beberapa hari atau minggu setelah Anda bertemu untuk pertama kalinya, atau jika Anda bertanya-tanya bagaimana perasaannya terhadap Anda ketika mereka tidak mengenal Anda dengan baik, itu adalah bendera merah."

Perhatikan respon dari orang sekitar kita ketika mereka menilai hubungan tersebut berjalan terlalu cepat.

Alih-alih bersikap defensif, cobalah mengambil kesempatan untuk bertanya tentang kekhawatiran mereka.

"Dapatkan masukan dari banyak orang di sistem pendukung Anda, dengarkan baik-baik apa yang mereka katakan, dan kemudian renungkan bagaimana perasaan Anda tentang kecepatan atau sifat hubungan Anda," ujar Reagan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/11/30/091812420/arawinda-mengaku-kena-love-bombing-kenali-tanda-tandanya-sejak-awal

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke