Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pria Jangkung Berisiko Terkena Kanker Prostat Agresif

KOMPAS.com - Tinggi badan pria rupanya memiliki kerentanan terhadap sejumlah gangguan kesehatan, termasuk risiko kanker prostat.

Menurut penelitian yang diterbitkan di BMC Medicine pada tahun 2017, pria yang lebih jangkung memiliki risiko terkena kanker prostat agresif.

Dalam studi tersebut, para peneliti menganalisis tinggi badan, indeks massa tubuh (IMT) dan lingkar pinggang dari lebih 140.000 pria yang berpartisipasi.

Selama 14 tahun, penelitian tersebut mencatat data dari peserta penelitian yang menderita kanker prostat dan seberapa banyak yang meninggal akibat penyakit tersebut.

Pria yang turut serta di dalam penelitian ini seperlimanya memiliki tinggi badan rata-rata 182 cm, sedangkan pria lainnya memiliki tinggi badan lebih pendek rata-rata sekitar 164 cm.

Berdasarkan penelitian itu, pria tinggi 54 persen berisiko terkena kanker prostat agresif, dan 43 persen meninggal akibat penyakit tersebut.

Peneliti juga menyebutkan bahwa setiap tambahan 10 cm tinggi badan, risiko kanker prostat agresif juga meningkat sebesar 27 persen dan mengalami kematian sekitar 17 persen.

Melansir laman Menshealth, berikut beberapa hal yang menyebabkan pria tinggi memiliki risiko kanker prostat agresif. 

1. Lingkar pinggang

Faktor risiko tersebut rupanya berkaitan dengan tinggi badan seorang pria dan juga lingkar pinggangnya.

Para peneliti mengatakan semakin tinggi seorang pria, maka ukuran lingkar perut atau pinggang kemungkinan juga dapat meningkat.

Faktor lingkar pinggang ini pula yang kemungkinan besar berperan dalam meningkatkan risiko gangguan prostat.

Pasalnya lingkar pinggang dapat menjadi pertanda bahwa tubuh menyimpan lemak berlebihan.

Lemak tersebut dapat berkontribusi dalam pembentukan dan pertumbuhan sel kanker karena dapat memicu peradangan.

2. Faktor genetik

Tinggi badan seorang pria ditentukan juga oleh faktor genetik dan nutrisi di awal kehidupan. Keduanya berperan penting dalam perkembangan kanker prostat.

Contohnya dapat dilihat pada pria tinggi yang secara genetika memiliki growth factor-1. Growth factor-1 ini merupakan protein yang berperan dalam pertumbuhan terutama di masa kanak-kanak.

Kata peneliti, growth factor-1 tersebut dapat memicu pertumbuhan sel kanker.

Sementara pria yang lebih tinggi biasanya memiliki lebih banyak sel di dalam tubuh, sehingga meningkatkan peluang untuk pertumbuhan sel kanker di luar kendali.

Meski pria tinggi berisiko mengembangkan kanker prostat, namun bukan berarti risiko tersebut tidak bisa ditekan atau diminimalisasi.

Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko tersebut adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat.

Misalnya dengan memperbanyak konsumsi makanan dengan gizi seimbang, membatasi minum alkohol, berhenti merokok dan berolahraga dengan intensitas sedang setidaknya 150 menit dalam seminggu.

Cara-cara tersebut merupakan langkah yang paling ideal untuk mencegah pembentukan sel kanker apapun, termasuk prostat.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/12/21/131126820/pria-jangkung-berisiko-terkena-kanker-prostat-agresif

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke